Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Tidak Menggunakan Haknya




eBahana.com – 1 Korintus 9:12, 14 (TB) Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus.

Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.

Nehemia 5:14-15 (TB) Pula sejak aku diangkat sebagai bupati di tanah Yehuda, yakni dari tahun kedua puluh sampai tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta jadi dua belas tahun lamanya, aku dan saudara-saudaraku tidak pernah mengambil pembagian yang menjadi hak bupati.

Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang mendahului aku, sangat memberatkan beban rakyat. Bupati-bupati itu mengambil dari mereka empat puluh syikal perak sehari untuk bahan makanan dan anggur. Bahkan anak buah mereka merajalela atas rakyat. Tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah.

Tak bisa dipungkiri bahwa kecenderungan setiap kita adalah lebih sering mengutamakan atau menggunakan hak kita dibandingkan untuk mengutamakan atau melakukan kewajiban kita.

Ada 2 tokoh Alkitab yang ternyata lebih memilih tidak memakai haknya atau bagiannya dan lebih mengutamakan untuk fokus kepada apa yang menjadi tanggung jawabnya. Bahkan untuk mencukupi penghidupannya sehari-hari, mereka harus bekerja ekstra dan tidak memakai sepeserpun dari bagian yang seharusnya ia bisa dapatkan.

Pertama, Nehemia yang menjadi seorang Bupati atas daerah di Yehuda yang saat itu Bangsa Israel sudah ditawan Babel, dan Raja Arthasasta mengangkat juru minumnya itu untuk membangun kembali Israel yang sudah runtuh dan berhasil.

12 tahun lamanya ia tidak mengambil hak sebagai seorang Bupati di tanah Yehuda. Dia terus mengusahakan kesejahteraan dari bangsa yang ia pimpin. Di mana Bupati sebelumnya sangat memberatkan penduduk Yehuda atas pajak daerah yang harus dikumpulkan.

Tapi saat Nehemia menjadi pemimpin ternyata tak sepeserpun ia mengambil jatah seorang Bupati. Dan bukan hanya dia, seluruh anak buahnya diperintahkan untuk melakukan hal yang sama seperti dirinya lakukan.

Padahal setiap hari ada tanggungan yang harus ia keluarkan untuk mencukupi operasional perjalanan pemerintahannya dan semua itu dibebankan atas kantungnya sendiri.

Andai pemerintah kita bisa bersikap seperti itu, bukankah bangsa kita akan cepat menjadi lebih maju? Gajinya dan seluruh operasionalnya justru dikembalikan lagi ke negara?

Jadi teringat dengan Mohammad Hatta yang waktu itu dirinya seorang Wakil Presiden, yang untuk beli sepatu kesukaannya, Sepatu Bally, tapi sampai matinya ia tidak memiliki sepatu tersebut. Dia hanya memiliki potongan iklan sepatu itu saja di dalam dompetnya.

Kedua, adalah Paulus. Yang dalam kesehariannya untuk memberitakan injil ke bangsa-bangsa, dia juga memilih utk mendapatkan persembahan dari orang-orang yang dilayaninya. Sebab tertulis jika seorang melayani di tempat kudus-Nya Tuhan, maka ia pun bisa mendapatkan bagian dari persembahan yang ada di mezbah itu.

Tapi Paulus lebih memilih untuk tidak menggunakan haknya sedikitpun, asal Injil bisa cepat menyebar ke seluruh bangsa-bangsa. Bahkan untuk pemenuhan kebutuhannya sehari-hari bersama timnya, dia pun berprofesi sebagai tukang tenda.

Andai juga para Hamba Tuhan di dunia ini mampu bersikap seperti Paulus, mustahilkah Injil bisa menyebar sebegitu cepatnya? Injil terberitakan dan akhirnya sampai ke bangsa-bangsa yang belum pernah dengarkan Injil?

Tapi realita yang kita lihat di lapangan, bukankah kecenderungan kita, ternyata lebih suka mengambil lebih dulu hak kita dibandingkan melakukan kewajiban kita. Dan sikap seperti itu biasa saja. Tapi bagaimana dengan orang yang sikapnya bukan hanya ambil bagiannya, dirinya juga tak segan ambil bagian orang lain. Korupsi merajalela dan kita sudah merasa biasa karena sudah banyak pejabat bahkan para Hamba Tuhan sekalipun terjerat korupsi.

Jika sudah seperti itu, mungkinkah kita bisa mempercepat Kerajaan Allah hadir di bumi ini? Apakah mungkin kita hanya menghabiskan waktu untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, bahkan bukan hanya pemenuhan kebutuhan, pemenuhan keinginan dan bahkan nafsu pun tak akan terelakkan?

Berharap kita tidak mengambil sikap dan bertindak seperti itu. Melainkan bisa bertindak seperti Nehemia bahkan Paulus, yang meskipun punya hak atas jabatan atau pelayanan yg mereka miliki, tapi sikap mereka tidak memakai sedikitpun dari hak atau bagiannya itu. Bisakah kita bertindak seperti itu?

Sumber: https://alkitab.app/v/6ba3f05555b1



Leave a Reply