Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kristus (Mesias) dan Alfa & Omega – Bagian 4




eBahana.com – Sementara kita menaruh gelar-gelar ini bersama dan bermeditasi pada signifikan dari setiap gelar, kita melihat Yesus Sendiri lebih jelas dan lebih lengkap. Kita akan membahas gelar lain yang sederhana dan berarti: “Kristus.”

Beberapa orang tidak menyadari bahwa “Kristus” adalah gelar. Latar belakang gelar diambil dari kata Yunani Perjanjian Baru “christos,” yang berarti, “Yang Diurapi.” Mengimplikasi diurapi dengan minyak.

“Christos,” sebaliknya, representasi dari kata yang sudah lazim dalam Ibrani Perjanjian Lama. Kata Ibrani “mashiach,” yang berarti sama: “Yang Diurapi.” Dalam bahasa Inggris dirubah menjadi “Messiah.”

Jadi, gelar “Kristus” dalam Perjanjian Baru dan “Mesias” dalam Perjanjian Lama memiliki arti yang sama: “Yang Diurapi.” Lebih jauh, ini mengacu pada Pribadi yang sama, Yesus. Luar biasanya banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa “Kristus” sama dengan “Mesias.” Sama-sama luar biasanya berapa banyak orang-orang Yahudi tidak menyadari bahwa “Mesias” sama dengan “Kristus.

Namun gelar yang mana saja kita gunakan, yang kita maksudkan adalah “Yang Diurapi.”

Mari lihat pesan yang diberikan oleh malaikat kepada gembala pada waktu kelahiran Yesus. Malaikat berkata,

“Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Lukas 2:11).

Jadi, Juru Selamat adalah Kristus – Yang Diurapi. Ini penggenapan janji lama Allah kepada Israel bahwa suatu hari Ia akan mengutus kepada mereka Yang Diurapi – sebagai pembebas dan raja. Ini konsep yang lazim bagi mereka, seperti kita akan lihat dalam contoh-contoh berikut.

Dalam kitab Hakim-Hakim, Allah mengutus orang-orang pilihan-Nya menjadi pembebas-pembebas dan memerintah Israel untuk sementara waktu. Setiap hakim-hakim itu memperoleh kemampuannya untuk membebaskan Israel dengan urapan Roh Kudus diatasnya. Setelah itu, ketika Allah memberi Israel raja-raja, raja-raja dipisahkan melalui upacara pengurapan dengan minyak. Ini dialami raja pertama Israel, Saul.

“Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangkannyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: “Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel?” (1 Samuel 10:1).

Untuk menjadi raja atas umat-Nya Israel, seseorang harus diurapi dengan minyak. Minyak, tentunya, adalah gambaran Roh Kudus.

Fakta ini diungkapkan bahkan lebih jelas dalam kasus raja kedua Israel, Daud. Allah mengutus Samuel ke rumah Isai untuk mengurapi raja, dan raja yang diurapi anak terkecil, Daud. Dalam 1 Samuel 16:13, kita membaca, “Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara- saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud.”

Di sini kita melihat Daud dipisahkan dengan urapan dengan minyak untuk menjadi pembebas dan raja bagi Israel. Arti urapan diungkapkan dalam bagian kedua ayat itu: “Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud.” Sejalan dengan ini, Kristus, atau Mesias, adalah Yang Diurapi dengan kuasa Roh Kudus untuk menjadi Pembebas dan Raja.

Bahwa akan ada Pembebas dan Pemerintah lebih besar, bahkan lebih besar daripada Daud, dinyatakan dalam berbagai tempat dalam Perjanjian Lama, termasuk pasal ke sebelas Yesaya:

“Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.

Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.

Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik” (Yesaya 11:1-4).

Di sini Raja kebenaran Allah yang secara absolut adil, tidak berpihak, dan arif dalam semua penghakiman-penghakiman-Nya dan dalam administrasi kerajaan-Nya.

Janji yang sama diberikan lagi kemudian dalam Yesaya, dimana Mesias digambarkan. Berbicara dalam orang pertama, Ia katakan, “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara” (Yesaya 61:1).

Di sini, lagi, semua bergantung pada urapan Roh Kudus. Satu yang diurapi oleh Roh Kudus adalah Satu yang diutus oleh Allah dengan pesan belas kasih, kasih, kasih karunia, dan kuasa kesembuhan, untuk mengikat hati yang patah dan untuk memproklamasi kebebasan kepada tawanan-tawanan dan kebebasan pada tahanan- tahanan. Itu janji Mesias, Kristus, Yang Diurapi. Semua janji-janji Allah mengenai Mesias Yang Diurapi, Kristus, Pembebas, dan Raja menggenapkan mereka dalam Yesus dari Nazaret.

