Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Bangunan Tak Rampung, Jemaat GPM Duga Dana Diselewengkan




Ambon, eBahana.comm Belum rampungnya pekerjaan pembangunan gedung GPM Ebenhaezer Tawiri di Kecamatan Teluk Ambon yang telah memasuki tahun ke-12 menimbulkan berbagai tanda tanya di kalangan jemaat. Bahkan, ketidaksabaran pun semakin memuncak manakala laporan penggunaan anggaran sejak 2010–2021 yang dijanjikan akan disampaikan oleh panitia pembangunan kepada jemaat di akhir tahun lalu ternyata tidak ditepati.

Sejumlah warga jemaat pun berencana melaporkan hal itu ke BPK Perwakilan Maluku karena menduga dana aspirasi Anggota DPRD Provinsi Maluku Richard Rahakbauw (RR) yang besarannya mencapai  miliaran rupiah dalam mendukung pembangunan geraja Tawiri diselewengkan. Perlu diketahui, berdasarkan pantauan lapangan sejumlah bagian penting dari bangunan berukuran 38 x 28 meter persegi tersebut belum juga dikerjakan seperti pemasangan keramik, jendela dan pintu termasuk pagar yang sampai berita ini dipublish belum dikerjakan sama sekali.

Padahal tak sedikit dana yang dikucurkan guna mendukung pembangunan rumah ibadah tersebut baik dari kalangan jemaat, bantuan dari sejumlah pribadi maupun unsur Pemerintah berupa dana aspirasi. Akibat berlarut-larutnya penyelesaian bangunan dimaksud, jemaat setempat yang sejak lama memantau kondisi ini mulai mempersoalkannya. Salah satu jemaat yang meminta namanya tak dipublikasikan kemudian membeberkan sejumlah fakta diantaranya, soal bantuan warga jemaat dan sejumlah pihak yang tidak sedikit.

Ia mencontohkan bantuan semen sebanyak 600 sak dari seorang pejabat yang enggan ia sebut identitasnya. Bantuan tersebut mulai diterima panitia pembangunan gereja sejak tahun lalu. Kemudian, bantuan lainnya berupa mimbar dari salah satu jemaat lainnya yang saat ini berdomisili di Kota Sorong, Papua Barat. Ada juga, bantuan spandek untuk atap gereja oleh seorang jemaat setempat dan berbagai partisipasi lainnya yang terhitung sudah berlangsung sejak 2010 lalu. Terdiri dari 400 kepala keluarga yang juga merupakan jemaat GPM Ebenhaezer Tawiri sendiri pun turut menyumbang dana yang tidak sedikit.

“Kami jemaat GPM Ebenhaezer Tawiri ada 400 kk juga sumbang dana kalau tidak salah total sebesar Rp465 juta untuk membeli keramik, plafon serta pintu dan jendela gereja. Dana bantuan ini juga diketahui jemaat karena diumumkan melalui warta jemaat,” bebernya.

Sumber kemudian merincikan, sebanyak 400 KK telah membayar lunas tanggungan mereka untuk pengadaan keramik gedung gereja Ebenhaezer dimana setiap KK menyumbang Rp300.000,- Total sumbangan jemaat untuk pembelian keramik sebesar Rp120 juta. Sumbangan dengan besaran yang sama juga berlaku untuk pengadaan plafon gedung gereja Ebenhaezer dengan total sebesar Rp120 juta. Untuk pintu dan jendelapun, jemaat telah membayar lunas tanggungan yang dibebankan dengan rincian harga pintu besar Rp30 juta (3 pintu), pintu kecil Rp75 juta (15 pintu) dan jendela Rp120 juta (40 jendela). Total jemaat membayar pintu jendela sebesar Rp225 juta.

“Perlu bung wartawan ketahui bahwa tanggungan jemaat untuk keramik, plafon, pintu serta jendela itu sudah dilunasi dari tahun 2019 lalu. Totalnya kalau tidak salah 465 juta rupiah,” tegasnya. Sementara itu, bantuan yang bersumber dari dana aspirasi Anggota DPRD Provinsi Maluku Richard Rahakbauw juga dikucurkan bagi pembangunan gereja Tawiri ini. “Itu tahun 2019 lalu, Pak Richard Rahakbauw ada bantu melalui dana aspirasi sebesar Rp450 juta. Kemudian pada tahun 2021 juga beliau ada bantu Rp1 miliar juga melalui dana aspirasi Anggota DPRD Maluku,” bebernya.

