Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Mengolah Kasih Menjadi Berkat




“Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat” (Wahyu 2:3-5).

Tuhan adalah kasih. Dia menciptakan kita sebagai makhluk yang memerlukan kasih dan menyebarkan kasih. Oleh karena itu, kita akan memiliki hidup sesungguhnya ketika menyadari bahwa kita dikasihi dan hidup senantiasa menyebarkan kasih. Dua hal ini adalah kebutuhan mutlak setiap manusia. Berdasarkan kebenaran ini, kasih seharusnya menjadi perhatian utama dalam hidup kita. Kita tidak bisa mengalami kepuasan penuh ketika segenap aspek dalam hidup kita tidak melibatkan kasih.

Kita sering berpikir bahwa yang terpenting adalah tindakan yang kita lakukan. Kita hanya berfokus pada sisi
yang bisa kita lihat, seperti berapa lama kita melakukan suatu pekerjaan, berapa banyak kita memberikan sesuatu, dan sebagainya. Akibatnya, kita sering lupa bahwa semua tindakan kita senantiasa didasarkan pada apa yang ada dalam hati kita. Tuhan menganggap apa yang ada dalam hati kita lebih penting daripada tindakan kita. Oleh karena itu, kasih adalah dasar dalam melakukan segala sesuatu.

Ayat tersebut menyatakan bahwa orang yang terlihat melakukan banyak hal luar biasa bagi Tuhan bisa dianggap melakukan hal yang salah karena melakukannya tidak berdasarkan kasih. Mari kita mengevaluasi diri kita. Apakah setiap aspek dalam hidup kita sudah berdasarkan kasih?

Sering kali, kita berpikir bahwa kasih hanyalah dasar ketika kita melakukan pelayanan. Jadi, kasih dianggap
bukanlah dasar aktivitas pekerjaan/ bisnis. Kenyataannya, pekerjaan/bisnis yang berhasil selalu berdasar pada
kasih.

Orang yang mencintai pekerjaannya akan bekerja dengan penuh semangat. Mereka tidak memerlukan banyak
pengawasan karena memang mencintai pekerjaan mereka. Jadi, mereka bekerja bukan karena diawasi, tetapi karena mengasihi pekerjaannya. Banyak bisnis sukses dimulai dari hobi. Apakah Anda belum mempunyai pekerjaan yang baik? Sebaiknya Anda mulai memikirkan bisnis yang berdasarkan pada hobi Anda.

Kita harus belajar mencintai apa yang kita kerjakan supaya kita bisa optimal. Ketika tidak mencintai pekerjaan kita, kita harus berusaha mencintainya. Jika sudah berusaha, tetapi ternyata kita tetap tidak bisa mencintai pekerjaan tersebut, mungkin kita harus berpikir untuk mencari pekerjaan yang baru.

Kasih juga seharusnya dijadikan dasar untuk melakukan penjualan produk. Salah satu kunci sukses melakukan penjualan adalah menyentuh emosi calon pembeli. Produk yang kita jual haruslah dipersepsikan sebagai produk yang menunjukkan kasih atau rasa sayang. Untuk produk (baik barang atau jasa) seperti ini, biasanya orang tidak terlalu melihat harga. Ini karena mereka berpikir bahwa semakin mahal produk yang mereka beli,
semakin besar rasa sayang yang mereka tunjukkan kepada si penerima.

Orang yang menawarkan mainan anak sering kali berkata, “Sayang anak, sayang anak.” Secara tidak langsung,
ini mengatakan bahwa membelikan mainan yang ditawarkan adalah wujud rasa sayang kepada anak.

Agen asuransi mengerti benar hal ini. Semua produk asuransi yang dibeli seseorang adalah perwujudan dari
rasa sayang kepada keluarga mereka. Pendekatan penjualan yang menggugah rasa sayang ini diperlukan karena manusia sebenarnya adalah makhluk kasih.

Ingat! Segala hal yang terlihat hebat di luar jika tidak dilandasi dengan kasih, tidak ada artinya di mata Tuhan.

 

Benny Santoso, M.Com. CFP®
Financial Planner, Direktur PlusPartner® Consulting
Penulis buku All about Money



Leave a Reply