Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kematian Bukan Penentu Kerohanian




eBahana.com – Ada banyak dari kita memiliki suatu pengertian yang umum, bahwa kalau orang baik atau orang benar tidak akan mengalami celaka atau sesuatu yang tragis.

Jadi kalau ada kecelakaan apapun, misal kecelakaan bis, ada 56 penumpang naik bis, dan terjadilah kecelakaan. Yang meninggal dunia 50 orang, namun yang selamat 6 orang. Adapun yang selamat ini adalah orang percaya, lalu mereka memberikan kesaksian demikian, “puji Tuhan, karena tadi pagi saya berdoa, pas terjadi kecelakaan saya selamat”, sepintas tidak ada yang salah dengan kesaksian itu, namun kalau kita amati dari yang tersirat dalam kesaksian itu, seolah yang berdoa bisa selamat namun yang tidak berdoa langsung celaka.

Tidak ada yang Salah dengan kesaksian tersebut namun sudah menjadi kebenaran umum bahwa yang celaka itu pasti orang berdosa, yang selamat pasti orang benar.

Oleh karena mari kita renungkan Firman Tuhan berikut ini: Lukas 13:1, Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.

Dari nats di atas kita dapati orang lagi memberikan persembahan kepada Allah berupa korban sembelihan,tiba tiba diserang tentara Roma lalu mereka dibunuh dan darah manusia yang mati bercampur dengan darah korban persembahan.

Dalam suatu kepercayaan Yahudi, setiap orang masuk bait suci apa lagi disaat memberikan korban sembelihan orang itu menjadi kudus karena ada hadirat Tuhan di situ, namun kalau orang itu berdosa karena tidak memberikan korban, maka orang itu bisa mati, karena kehadiran Tuhan.

Namun yang menjadi aneh, dalam cerita itu, tentara roma yang bukan orang yahudi, yang tidak beribadah, malah membunuh orang yang lagi ibadah tetapi Tentara itu tidak mati, namun orang yang lagi beribadah malah binasa.

Dari hal inilah muncul suatu berita yang tidak simpati namun malah menghakimi dan  berkata,   orang yang memberikan persembahan itulah, orang yang berdosa, kalau orang itu benar pasti Tuhan jaga atau lindungi. Pernyataan itulah yang Tuhan komentari seperti ini, Maka Jawab Tuhan demikian, Lukas 13:2, Yesus menjawab mereka: “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?

Yesus berkata dalam bahasa yang disederhanakan demikian “ kita akan berkata, orang mati celaka atau tragis adalah orang yang berdosa besar, maka kata Tuhan no, no , no, kitalah yang dosanya lebih besar karena kita  tidak simpati apalagi empati terhadap korban, hati kitalah yang jahat, karena telah menghakimi, itulah menunjukan batin kita penuh dengah dosa, karena itulah, kitalah yang lebih besar dosanya dan kita patut dihukum karena itu”. Mari kita renungkan kata Tuhan berikut ini dalam,

Lukas 13:3, Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.

Selanjutnya ada kisah yang kedua, Lukas 13:4, Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?

Dalam tradisi yahudi setiap orang sakit datang ke kolam Siloam, untuk mendapatkan kesembuhan dari Tuhan, dengan cara masuk kedalam kolam saat air kolam meluap. Namun karena banyaknya orang yang ingin sembuh, maka banyak orang antri menunggu giliran.

Tetapi  bukan kesembuhan yang didapatkan, tiba-tiba menara samping kolam roboh menimpa orang mengantri, dan 18 orang mati seketika. Lalu orang berkata, kalau orang itu hidup benar pasti ia mendapatkan kesembuhan dari kolam Siloam bukan malah celaka. Tetapi  kata Tuhan tidak demikian, Lukas 13:5, Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.”

Dalam bahasa yang disederhanakan, Yesus berkata orang yang mati dalam ikhtiar mencari kesembuhan atau orang mati karena sakit dosanya tidaklah lebih besar dibanding dengan orang yang bisanya cuma menghakimi, maka orang yang suka menghakimi itu, bertobatlah kata Tuhan.

Jadi, model kematian atau penyebab kematian bukanlah tanda dari kerohanian, bukanlah tanda dari kesucian, namun sikap hidup kitalah, semasa kita masih hidup itulah yang Tuhan nilai. Dosa atau hukuman Tuhan tidak ditentukan dari gaya atau penyebab kematian. YrSurya



Leave a Reply