Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Bimas Kristen Kanwil Kemenag DIY Gelar Seminar Bagi Guru PAK Se-Yogyakarta




Yogyakarta, eBahana.com — Demi meningkatkan kualitas ajar para guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) se-DI Yogyakarta, Bimas Kristen Kanwil Kementrian Agama DI Yogyakarta menggelar seminar motivasi di Aula gedung Kanwil Kementrian Agama DIY (07/09/2023).

Seminar yang menghadirkan pembicara tunggal Dr. Pramudianto, S.Th., S.E., M.Min., MM., PCC., ini mengangkat tema Teacher as a Coach. Pada kesempatan tersebut sekitar 115 guru PAK diajak untuk tidak sekadar mengajar, melainkan memiliki visi yang jelas dalam mengajar anak didiknya.

“Selama ini mungkin menjadi orang yang banyak berbicara, tetapi tidak membuktikan bahwa dirinya meyakini Tuhan sebagai Allah dan Juruselamat yang hidup. Oleh karena itu, ketika diminta untuk menjadi teladan, kita merasa kesulitan untuk membuktikannya. Akhirnya kita hanya berkata-kata dan tidak membuat suatu perubahan bagi peserta didik atau orang-orang di sekitar kita,” ungkapnya.

Para guru PAK antusias mengikuti acara seminar motivasi hingga usai.

Melalui seminar kali ini Pramudianto membagi pengalamannya, tentang bagaimana mengajar anak didiknya seperti sorang pelatih, tanpa memarahi, melarang, dan memerintah. Hal ini juga pernah ia terapkan kepada anaknya sendiri. Semua itu ia tuangkan dalam buku Jesus As A Coach yang diterbitkan oleh Andi Offset.

“Buku ini sudah cetakan ke-3 dalam kurun waktu dua tahun. Yang membeli kebanyakan bukan orang Kristen, melainkan teman-teman dari iman dan kepercayaan lain. Mereka pun mengatakan ‘Gila lo. Yeususmu keren banget. Yesus-mu punya kata-kata yang mampu menarik orang untuk mengikut dia.’”

Dari hasil penelitiannya, Pramudianto menemukan beberapa mindset seorang guru yang belum sesuai. “Pertama, tidak semua guru yang mampu dan mau menanggung risiko yang dalam melakukan perubahan sendiri tanpa diminta atau tanpa ada petunjuk teknis. Kedua, banyak guru yang bekerja berdasarkan perintah dan program, belum memaknai merdeka belajar. Menunggu perintah. Ketiga, guru belum kuat menangkap energi perubahan. Menunggu orang lain berubah, baru setelah itu berubah. Pada hal lingkungannya sudah terjadi perubahan yang luar biasa. Keempat, guru banyak yang tajut melakukan hal baru karena sistem pengawasan dan jalur karier belum bertransformasi.”

Dalam seminar kali ini, Pramudianto mengajar para guru untuk meloncat, tetapi tidak mudah terjatuh yaitu dengan Leap Strategi. Sesungguhnya strategi ini sudah Yesus lakukan kepada para pengikutnya. Barang siapa mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya sendiri, memikul salibnya, dan mengikut Aku (Mat. 16:24).

“Menyangkal diri artinya mau mengosongkan diri (unlearn). Memikul salib artinya belajar lagi sebagaimana kita belum tahu. Meyakini bahwa yang kita pelajari bermanfaat buat masa depan kita (learn). Dalam proses ini membutuhkan pengorbanan dan semangat. Mengikut aku artinya menjelajahi, bereksperimen hal baru (relearn). Cepat gagal, tetapi juga cepat belajar. Jaga rasa keingintahuan kita agar cepat belajar melampaui tujuan dan mampu berselancar di atas perubahan.”

Sri Gunarti Sabdaningrum menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pramudianto

Acara yang diabawakan secara interaktif ini, membuat para peserta merasa belum puas dengan apa yang disampaikan Pramudianto. Para peserta pun berharap acara ini dilanjutkan dengan training agar lebih mudah ditangkap dan dipraktikan.

Pada kesempatan tersebut Pembimas Kristen Kemenag DIY, Sri Gunarti Sabdaningrum M.PdK, menyampaikan bahwa tujuan acara ini untuk meningkatkan semangat dan kualitas para guru PAK dalam mengajar. “Dengan kegiatan ini harapannya mereka menyadari passion-nya sebagai guru yang mendidik anak-anak dengan hati sehingga anak-anak juga bisa menghargai gurunya sesuai dengan karakter Kristus,” ungkapnya. Naf



Leave a Reply