#Privilege
eBahana.com – Pada suatu ketika, di Sekolah Tinggi Theologi Efata.
“Hi guys, please open your Bible Matthew chapter 4 and study carefully,” kata Miss Isabella setelah berdoa bersama para siswa mengawali kelas perkuliahan sore hari itu.
Para siswa tanpa disuruh dua kali, mereka langsung kerjakan tugas itu.
Miss Isabella dosen yang sangar, pembawaannya membuat siswa keder, tidak berani macam-macam. Selain karakternya yang menyebalkan, hehe, sampai dijuluki Miss Ihsebele (menyebalkan).
Tapi, ada tapinya, dia anggap semua muridnya adalah teman, kalau di luar klas dia sangat familier, keibuan, walau sebenarnya beliau masih lajang, belum atau tidak menikah.
“Okay,… kalian pelajari baik-baik, nanti saya kasih potongan waktu 15 menit, selesai lebih awal, kalian tahu apa sebabnya?” tanyanya dengan sikap misterius susah ditebak.
Semua diam, saling pandang antar teman dan sebelum ada yang menjawab, sang dosen killer itu menjawab pertanyaannya sendiri.
“Karena kalian sedang lakukan aksi puasa,” langsung semua teriak.
“Yes, thank you so much, Mom…. “
“Yang perlu kalian perhatikan, adalah Matius pasal 4 ayat 4.” Dia menegaskan dengan menulis di green board, sangat jelas terbaca dan juga dengan perlihatkan acungan telunjuk tangannya.
Suasana hening, tak ada yang bergeming, akhirnya sampai waktu yang dijanjikan untuk selesai lebih awal 15 menit.
“Okay,… kalian semua sudah pelajari Injil Matius pasal 4, ada satu pertanyaan, bagi siapa yang menjawab tercepat dan tepat akan ada #Privilege kejutan dari aku.
Andai Tuhan Yesus bertanya kepada kalian, “Apakah kamu lapar?”
Langsung Matius berdiri di tempat dan menjawab, mungkin merasa dirinya sama nama dengan Matius sehingga dia sebagai siswa terpandai tidak mau kedahuluan temannya.
Jawabnya tegas pede banget, “Saya tidak lapar, karena ada tertulis, Manusia hidup bukan dari roti saja.”
“Kurang tepat,” kata bu dosen Isabella. “Ya… kamu Brio, cepat jawab.”
“Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Maka saya tidak lapar,” jawabnya, merasa pasti benar.
“Tidak tepat juga, siapa lagi? #Privilegenya istimewa hloo…!” Brio kecewa.
Naomi berdiri, langsung teriak menjawab, “Saya lapar, Mom, karena saya puasa sehari penuh.”
“Yaak tepat jawabmu, Naomi sebelum kamu pulang ke asrama, temui aku di kantor.”
———-
#Perhatikan pertanyaan, jawab jujur, jawab dulu pertanyaan, baru kalau perlu beri keterangan, itu jawaban yang benar.
———-
Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati kita. Amin.
Salam saya, de’Cintren Cinta Renjana penulis.
Cerita ini fiktif, nama dan peristiwa hanya imajinasi penulis. terima kasih. salam.