Tujuan Berpakaian dari Sudut Pandang Kristen
eBahana.com – Pada era modern ini, pakaian merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan diri sendiri. Awalnya fungsi dasar pakaian adalah sebagai pelindung dan penghangat tubuh. Namun sekarang fungsi tersebut telah berkembang menjadi suatu pengenalan atas pribadi yang mengenakan pakaian, yaitu sebagai cerminan dari identitas diri pribadi tersebut.
Dari perkembangan tersebut, sekarang pakaian mampu mengkomunikasikan kepercayaan atau nilai-nilai religius yang dipegang oleh sang pengguna pakaian. Cara seseorang berpakaian berkaitan erat pada etika ataupun gaya hidup yang dipunyai oleh sang pemakai. Hipotesis saya adalah orang Kristen perlu melihat pakaian sebagai sarana berekspresi kepada dunia tentang Allah. Lalu mengapa? Mengapa orang Kristen perlu berpakaian dengan sopan? Penulis sebagai mahasiswa teologi yang telah menekuni bidang tata busana akan menjawab pertanyaan tersebut menggunakan metodologi penelitian kepustakaan dan metode tinjauan Alkitab berdasarkan kata-kata dan frasa dari 1 Timotius 2:9 dan 1 Korintus 6:19-20.
Sebagai orang Kristen, kita perlu berhati-hati dalam masalah berpakaian. Topik menyangkut pakaian yang dikenakan, terutama bagi orang Kristen mengundang banyak pertanyaan atau dapat dibilang perdebatan. Sebab seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak jenis dan model pakaian yang beredar tanpa henti. Kita terus dibombardir dengan berbagai variasi pakaian yang ada, dengan gaya yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk menarik garis atau panduan dalam berpakaian. Garis tersebut menjadi semakin samar sehingga timbul masalah-masalah yang berkaitan dengan pakaian yang layak dikenakan oleh orang Kristen. Contohnya, baru-baru ini berita tentang pendeta yang mengimbau dan meminta jemaatnya untuk berpakaian dengan lebih sopan ke gereja menjadi isu hangat yang diperbincangkan. Muncul permasalahan di era modern yaitu bagaimana semakin banyak orang Kristen yang berpakaian dengan ramai ataupun sumpek, terutama ketika beribadah di gereja. Mereka seakan-akan berpakaian tanpa adanya kebijaksanaan, tanpa adanya pertimbangan bahwa pakaian yang mereka kenakan dapat melukiskan gambaran tertentu –yang mungkin tidak sesuai dengan identitas sebagai orang Kristen–tentang diri mereka. Masalah ini juga didukung dengan munculnya pandangan-pandangan baru yang menekankan kepada kebebasan untuk mengenakan apa pun yang kita suka alias menjadi siapa pun yang kita suka. Tentunya kebebasan tersebut tidak semuanya membawa dampak positif bagi kalangan Kristen.
Orang Kristen perlu berpegang kepada Alkitab sebagai panduan hidup, termasuk kepada bagaimana mereka berpakaian dan menampilkan diri sebagai seorang Kristen. Alkitab telah jelas menyatakan dalam 1 Timotius 2:9 yang berbunyi, “Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal.” Walaupun berbeda konteks dan waktu, namun isinya tetap relevan bagi orang Kristen di era modern ini. Alkitab menekankan pentingnya berpakaian dengan pantas, dengan sopan dan sederhana. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan dunia yang melihat pakaian sebagai sarana berekspresi tentang diri sendiri. Orang Kristen harus berpikir sebaliknya.
1 Korintus 6:19-20 menyatakan, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” Telah jelas dinyatakan bahwa status orang Kristen yang telah ditebus oleh Yesus Kristus yang mati di kayu salib menjadikan kita sebagai milik-Nya. Kita yang adalah kepunyaan Allah, sudah sepatutnya bagi kita untuk memuliakan Dia dengan tubuh kita. Karena kita berpakaian menggunakan tubuh kita, pakaian tersebut menjadi suatu perlengkapan bagi tubuh. Sehingga memuliakan Allah dengan tubuh berarti orang Kristen perlu berpakaian dengan sopan sebab tubuh mereka adalah bait Roh Kudus, terlebih lagi, tubuh mereka adalah sarana untuk memuliakan Tuhan.
Allah menciptakan manusia dan Ia menyatakan seluruh ciptaan-Nya itu “sungguh amat baik,” (Kejadian 1:31). Tubuh manusia yang Tuhan ciptakan merupakan kreasi Allah yang luar biasa. Manusia didesain dengan sangat indah, mereka diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Di dalam Alkitab, pakaian ada oleh sebab Adam dan Hawa yang jatuh ke dalam dosa sehingga mata mereka terbuka dan mereka menjadi malu. Allah menyediakan penutup dari kulit binatang supaya mereka tidak telanjang lagi. Peristiwa ini memulai latar belakang dari penggunaan pakaian oleh manusia di dunia. Seiring dengan waktu, pakaian menjadi suatu hal yang terintegrasi pada budaya dan kehidupan manusia. Manusia mengembangkan pakaian dengan penemuan akan kain, mode, ornamen berharga, dan beragam aksesoris. Zaman sekarang, pakaian menjadi alat untuk menampilkan dan menonjolkan kemegahan diri sendiri. Pakaian menunjukkan status dan strata kita. Sebagai orang Kristen, kita perlu mengingat kembali bahwa pada dasarnya memang kita tidak memiliki cara berpakaian yang spesifik, namun diperlukan perhatian kepada baju ataupun aksesoris yang kita gunakan.
Orang Kristen perlu berpakaian dengan pantas, sopan dan sederhana sebab tubuh adalah alat/sarana untuk memuliakan Tuhan dan pakaian menjadi sarana berekspresi kepada dunia tentang Allah yang kita percaya. Melalui pakaian yang dikenakan tubuh pun, kita sebagai orang Kristen patut memuliakan Tuhan.
Oleh Mercy Gracia.