Namun sumber secara khusus menyoroti pengelolaan dan penggunaan dana pemerintah ini yang dinilainya tak transparan. Bahkan ia mengaku dirinya dan jemaat tidak pernah tahu sampai saat ini uang-uang itu dipakai untuk apa karena tidak pernah disampaikan secara resmi ke jemaat. “Kalau kemudian beredar kabar uang aspirasi itu untuk beli keramik, plafon dan pintu serta jendela itu, itu sama sekali tidak benar. Karena untuk beli barang-barang dimaksud, 400 KK sudah menyumbang Rp465 juta seperti yang sudah saya rincikan tadi,” bantahnya.

Sumber pun menduga dana aspirasi miliaran rupiah itu telah diselewengkan. “Kenapa saya menduga diselewengkan? Karena bangunan gereja ini seharusnya sudah selesai. Tetapi karena pengelolaan anggarannya tidak jelas maka semuanya terhambat sampai saat ini,” bebernya lagi. Bahkan, sumber pun tak menampik jika ketidaksabaran jemaat kini sudah memuncak. Apalagi, sampai dengan tanggal 31 Desember 2021 lalu, sebagaimana waktu yang dijanjikan untuk penyampaian laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran dari 2010 sampai dengan 2021 tidak juga ditepati panitia pembangunan.

“Makanya kami jemaat sepakat untuk menyurati guna meminta BPK Perwakilan Maluku memeriksa panitia pembangunan gereja sekaligus mengaudit penggunaan seluruh bantuan dana aspirasi Bapak Richard Rahakbauw yang miliaran itu,” ancamnya. Sumber mengaku sementara menyiapkan surat untuk disampaikan ke BPK Perwakilan Maluku dan Kepolisian Resort Ambon. “Hanya dengan cara seperti ini supaya jemaat tahu jelas apakah dana-dana itu diselewengkan atau tidak. Itu lebih baik karena jelas semuanya, supaya tidak ada dusta diantara kita,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Jemaat GPM Tawiri Pdt. Tomas Patinasarane selaku penanggung jawab panitia pembangunan yang dikonfirmasi terkait adanya pernyataan jemaat langsung membantah hal itu. “Seng (tidak) ada itu, sembarang itu, siapa yang bilang itu,” bantahnya. Pdt Tomas menegaskan bahwa informasi yang disampaikan itu tidak benar soal dana aspirasi itu. “Dana aspirasinya itu jelas pak. Karena kitong itu kan ada tim verifikasi untuk melakukan verifikasi dan kemudian penggunaan anggaran itu mesti dipertanggungjawabkan kepada majelis jemaat,” terangnya.

Tim verifikasi, lanjut Pdt. Tomas, melakukan verifikasi sebanyak dua kali dalam setahun. Terkait klaim jemaat bahwa pembangunan gereja terkesan jalan ditempat, juga dibantahnya. “Oh… tidak ada jalan di tempat itu, sementara kerja itu, bapak lihat sendiri sementara dikerjakan. Sementara proses dan progresnya mantap sekali. Bahkan kitong sudah arahkan untuk peresmian. Maret ini, kalau Tuhan sayang, kita resmi. Siapa yang bilang terhambat, semua jalan,” tandasnya seraya meminta agar wartawan dalam mendengarkan informasi harus dari sumber yang jelas.

Bendahara Panitia Pembangunan Gereja GPM Tawiri IH. M. Lewerissa yang dikonfirmasi juga menyampaikan hal senada bahwa penggunaan dana aspirasi yang masuk ke rekening panitia berjalan dengan baik. Ia membenarkan jika pada 2021 lalu dana aspirasi dari Anggota DPRD Maluku Richard Rahakbauw Rp1 miliar masuk ke rekening panitia gereja. Karena ia yang ditunjuk sebagai bendahara panitia “Dana itu juga kemudian dipakai untuk belanja tegel, plafon dan bahan bangunan lainnya. Dan sampai hari ini semua proses berjalan dengan baik,” bebernya.

Bendahara juga membenarkan, pada 2019 lalu juga ada dana aspirasi dari Richard Rahakbauw yang masuk ke rekening panitia sebesar Rp450 juta. “Benar, ada dana 450 juta yang masuk ke rekening panitia pada tahun 2019 lalu. Dan buktinya ada semua,” sambungnya. Bendahara juga mengklaim bahwa panitia pembangunan telah diperiksa bagian pemeriksa keuangan belum lama ini terkait penggunaan dana pembangunan gereja. Untuk selebihnya, ia pun meminta wartawan untuk mengonfirmasi langsung ke Pdt. Tomas selaku penanggung jawab

(andre/tm)


Leave a Reply