Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Dekrit Raja di Atas Segala Raja II, Iman di Atas Segalanya




eBahana.com – Dekrit Allah sebagai raja atas segala raja jatuh kepada Abraham, Ishak dan Yakub, mereka yang dipilih Allah untuk menuaikan tugas melaksanakan dekrit-Nya untuk merebut kembali umat manusia dari cengkeraman iblis. Yang pertama yang dilakukan Allah adalah memanggil Abraham dan keluarganya dari Ur-Kasdim tempat ia dilahirkan menuju tanah perjanjian di Kanaan. Mereka tidak tau situasi sosial budaya dan politiknya masyarakatnya di sana tetapi tidak ada keraguan dan rasa takut sama sekali dalam dirinya. Abraham tidak ada rasa kekhawatiran sedikitpun dengan masa depannya. Itulah yang dimaksud iman di atas segalanya. Dengan iman ia akan menghadapi tantangan baik saat di tengah perjalanan maupun ketika sudah hidup di sana.

Tekanan hidup Abraham bukan hanya berasal dari eksternal dari masyarakat Kanaan tetapi tantangan itu juga berasal dari dirinya sendiri dan keluarganya. Tantangan yang berasal dari diri sendiri adalah: Istrinya yang bernama Sarai mandul, dengan kata lain ia tidak bisa mengandung dan melahirkan anak. Namun ia percaya akan dekrit-Nya kepada dia yaitu: perjanjian yang pernah dibuat antara dirinya dengan Allah. Dengan tetap berpegang teguh pada janji Allah kepadanya, itulah yang dinamakan iman di atas segalanya. Karena selalu memegang teguh janji Firman-Nya, sehingga Dia akan selalu memenuhi semua  janji-Nya. Yang menjadikan segala sesuatu dari yang tidak mungkin bagi manusia tetapi mungkin bagi Allah.

Pada zaman itu, orang yang mandul dianggap terkena tulah (kutuk) dari Tuhan dan dianggap pendosa serta dipandang rendah oleh sesama, dan tidak menutup kemungkinan mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dari banyak orang. Tuhan Allah memenuhi janji-Nya dengan membuat Sarai mengandung pada usia 90 tahun dan Abraham usia 100 tahun. Oleh karena iman yang Abraham kepada Allah yang kuat itulah sehingga ia disebut bapa orang percaya atau bapa orang beriman. Sedangkan bagi Sarai, mengandung itu berarti suatu mukjizat bagi dirinya. Dengan dirinya mengandung secara otomatis stigma sebagai orang pendosa akan hilang dengan sendirinya. Dengan kata lain mengandungnya dia baik langsung maupun tidak langsung sudah mengangkat derajat atau harkat dan martabatnya yang sempat direndahkan serendah-rendahnya sudah ditinggikan (dipulihkan) namanya baiknya oleh Allah.

Setelah Sarai mengandung dan melahirkan bayi laki-laki serta diberi nama Ishak. Ishak adalah anak yang hendak dikorbankan Abraham kepada Allah di Bukit Muria sebagai bentuk ketaatan kepada Dia. Lalu Allah menggantikan domba sebagai korban. Kata Ishak itu sendiri artinya: Tertawa, mengapa ia tertawa karena Sarai sudah berusia lanjut yaitu 90 tahun, namun Tuhan menyediakan.  Yang mendasari Abraham dengan  mantap menjawab: “Ya) ketika diminta Allah untuk mengorbankan anaknya Ishak.adalah: “Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunannya akan dapat dihitung juga.”

Abraham tahu bahwa Allah sedang menguji dirinya tentang imannya kepada Dia sehingga Ia meminta sesuatu yang sangat berharga dalam rumah tangganya  yaitu anak. Bukan hanya itu saja  yang membuat dia sangat mantap untuk mempersembahkan anaknya kepada Allah adalah: Lalu Tuhan membawa Abraham ke luar serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya keturunanmu.” Abram juga ingat perjanjian antara dirinya dengan Allah, yang mengatakan: “Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau dan keturunanmu sangat banyak.” Dan isi perjanjian yang menguatkan Abram untuk mempersembahkan anaknya Ishak kepada Allah adalah: “Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.”

Allah bukan hanya ingin dan akan menjadikan Abraham dan keturunannya menjadi suatu kelompok kecil saja yang hidupnya nomaden tetapi Allah akan menjadikan Abraham dan keturunannya menjadi suatu bangsa yang besar dan berkuasa dan oleh keturunannya akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Karena terlalu banyak sampai tidak terhitung maka Dia menggambarkannya seperti bintang di langit dan  pasir di laut. Perjanjian Allah dengan Abram juga akan tetap berlanjut dan diperbaharuhi pada masa Ishak. Maka Ishak dan Yakub juga sehingga mereka disebut anak perjanjian dan ikut memikul tanggung-jawab.

Untuk saat ini, apakah masih ada iman yang besar dan kuat seperti Abraham itu bersemayam di bumi ini. Yang dapat menjawab hanya kita sendiri sebagai anak Allah dan pengikut Dia.

Oleh Markus S.



Leave a Reply