Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Situasi di Taman Getsemani dan Wabah Virus Corona




eBahana.com – Tuhan Yesus sudah tahu jika tugas-Nya sudah akan selesai dan harus kembali kepada Allah Bapa yang mengutus Dia. Sebagai Pribadi yang terdiri dari darah dan daging Yesus juga mengalami ketakutan, maka Ia mengajak murid-murid untuk berdoa kepada Allah di taman Getsemani. Di dalam doa-Nya Dia mengeluarkan semua isi hati dan perasaan-Nya, dengan mengatakan: “Kalau boleh cawan ini berlalu dari pada-Ku.” Hal ini terkandung maksud bahwa Dia secara manusia tidak siap menghadapi kematian yang sudah menanti-Nya. Kata ‘kalau boleh’ sudah jelas memberikan gambaran kematian itu juga dianggap sangat berat. Sebab kematian Dia itu bukan kematian biasa tetapi adalah kematian luar biasa karena membawa misi khusus dari Allah untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa.

Cawan itu adalah persoalan dan problematika yang ada dalam diri-Nya yang harus Ia tanggung yang membuat-Nya tidak sanggup melaluinya. Kata ‘berlalu dari pada-Ku’ adalah suatu permintaan dari Dia kepada Allah supaya membuang cawan yang Dia tanggung. Namun perkataan itu bukan berarti Ia mau lari dari tanggung jawab yang diberikan Allah kepada-Nya, tetapi karena Allah memang menghendaki jika Dia yang harus melakukan tugas tersebut Ia tetap melakukan seperti yang Allah mau. Oleh karena mengalami ketakutan menghadapi kematian, yang seharusnya mengalir tetesan keringat tetapi yang keluar dari kepala-Nya Yesus menjadi tetesan darah. Di tengah-tengah Yesus berdoa kepada Allah karena menghadapi persoalan yang mendera-Nya tepi para murid justru tertidur, padahal Dia menyuruh untuk berjaga-jaga. Ketika Dia melihat para murid yang seharusnya ikut serta berdoa bersama dan berjaga-jaga tetapi ternyata didapatinya mereka sedang tertidur. Apabila Ia mau marah tentu sangat wajar namun Ia tidak melakukan-Nya tetapi justru menyuruhnya tidur. Mengapa mereka tertidur saat diajak doa dan disuruh berjaga-jaga oleh Yesus di Getsemani?

Ada 2 faktor, mengapa mereka bisa tertidur pada saat doa di Getsemani?

Faktor pertama, mereka kelelahan karena perjalanan jauh dari mana Dia terakhir melayani sampai ke Getsemani. Kelelahan yang dialami mereka itu sangat manusiawi sehingga Ia sangat memakluminya. Karena lelah itu jelas tidak akan bisa konsentrasi untuk diajak berdoa kepada Allah.

Faktor kedua adalah perbedaan paradigma antara Yesus dan para murid-Nya tentang kemesiasan-Nya dan kedatangan-Nya ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Paradigma yang berbeda itulah yang membuat mereka tidak mempunyai komitmen untuk berjaga-jaga dan berdoa kepada Allah.

Situasi dan kondisi yang dialami Yesus ketika di Getsemani sebab saat dan waktunya hampir tiba untuk menghadapi salib dan menghadapi kematian sama dengan masyarakat dunia saat ini dalam menghadapi virus Corona yang di dalamnya juga ada para pengikut Kristus. Mereka juga mengalami ketakutan dan kekhawatiran tertular atau terpapar virus Covid-19 sebab virus tersebut sangat ganas dan ribuan orang menjadi korbannya. Ketakutan kekhawatiran itu manusiawi tetapi kita harus berbeda dari mereka yang bukan pengikut Kristus karena kita mempunyai Roh Kudus sebagai penghibur dan penolong serta penopang kehidupan kita dan tidak kalah pentingnya juga mempunyai penyelamat yaitu Kristus.

Karena kita itu adalah pengikut-Nya maka hendaklah mau meneladani Dia pada saat Ia menghadapi persoalan yaitu berdoa kepada Allah. Sebab hanya dekat Allah saja kita menjadi tenang sebab dari pada-Nyalah kita diselamatkan.

Oleh Markus S.



Leave a Reply