Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Samuel Saputra & Inawati Budiono 16 Tahun Gelar Homeschooling




eBahana.com – Sebagian besar sekolah saat pandemi Covid-19, tidak siap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pendidikan daring, di mana siswa belajar sepenuhnya dari rumah. Salah satu lembaga pendidikan yang sudah siap melaksanakan pembelajaran saat pandemi adalah Destiny Institute Salatiga karena sudah lebih dari 12 tahun melaksanakan program homeschooling community.

Beralamatkan di Jalan Aliwijayan, Pengilon, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, sekolah yang menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar pembelajaran itu, mengadopsi kurikulum pendidikan dari Amerika Serikat.

Home Schooling Community (Sekolah Rumah Komunitas) Destiny Institute Salatiga, melayani pendidikan pada level SD, SMP, dan SMA. Pendidikan yang diterapkan tidak berbeda dengan slogan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, yakni ”Merdeka Belajar”. Ya, program pendidikan yang dilaksanakan Destiny Institute Salatiga, memberikan kebebasan belajar siswa dalam belajar, tapi dengan koridor kurikulum yang ada. Guru diidentikkan dengan supervisor, di mana supervisor utama adalah orang tua.

Dengan program homeschooling yang ada, siswa dan orang tua bisa menentukan sendiri materi pembelajaran yang ingin dipelajari. Modul-modul belajar sudah disiapkan, yang setiap saat bisa dipelajari siswa. Dengan sistem ini, siswa dan orang tua, juga bisa menyesuaikan serta menentukan sendiri waktu liburan. Waktu belajar dapat dipercepat sebelum liburan atau belajarnya dirapel setelah liburan selesai. Dengan program yang ada, siswa dari luar kota atau kabupaten/kota lain, bahkan dari provinsi lain, dapat belajar atau menuntut ilmu di Destiny Institute Salatiga. Intinya pembelajaran yang dilakukan fleksibel, di mana siswa atau anak yang menentukan sendiri keinginan belajar mereka. Sebelum pandemi, homeschooling sudah pasti dilaksanakan di rumah. Namun Destiny Institute tetap menyediakan meja khusus belajar (tanpa kelas) kepada siswa di sekolah. Siswa hanya berinteraksi dengan guru, ketika mengalami kesulitan baik terkait pembelajaran atau persoalan lainnya.

Siswa bisa bermain sambil belajar dan lainnya. Tidak ada pekerjaan rumah, sehingga di luar waktu belajar, dipakai untuk berinteraksi. Selama masa pandemi Covid-19, Destiny Institute memperkuat jaringan internet, agar komunikasi via google classroom atau zoom meeting lebih lancar.

Samuel mengungkapkan, meskipun mengadopsi pendidikan Amerika, semangat cinta Tanah Air dan kebangsaan tetap ditanamkan di Destiny Institute. Peringatan Kemerdekaan RI dan peringatan Hari Pahlawan serta lainnya selalu dilaksanakan. Sekolah itu juga menanamkan semangat kebinekaan pada siswa sebagai ciri khas Indonesia.

Dia juga menceritakan awal berdirinya Destiny Institute, sebagai pengalaman pribadi dalam mendidik anak sendiri, melalui program homeschooling, lebih dari 16 tahun lalu. Setelah melewati program homeschooling, anak pertama Samuel melanjutkan studi ke Amerika dan studi lanjut lagi di Tanah Air.

Sumber: https://www.suaramerdeka.com/news/nasional/242386-16-tahun-gelar-homeschooling



Leave a Reply