Mari kita lihat tiga nas dari pasal keempat injil Lukas yang mengungkapkan fakta ini. Ketika Roh Kudus datang keatas Yesus di sungai Yordan, Yesus menjadi Mesias Yang Diurapi. Dari kekekalan, Ia ditujukan menjadi Yang Diurapi, namun pada titik tertentu dalam sejarah, ketika Roh Kudus datang keatas-Nya, Ia menjadi Yang Diurapi yang sesunguhnya. Ini deskripsi apa yang terjadi pada Yesus setelah pembatisan-Nya dalam sungai Yordan oleh Yohanes Pembatis.

“Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun” (Lukas 4:1).

Catat bahwa Ia “dipenuhi” dengan Roh Kudus dan Ia “dipimpin” oleh Roh Kudus. Urapan diatas-Nya. Lalu, setelah pencobaan-Nya di

belantara, Kitab Suci berkata, “[Dalam kuasa Roh] kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu” (Lukas 4:14).

Kita melihat, dalam ayat 1, Ia dipenuhi dengan Roh Kudus dan dipimpin oleh Roh, dan dalam ayat 14, Ia menerima kuasa dari Roh. Ia benar-benar “mashiach,” Mesias; “christos, Yang Diurapi.

Selanjutnya, kita membaca bagaimana Yesus mendeklarasikan bahwa Ia penggenapan janji Allah. Ia masuk sinagoge di Nazaret dan membaca Yesaya 61:1, dan mengaplikasikannya pada diri-Nya.

“Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:

Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang- orang tawanan dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Lukas 4:17-19).

Lalu, Yesus menutup kitab, dan dalam kata-kata signifikans sejarah, Ia berkata kepada mereka, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya” (ayat 21). Dengan kata lain, Yesus mengatakan, “Akulah Dia; Aku Yang Diurapi. Roh Allah ada pada- Ku.” Dan Ia pergi sejak itu sebagai Pembebas, membawa kelepasan kepada tawanan-tawanan dan menyembuhkan yang buta, membebaskan mereka yang tertindas, dan memproklamasikan injil kepada orang miskin.

Pelayanan mengagumkan Yesus, Yang Diurapi ini, disimpulkan oleh Petrus dalam satu ayat. Sementara ia berbicara kepada rumah tangga Kornelius, Petrus menggambarkan apa yang ia telah saksikan dalam pelayanan Yesus:

“Yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaima Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia” (Kisah Para Rasul 10:38).

Ini penyimpulan pelayanan Yesus sebagai Mesias, Yang Diurapi, Kristus. Allah mengurapi-Nya dengan Roh Kudus. Allah bersama dengan-Nya. Dan dalam kuasa urapan itu, Ia pergi berkeliling melakukan perbuatan baik dan menyembuhkan semua yang tertindas oleh Satan.

Kesembuhan selalu diatribusi pada Allah dan penyakit pada Satan. Juga, dalam ayat itu kita memiliki tiga Pribadi Trinitas. Allah Bapa mengurapi Yesus Anak dengan Roh, dan hasilnya kesembuhan dan kelepasan untuk semua umat manusia. Pesan yang memberkati – pesan Kristus.

Gelar Yesus Alfa dan Omega menekankan bahwa Ia keluar dari kekekalan yang membentang sepanjang waktu. Yohanes Pewahyu menulis mengenai kembalinya Yesus dalam kemuliaan:

“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.

“Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa” (Wahyu 1:7-8).

Untuk mengerti arti sepenuhnya dari gelar “Alfa dan Omega,” kita perlu membiasakan diri kita dengan alfabet Yunani. Sementara alfabet Indonesia, “a” huruf pertama dan “z” terakhir, alfabet Yunani mulai dengan huruf “alpha” dan berakhir dengan huruf “omega.”

Kita sudah melihat bahwa Yesus adalah Firman Allah. Ketika Yesus berkata, “Aku adalah Alfa dan Omega,” yang Ia maksud adalah Ia Firman Allah yang lengkap. Segala sesuatu yang Allah katakan disimpulkan dalam diri-Nya. Juga berarti segala sesuatu yang Allah lakukan dimulai dan diakhiri dengan Yesus. Ia yang awal dan akhir.

Di mana dikatakan, “Tuhan Allah, yang sekarang, dan yang dulu, dan yang akan datang,” gambaran yang sama. Allah adalah sekarang. Ia dimasa lalu, dan Ia dimasa depan – sekaligus dan serentak. Ia Alfa dan Omega.

Kebenaran memiliki aplikasi khusus pada akhir zaman ini, karena zaman akan berakhir dalam Yesus. Ia akan menjadi Satu yang akan membawa zaman ini ke akhirnya. Seperti Ia Alfa pada mulanya, begitupula Ia akan menjadi Omega di akhir. Kebenaran ini diungkapkan dalam kitab Ibrani, dimana penulis berkata,

“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi- nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta” (Ibrani 1:1-2).

Kita melihat dari nas ini bahwa Yesus awal dari penciptaan. Melalui- Nya, Allah menciptakan alam semesta. Ia Alfa. Ia juga pewaris yang ditetapkan dari semua. Segala sesuatu akan disimpulkan dan mencapai puncaknya dalam Yesus.

