Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Yesus dan Politik (Part VI)




eBahana.com – PENGORGANISASIAN

Setelah melakukan kerja-kerja pelayanan di daerah Galilea, Yesus sudah menganggap penting dan butuh kawan dalam melakukan pelayanan. Dia tahu keberadaan-Nya di dunia dibatasi oleh durasi waktu. Yang menjadi pertanyaan siapa orangnya, dari golongan mana ia berasal?

Ternyata yang diangkat menjadi murid  Kristus bukan dari golongan ningrat dan terpelajar tapi berasal dari status sosial yang sangat rendah. Dan Dia mengangkat murid itu tidak 12 murid sekaligus tetapi bertahap. Seseorang yang diangkat menjadi murid yang pertama adalah 2 bersaudara yang namanya Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, mereka itu seorang nelayan.

Apa yang Yesus sampaikan supaya kakak beradik itu mau menjadi muridNya, “Mari ikutlah Aku dan kamu akan Ku jadikan penjala manusia.” Yesus mengajak mereka tidak menggunakan kalimat-kalimat yang indah-indah tetapi justru menggunakan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami. Kata, “Dan kamu akan Ku jadikan penjala manusia, kalimat ini memang terasa aneh dan tidak lazim karena jala itu dipakai untuk menjala ikan tetapi oleh Yesus kata ini digunakannya untuk manusia. Mengapa Ia menggunakan kata ini untuk menarik Simon dan Andreas supaya ikut Dia. Kata, “Kamu akan Ku jadikan penjala manusia.” Dalam dunia politik disebut propaganda untuk menarik simpatik orang lain sehingga menjadi tertarik dan ikut bergabung. Dan mungkin kalimat itu yang membuat  mereka langsung yakin dan percaya pada-Nya sehingga tidak menjawab apa pun tetapi langsung berdiri dari perahu lalu mengikut-Nya. Tetapi bukan hanya itu saja namun bisa saj aSimon dan Andreas sudah mengenal-Nya atau minimal mendengar nama Dia sebelum Dia menghampiri mereka. Jika dipikir dengan logika manusia apabila nama Yesus belum tersiar di sana tidak mungkin. Tetapi kata, “Sejak waktu itu Yesus memberitakan,” Bertobatlah, sebab kerajaan Surga sudah dekat.” Tidak menutup kemungkinan mereka mendengar pemberitaan yang dibawa-Nya. Dan itu yang menjadi salah satu indikator mengapa mereka berdua tidak berpikir panjang langsung mengikuti Dia.

“Dan setelah Yesus pergi dari sana dilihat-Nya pula dua orang bersaudara yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus sedang membereskan jala dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya lalu mengikuti Dia.”

Yang menarik dan harus kita cermati di sini adalah 4 murid-Nya yang pertama adalah masing-masing bersaudara dan mereka berempat adalah berlatar belakang seorang nelayan atau seorang penjala ikan. Apakah istimewanya dengan seorang nelayan bagi Kristus sehingga keempat murid utama-Nya itu berasal dari background yang sama.

Alasan mengapa Ia mengambil 4 orang nelayan di atas untuk menjadi murid yang pertama dan utama karena daerah Galilea sebagian besar berprofesi sebagai nelayan sehingga untuk pengorganisasian dan agitasi terhadap masyarakat tentang kerajaan Allah kepada masyakat Galilea akan lebih mudah terealisasi. Di samping itu dengan adanya orang lokal yang ikut terlibat di dalam proses melakukan pendidikan dan pengajaran serta pengorganisasian akan cepat karena empat orang murid-Nya tersebut yang akan menjadi ujung tombaknya dalam kerja kerja pelayanan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Kalau ingin terjun ke dalam dunia politik atau menjadi politikus harus mau belajar dari proses Yesus di dalam mencari 12 murid khususnya 4 murid-Nya yang pertama dan utama yaitu Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya serta Yakubus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya.

Pengorganisaian yang dilakukan oleh Yesus berbasis keluarga karena di dalam suatu sistem atau struktur masyarakat yang paling bawah adalah keluarga. Dan sejak Adam dan Hawa masih di taman Eden Dia telah melembagakan keluarga. Oleh karena untuk tujuan apapun jika berhasil mengorganisir keluarga satu dengan yang lain menjadi satu organisasi maka akan tercapai semua tujuan termasuk politik. Sebab ketika keluarga satu dengan yang lain sudah terorganisir dan membentuk satu organisasi yang berideologi kekuatannya menjadi dahsyat.

Mengapa di Indonesia untuk berpolitik dan berdemokrasi dengan biaya tinggi karena organisasi mereka hanya organisasi prosedural, mengapa demikian? Karena ideologi pancasila hanya sebagai jargon politik saja. Konstituen mereka tidak pernah diberikan pendidikan politik, di samping itu organisasi politik tidak mempunyai jumlah anggota yang jelas dan terukur yang tercatat dalam buku anggota organisasi politik. Karena mereka datang ke masyarakat hanya setiap 5 tahun sekali pada saat mau pemilu, pilkada, pilgub dan pilpres.

Sebagai politikus Kristiani apakah mereka juga melakukan hal yang sama dengan politikus yang lain yang bukan pengikut Kristus. Yaitu mendekati konstituen hanya setiap 5 tahun sekali. Kalau ingin menjadi politikus, seorang Kristiani harus mau belajar dari bagaimana Kristus itu mencari 12 murid khususnya 4 murid utama. Markus Sulag

 



Leave a Reply