Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

BPBD Pacitan Rangkul GKJW Sosialisasi Potensi Tsunami Besar




Sosialisasi mitigasi bencana gempa dan tsunami (Foto: Purwo Sumodiharjo)

Pacitan, eBahana.com – BMKG mengingatkan potensi tsunami besar di selatan Pacitan. Itu mendorong bangkitnya kewaspadaan segenap kalangan, tak terkecuali pengelola tempat ibadah. Suasana ibadah pagi di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Pacitan tampak beda. Meski kebaktian sudah usai, namun jemaat tetap bertahan di dalam. Ternyata kegiatan dilanjutkan sosialisasi mitigasi bencana gempa dan tsunami.

Sedikitnya ada 7 orang petugas BPBD di dalam gereja. Tiga orang di antaranya berada di depan. Ketiganya bergantian memberikan paparan di hadapan puluhan jemaat. Petugas juga memperagakan teknik penyelamatan diri. Kegiatan yang berlangsung sekitar 3 jam tersebut tampak seru. Beberapa jemaat langsung mengangkat tangan saat narasumber memberi kesempatan bertanya. Pertanyaan pun beragam. Mulai dari fungsi Early Warning System (EWS) hingga sejarah kegempaan.

“Selama ini memang sering terjadi gempa di Pacitan. Dalam catatan BPBD, gempa paling besar yang terjadi pada skala berapa?” tanya jemaat bernama Yunawan (61), pada Minggu (19/9).

Menjawab pertanyaan tersebut, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Dianitta Agustinawati membeberkan sejumlah data. Termasuk di antaranya hasil penelitian para akademisi yang menyebut tsunami besar pernah melanda Pacitan saat zaman Belanda. Di sisi lain, lanjut Dianitta, letak geografis Kabupaten Pacitan memang berada di zona bahaya. Ini karena posisinya berdekatan dengan lempeng bumi. Yakni Indoaustralia. Pergerakan lempeng dapat menimbulkan potensi gempa dan tsunami. “Ya zaman dahulu namanya hanya gelombang tinggi. Belum disebut tsunami seperti sekarang. Tapi dalam sejarahnya konon di Pacitan pernah terjadi,” katanya.

BPBD pun mengapresiasi pihak gereja yang menginisiasi kegiatan sosialisasi tersebut. Harapannya, kesiapsiagaan akan semakin terbangun di antara elemen masyarakat Pacitan. Tak terkecuali di lingkungan keagamaan. Ketua Pelayan Harian Majelis Jemaat GKJW Pacitan Pendeta Sapta Wardaya mengatakan, pihaknya sengaja mengundang lembaga pemangku bidang kebencanaan. Tujuannya untuk menyosialisasikan pengurangan risiko bencana bagi jemaat. Di sisi lain mereka membutuhkan informasi yang benar dari lembaga berkompeten.

“Saat ini banyak sekali berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga kami pihak gereja berinisiatif untuk minta bantuan BPBD untuk menjelaskan yang sesungguhnya seperti apa,” ucap Sapta Wardaya.



Leave a Reply