Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Menag Ajak Gereja Toraja Pelihara Kerukunan Bangsa




Toraja, eBahana.com – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas hadir dalam Sidang Sinode AM XXV Gereja Toraja secara virtual. Hadir pula Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury secara langsung di Tongkonan Gereja Toraja, Sulawesi Selatan. Selain mengapresiasi pelaksanaan Sidang Sinode Am ke-25 Gereja Toraja, dalam sambutannya, Menag juga berharap pelaksanaan persidangan tersebut dapat memutuskan program-program strategis yang dapat menjawab tantangan dan kebutuhan umat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menag Yaqut menyampaikan, saat ini umat beragama memiliki tantangan yang tidak ringan. Beberapa tahun terakhir, berbagai persoalan kerukunan internal dan antarumat beragama kerap muncul menjadi perhatian publik. Beberapa kalangan bahkan menilai ini menjadi gejala disharmoni kehidupan keberagaman. Masalah tersebut, mulai dari ujaran kebencian di media sosial, hingga kekerasan dan diskriminasi atas nama agama. Ini menjadi tantangan setiap lembaga keagamaan, termasuk gereja.

Karenanya, Menag mengajak seluruh pihak untuk mengambil peran dalam merawat dan memelihara kerukunan bangsa.  “Berangkat dari kondisi masyarakat di atas, dalam kehidupan bergereja di tengah masyarakat maka kebijakan dan program kerukunan umat beragama kiranya menempati peran strategis dalam Sidang Sinode Am ke-25 Gereja Toraja. Peran tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam pembinaan bidang agama, yang diantaranya adalah meningkatkan kualitas hidup dan kerukunan umat beragama,” pesan Menag pada Senin (18/10) kemarin.

Merawat dan memelihara kerukunan, lanjut Menag, dapat teraktualisasikan ke dalam berbagai bentuk. Misalnya, bagaimana hidup berdampingan dengan orang yang berbeda keyakinan, menghormati hari-hari besar agama lain, menjamin kebebasan beribadat, dan tidak mudah terprovokasi untuk diadu domba dengan umat lain. “Ini adalah cara yang telah diwariskan para leluhur dan pendiri bangsa untuk meniscayakan kerukunan,” ungkap Menag.

Ia juga berharap agar para pendeta dan pelayan jemaat di lingkungan Sinode Gereja Toraja, mampu menjadi transformator, motivator dan inovator masyarakat di tengah keagamaan moralitas modern. Sekaligus, berperan sebagai benteng moral dan ilmu, para pendeta dan pelayan jemaat dituntut untuk dapat berperan aktif dan konkrit, serta solutif di tengah-tengah problematika sosial.

“Kita berkewajiban menjaga keseimbangan peran, antara tugas-tugas kerohanian dan hubungan bermasyarakat sehingga nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan dapat berjalan seiring dan sesuai dengan ajaran Tuhan,” tutur Menag.  (gloriadefretes)



Leave a Reply