Sebagai Pencipta, Ia Alfa. Sebagai pewaris dari semua, Ia Omega. Ia membentang sepanjang waktu. Ia keluar dari kekekalan, melalui waktu kedalam kekekalan. Ia Kekekalan, Tidak diciptakan, Satu- satunya Anak Bapa, Awal dari Akhir.

Kita perlu mengerti bahwa Allah memiliki dualis hubungan dengan waktu, namun Diri-Nya Sendiri diluar waktu dan sebelum waktu.

Sulit bagi pikiran manusia untuk mengerti konsep ini, namun ada gambar-gambar indah dalam Kitab Suci yang mempresentasikannya pada kita. Sebagai contoh, pemazmur mengalamatkan Allah dengan kata-kata:

“Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lama-lamanya sampai selama- lamanya Engkaulah Allah” (Mazmur 90:2).

Dalam arti, dengan Allah selalu masa kini (present tense), namun Ia dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Ia dari kekekalan sampai kekekalan. Ia meliputi seluruh waktu. Ia awal dan akhir, Alfa dan Omega.

Secara nubuatan, kebenaran ini secara spesifik diaplikasikan pada kedatangan Mesias, Raja yang akan datang, yang akan digenapi dalam Yesus. Sebagai contoh, nabi Mikha berkata mengenai Mesias yang akan datang,

“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, [yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala]” (Mikha 5:1).

Prediksi jelas kelahiran Yesus! Dinubuatkan bahwa Mesias datang dari Betlehem, kota Daud, dan Ia akan menjadi Satu yang memerintah untuk umat-Nya Israel. Lalu, dikatakan di akhir, “yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”

Meskipun Ia lahir sebagai bayi di palungan di Betlehem, permulaannya dari kekekalan. Ia Alfa dan Omega. Ia masuk kedalam waktu, namun Ia bukan dari waktu. Ia dari kekekalan; dan kepada kekekalan.

Yesus berkata sama mengenai diri-Nya. Ia berbicara kepada orang- orang Yahudi mengenai hubungan mereka – dan hubungan-Nya – dengan Abraham. Mereka mengklaim bahwa mereka keturunan Abraham, secara esensi mengatakan semua itu penting. Namun Yesus mengatakan sesuatu pada mereka yang secara absolut mengejutkan dan menggoncang mereka:

“Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.

Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?

Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada” (Yohanes 8:56-58).

Itu kekekalan-Nya. Itu keabadian-Nya. Yesus lahir kedalam waktu, kedalam sejarah manusia, namun Ia dari sebelum waktu. Ia Alfa dan Omega, awal dan akhir, pertama dan terakhir.

Gelar “Alfa dan Omega” juga menggambarkan tempat Yesus dalam hidup individual kita. Tidak hanya dalam hubungan dalam ciptaan dan alam semesta Ia Alfa dan Omega, namun juga posisi yang Ia diami dalam hidup setiap dari kita yang percaya pada-Nya. Ini apa yang penulis Ibrani katakan:

“Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” (Ibrani 12:1-2).

Yesus adalah pemula (Alfa), dan penyempurna (Omega). Selama mata kita tertuju kepada Yesus, kita menemukan “dalam” -Nya dan “melalui” – Nya segala sesuatu yang kita butuhkan. Tidak ada diluar Yesus yang kita butuhkan. Ia membentang seluruh kebutuhan kita, dari Alfa sampai Omega.

Pengingat yang penting kita tidak boleh memalingkan mata kita dari Yesus. Kita tidak boleh berpikir bahwa entah bagaimana Yesus tidak bisa menyediakan semua yang kita butuh dan mulai melihat ke arah lain. Ia bisa. Ia Dia. Ia adalah Allah seluruh alfabet, dari Alfa sampai Omega.

Lagi, dalam Efesus, kita melihat gambaran indah penanganan Allah pada kita dalam Kristus:

“Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang- orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus.

Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.

Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak- Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.

Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.

Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi” (Efesus 1:4-10).

Sebelum penciptaan – sebelum waktu dimulai – Allah memilih kita dalam Kristus untuk menjadi milik-Nya. Itu tujuan kekal-Nya. Lalu, dalam waktu, Ia memanggil kita. Ia mengungkapkan Yesus kepada kita. Ia mentransformasi kita. Ia membuat kita kedalam anak-anak- Nya. Dan lalu, diatas semua itu, Ia membuat kita mengetahui misteri tujuan akhir-Nya: “Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak- Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu.”

Ketika waktu sudah berlangsung, tujuan Allah: “mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.” Semua mulai dalam Kristus, sebelum waktu dimulai. Akan berakhir dan mencapai kegenapan dan selesai dalam Kristus, setelah waktu berakhir.

Kristus adalah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir, pertama dan terakhir. Ia adalah semua yang kita butuhkan. Ia adalah seluruh alfabet, dari Alfa sampai Omega.

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply