Fakta Pembakaran Gereja Toraja Mamasa dan Cerdas Bermedia Sosial
Jakarta, eBahana.com
Akhir-akhir ini media sosial diramaikan dengan informasi kasus pembakaran sebuah gedung
gereja milik Jemaat Gereja Toraja Mamasa (GTM) Jemaat Batang Uru Timur, Mamasa,
Sulawesi Barat (26/6/2021). Sangat disayangkan, banyak pengguna media sosial yang
kemudian meyakini bahwa kejadian tersebut bagian dari masalah intoleransi. Terlebih setelah
beberapa aktivis media sosial yang semakin menggiring isu ini sebagai masalah intoleransi,
dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) serta lembaga-lembaga peduli HAM tidak
bersuara atas “ketidakadilan” dimaksud.
Sejak informasi kejadian pembakaran ini diterima oleh PGI, kami telah mencari informasi
mengenai fakta sesungguhnya. Sebagaimana yang diberitakan oleh beberapa media daring dan
informasi di lapangan, bahwa pembakaran gereja ini dilakukan oleh warga gereja itu sendiri–
yang memiliki gangguan kejiwaan. Pihak kepolisian setempat telah memproses kasus ini
sesuai dengan prosedur yang berlaku, tanpa menemukan bukti-bukti yang menunjuk pada
keterlibatan pihak lain dan bermotif intoleransi. Pimpinan GTM turut membenarkan informasi
yang diperoleh PGI tersebut.
- Oleh karenanya, secara khusus kami mohon kepada warga gereja untuk:
Tidak mudah terprovokasi pihak-pihak yang menggunakan informasi tidak otentik
untuk kepentingan tertentu. PGI beserta mitra-mitra strategisnya tidak berkurang
komitmen untuk berpihak pada keadilan dan perdamaian serta mewujudkan
keutuhan ciptaan-Nya di rumah bersama ini. Karena demikianlah yang diamanatkan
oleh gereja-gereja anggota PGI (91 sinode) dalam setiap persidangannya. - Bersama-sama turut meningkatkan literasi cerdas bermedia sosial dalam
masyarakat kita, serta membangun budaya kritis-prinsipil, konstruktif-realitis
sebagai warga bangsa dan gereja. - Terus mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk
saling membangun (lih. Roma 14:19) sebagai anggota tubuh Kristus. Demi semakin
dimuliakannya nama Tuhan.
Demikian siaran pers ini kami sampaikan. (Philip S./PGI)