Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kejadian Hawa




eBahana.com – Proses penciptaannya unik karena bahan dasar mereka diambil dari pria, dari sebuah tulang yang dekat dengan hati manusia yang penuh perasaan dan kehendak, mungkin oleh karena itu perempuan mempunyai dimensi yang berbeda dalam menyikapi segala sesuatu, lebih menggunakan perasaan daripada logika, kata orang “baperan.” Kehadiran wanita di taman itu membuat suasana menjadi berbeda karena semua makhluk tidak hanya berinteraksi dengan satu manusia, kehadirannya membuat suasana menjadi ramai, menjadi hidup dengan celotehnya, dengan senandung-senandungnya, dengan perhatian-perhatian yang lebih detail dari pada Adam terhadap semua penghuni taman. Asal-usulnya yang unik, tujuannya ada di samping pria, casingnya dan containnya membuat makhluk ini “totally” berbeda dengan manusia pertama (pria).

Baca Sebelumnya http://ebahana.com/serba-serbi/artikel/hawa-ibu-semua-yang-hidup/

Setelah dirinya terlibat dalam “insiden” yang mengubah sejarah manusia–sekaligus mengawali rencana penebusan–yang menimbulkan kepanikan di surga karena CCTV dan alarm dari pohon pengetahuan baik dan jahat terus berbunyi karena ada satu buahnya yang dipetik dan dimakan, maka wanita memulai sebuah peradaban di luar taman dengan penuh perjuangan bersama pasangannya, keceriaan dan keunikannya mulai terkikis dengan beratnya akibat dari “hukuman” yang harus diterima. Perjalanan hidup dalam setiap peradaban komunitas menceritakan bagaimana “susah-payah” akhirnya membentuk perempuan menjadi “surviving creature” perjuangannya menebus kesalahan membuat wanita menjadi keras, independen, kompetitif, risk taker sekaligus “rapuh.” Perempuan dalam keinginannya menjadi setara dengan pria, terlebih lagi ketidakmaksimalan pria dalam fungsi dan tanggung jawab menjadikan isu emansipasi dan kesetaraan gender semakin memperoleh bahan bakar yang memprovokasi. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyudutkan golongan wanita tetapi setidaknya menyadarkan kita semua tentang pentingnya keinsafan dan kelembutan untuk menyadari “calling” seorang perempuan. Kesedihan dan kematian yang terjadi di taman itu menyebabkan Adam memberi nama perempuan yang disampingnya HAWA–“ibu semua yang hidup.” Hal ini menjadi profetis karena mengandung sebuah harapan, bahwa kelak ia akan melahirkan sebuah KEHIDUPAN setelah INSIDEN yang mematikan itu. Paulus Iwan

 

Baca Selanjutnya http://ebahana.com/serba-serbi/artikel/ibu-semua-yang-hidup/



One Comment

Leave a Reply