Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Padang Gurun, Sekolah Pencarian Pribadi




eBahana.com – Satu demi satu, dengan mengenakan topi dan toga, setiap anak-anak Bethesda Seminary International berbaris melintasi para dosen, mengambil ijazah dan melangkah menuruni tangga memasuki babak kehidupan berikutnya. Setiap mahasiswa sudah mulai sibuk bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai planning hidup selanjutnya. Jika kita pernah melewatinya, kita tahu bahwa itu terkadang menarik, tapi terkadang juga merupakan proses yang menyakitkan. Pada akhirnya mahasiswa memilih jurusannya masing-masing dengan arah masa depan yang berbeda-beda. Itulah rutinitas dari dunia perguruan tinggi. Allah juga punya sekolah. Apakah kita mengetahuinya? Disana tidak ada sesuatupun yang biasa-biasa. Sekolah itu tidak memiliki ruang kelas, laboratorium, atau lapangan sepakbola atau kantor. Sekolah itu tidak terdaftar dalam katalog manapun, majalah atau website. Tetapi sekolah ini adalah institusi belajar yang paling mendalam yang pernah dan harus kita ikuti.

Saya sedang mengacu kepada sekolah Allah di padang gurun. Saya berbicara mengenai kekeringan yang amat sangat dan seringkali merupakan kampus yang tandus dimana Allah menempatkan anak-anak-Nya, mempersiapkan mereka untuk suatu tugas yang khusus di dalam rencana-Nya. Ini adalah tempat yang sunyi: batu-batuan tidak rata, pasir yang tidak meninggalkan jejak, panas yang melemahkan hidup. Ada orang yang menghabiskan beberapa minggu dalam kesunyian itu. Yang lain berbulan-bulan tapi musa berjalan di tanah tandus itu selama empat puluh tahun. Empat puluh tahun, Anda sudah berapa lama?

Padang gurun dalam Bahasa Ibrani “Midbaar“. Itu berasal dari kata “dahbaar” yang memiliki arti “berbicara”. Dari akar kata itu penulis menyimpulkan bahwa padang gurun adalah tempat di mana Allah berbicara, tempat di mana Allah mengkomunikasikan pesan-pesan yang paling penting untuk kita. Masa padang gurun saya dan anda pasti tidak sama dengan masa padang gurun musa. Pengalaman padang gurun anda mungkin dengan merawat anggota keluarga yang sakit atau merawat orang tua anda masa yang amat lama. Anda merasa lelah, kering, jenuh kondisi itu membuat ruang gerak anda dibatasi. Bisa jadi luka-hati yang mendalam yang datang melalui pasangan anda yang tidak setia. Atau anak-anak anda yang memberontak. Bisa di suatu tempat di mana Anda mempunyai banyak teman dan ikatan keluarga yang baik sampai ke tempat yang terlihat aneh dan asing. Di mana Anda tidak dikenal siapapun, anda merasa terasing, tersisihkan. Penolakan oleh sahabat, kebosanan, pekerjaan yang tidak dihargai, atau sebuah batas yang menggilas Anda seperti sebuah beban yang berat dan kasar. Padang gurun mengenalkan banyak wajah. Bisa jadi penuh dengan orang-orang, namun kesepian. Bisa jadi hujan siang dan malam tanpa henti, namun tetap tandus. Bunga-bunga mungkin bermekaran, dan pohon-pohon mungkin bertunas disekitar anda, namun Anda masih saja merasa terisolasi. Apakah Allah tahu? Apakah Dia mengerti? Allah paham sangat baik. Dialah yang menaruh Anda di sana di sekolah-Nya.

Dalam kitab Ulangan 32:10, Roh Kudus menulis kata-kata tentang bangsa Israel “ didapatinya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman pedang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya”. Kata “Dia” dalam ayat ini adalah Allah, dan kata “dia” merujuk kepada orang-orang Ibrani. Tetapi saya mengajak Anda untuk menerapkan kata-kata Tuhan ini kepada diri kita sendiri. Taruh nama Anda di dalam ayat yang menyebut kata “dia”. “ didapatinya Anda di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman pedang belantara. Dikelilingi-Nya Anda dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya”. Tuhan yang membuat Anda berada dalam padang gurun itu, Allah mengetahui dengan persis pengalaman terbuang yang seperti apa yang anda butuhkan. Allah tahu tempat mana yang tepat dimana keriuhan hidup harus didiamkan. Dan di sanalah kita mampu mendengar suara-Nya. “Auman padang belantara “.

Allah tahu kedalaman setiap hati kita, Dia memahami apa yang diperlukan untuk membebaskan kita dari tongkat-tongkat penyangga yang menghalangi kita berlari dalam kehendak-Nya dan dari suara-suara yang menahan kita untuk mendengar petunjuk Firman-Nya dan kasih-Nya yang lembut. Tuhan mengetahui bagaimana mengatur kurikulum kita di sekolah padang gurun ini, membangun suatu kualitas karakter dalam hidup kita yang jika kita tidak mengikuti-Nya kita tidak dapat memperolehnya.

Bangsa Israel, di padang belantara Sinai, harus merasakan hal itu. Dan Musa di tengah-tengah kehidupan berada sangat jauh dari negeri yang ia kenal tidak ada kesempatan untuk kembali. Tetapi di tempat “padang gurun” Allah melakukan empat perkara indah kepada orang Israel dan juga kepada kita.

Pertama, Dia mengelilingi kita.

Kedua, Dia mengawasi kita.

Ketiga, Dia menjagai kita sebagai biji mata-Nya.

Bukankah itu sangat indah? Pada saat Anda memikirkan hal itu, Anda pasti menyadari bahwa biji mata Anda adalah bagian yang paling terlindungi di seluruh tubuh Anda. Anda tidak akan membiarkan seorangpun menyentuhnya bukan. Anda merawatnya dengan sangat baik, Anda mengamankannya dari sinar matahari. Dan apabila ada benda kecil yang menyentuh membrannya, Anda mengambil langkah yang paling cepat untuk mengeluarkannya dari mata Anda. Di padang gurun, Anda adalah biji mata Allah. Untuk membuat Anda takjub, Anda akan mendapati bahwa Allah tidak membiarkan atau meninggalkan Anda, Allah memperhatikan Anda setiap waktu. Biarlah pikiran itu membuat Anda menjadi semangat, berani jika Anda menemukan diri Anda ada di padang gurun hari ini. Catatlah dua ayat yang mengikuti ayat 10, laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah Tuhan sendiri menuntun dia ..” (ayat 11-12).

Hal keempat, yang Allah lakukan adalah menuntun kita.

Tidak peduli apakah kita mengetahuinya atau tidak, merasakannya atau tidak, bahkan kita percaya atau tidak. Allah tidak menarik tangan-Nya dari hidup Anda. Anda akan merasa ditelanjangi dan diamat-amati di tanah yang kosong itu, namun sebelum itu Dia mengembangkan sayap-Nya untuk menaungi Anda. Anda dilindungi dalam naungan Allah Mahatinggi. Perhatikan kata kecil “sendiri” dalam ayat 12 Dia sendiri yang menuntun Anda, tidak ada orang lain yang menuntun Anda di padang gurun. Kita tidak mengetahui kapan (atau bilamana) Anda akan keluar dari padang gurun. Namun Alkitab sendiri yang memberitahukan kepada kita bahwa Dia sendiri yang menuntun kita. Anda dipilih, Anda dipesan dan Anda dituntun untuk Allah sendiri.

Oleh Pdt. Wijaya Naibaho B.Th, Penulis Blog, Pengajar Online, Pegiat Anak, dan Pecinta Buku.



Leave a Reply