Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Yesus dan Politik (Part IX)




eBahana.com – UANG ATAU IDEOLOGI

Dan Yesus berkata, “Anak manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari yang ketiga.”

Manusia di dunia ini tidak ada yang benar seorangpun tidak karena manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Hal ini berimbas kepada Yesus yang menanggung banyak penderitaan karena ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli Taurat. Mengapa Ia ditolak? Karena memang ada perbedaan pandangan yang sangat tajam antara petinggi agama Yahudi dengan Yesus tentang Mesias yang dijanjikan-Nya dalam perjanjian lama. Mesias yang akan membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Romawi adalah datang dari istana Daud. Sedangkan Yesus sebagai Mesias datang dari latar belakang keluarga miskin. Perbedaan semakin hari bukannya bisa disatukan tetapi justru semakin lama semakin lebar dan sampai kepada penyaliban, kematian dan kebangkitan-Nya.

Oleh Yesus apa yang akan terjadi ke depan dengan diri-Nya sudah diceritakan kepada 12 murid-Nya. Kalau mereka peka dalam iman pasti akan menjadikan mereka semakin kuat dan semangat di dalam kerja kerja pelayanan. Tetapi 12 murid masih berpikir dan bertindak seperti rakyat israel pada umumnya yang menggunakan logika duniawi bukan dengan pikiran iman sehingga wajar jika yang namanya kebaikan dan kebenaran itu pengikutnya sangat sedikit karena penuh dengan resiko yang akan ditanggungnya. Contoh jalan, semakin bagus jalan tersebut akan semakin banyak yang melewati sekalipun ujungnya menuju maut. Begitu juga sebaliknya jalan yang jelek atau buruk sekalipun ujungnya itu kebaikan dan kebenaran pasti tidak ada yang mau melewatinya. Demikian juga dengan organisasi politik dan politikus, jika organisasi politik itu berideologi, pro dengan rakyat kecil justru sangat sulit untuk berkembang menjadi besar karena banyak sekali musuhnya yang ingin menjatuhkannya. Demikian pula dengan politikus yang baik ingin memperjuangkan kepentingan rakyat miskin pasti tantangan dan hambatannya sangat banyak, baik yang datang dari eksternal dalam satu organisasi maupun eksternal atau dari luar organisasi politik atau lawan politiknya. Organisasi politik bisa kita uji mana organisasi politik itu dibangun dengan kekuatan ideologi atau kekuatan uang, itu bisa dilihat salah satunya melalui seberapa banyak anggota DPR, DPRD Propinsi dan DPRD kabupaten yang terjerat berbagai kasus KKN dan terkena OTT aparat penegak hukum. Maka dari itu para pengikut Kristus yang akan terjun ke dunia politik harus teliti dan jeli dalam bergabung dalam organisasi politik.

Untuk menyikapinya maka Yesus berkata, katanya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”

Kata “menyangkal diri” artinya menyangkal dosa dan mengaku bahwa Yesus itu Tuhan dan Juru Selamat bagi dirinya. Mengapa dirinya harus disangkal karena manusia itu telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Kalau dirinya tidak disangkal, tidak akan bisa bersatu dengan Kristus. Artinya menyangkal diri adalah sama dengan menyangkal dosa yang ada pada dirinya karena di dalam diri kita telah ada Kristus. Selanjutnya untuk mengikut Kristus harus memikul salib-Nya. Memikul salib adalah memikul tanggung jawab pelayanan pekerjaan Tuhan apapun tantangannya dengan kata lain menderita karena Dia. Kalau kita menderita karena kesalahan diri kita seperti jatuh saat naik kendaraan bermotor itu bukan menderita karena pikul salib. Bagi para politisi yang terkena OTT penegak hukum lalu masuk penjara hartanya disita lalu menjadi miskin itu bukan pikul salib tapi kebodohan.

Memikul salib itu bukan hanya sekali, dua kali atau tiga kali tetapi setiap saat, setiap waktu dan setiap hari harus berani pikul salib atau dengan kata lain selama kita masih hidup di dunia harus memikul salib. Mengapa Yesus membuat syarat yang demikian supaya para pengikut-Nya menjadi pribadi yang kuat dan tangguh seperti batu karang karena yang kita hadapi bukan hanya darah dan daging tetapi penguasa-penguasa dan penghulu udara. Dengan pribadi yang tangguh berarti kita adalah seorang yang berintegritas dan mempunyai kapabilitas apabila ingin menjadi pemimpin negara atau bangsa, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Markus Sulag



Leave a Reply