Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Akhirnya, Peletakan Batu Pertama GKI Yasmin Bogor




Ibadah Natal jemaat GKI Yasmin, Bogor dan HKBP Filadelfia, Bekasi, di silang Monas, 2019 lalu (ist).

Persoalan GKI Yasmin Bogor menyita energi dan memicu ketegangan sosial

Bogor, eBahana.com – Akhirnya, pembangunan GKI Yasmin Bogor yang sudah mangkrak bertahun-tahun, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan GKI Yasmin Bogor, pada Minggu (5/12) kemarin, patut dirayakan sebagai wujud kemenangan toleransi sebagai karakter bangsa Indonesia. “Hal ini sekaligus kebanggan bagi kita semua, bahwa kita akhirnya mampu menyelesaikan persoalan yang terbilang rumit,” ujar Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan, dan HAM Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswawi Pramodhawardani dalam pernyataan resminya.
Menurut Jaleswawi, selama kurang lebih 16 tahun, sejak 2006, persoalan GKI Yasmin Bogor menyita energi dan memicu ketegangan sosial. “Persoalan ini juga senantiasa menjadi catatan lembaga-lembaga pemantau kebebasan beragama dan berkeyakinan, baik dari dalam maupun luar negeri. Laporan dari Lembaga-lembaga itu selalu menunjuk persoalan GKI Yasmin Bogor sebagai penanda pelanggaran HAM, terutama terkait hak kebebasan beragama dan berkeyakinan. Kasus ini juga selalu tengarai sebagai bentuk menguatnya intoleransi,” paparnya.
Penyelesaian kasus GKI Yasmin menunjukkan pemerintah mempunyai komitmen yang kuat untuk menyelesaikan berbagai persoalan akibat dari konflik keagamaan. “Kita patut bersyukur, masalah ini akhirnya bisa selesai dengan tuntas, meski melalui jalan panjang yang berliku. Hal ini sekaligus menjadi pembelajaran bagi kita semua, merawat toleransi bukanlah hal yang mudah. Lebih sulit lagi melakukan reparasi sosial sebagai residu dari konflik keagamaan. Karena itu, jangan pernah memberikan ruang munculnya gerakan intoleran yang akan merusak sendi-sendi kehidupan bangsa,” tegas Jaleswawi.
Jaleswari menambahkan, KSP memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian masalah GKI Yasmin, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung.  “Wali Kota Bogor Bima Arya perlu diapresiasi secara khusus karena dialah yang melakukan orkestrasi seluruh proses penyelesaian ini. Tokoh-tokoh lintas agama di Bogor juga perlu diapresiasi karena berusaha keras untuk menjaga ruang social yang kondusif sehingga memudahkan proses penyelesaian. Kita perlu belajar, jangan sampai peristiwa seperti GKI Yasmin ini terulang kembali. Jangan ciderai toleransi dengan tindakan-tindakan tidak terpuji yang akan menyulitkan kita semua,” pungkasnya.
(Harun Sumadi)


Leave a Reply