Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Perangi Hoaks Bukan Sekadar Tugas Tambahan Gereja




Jakarta, eBahana.com – Melawan hoaks bukan sekadar tugas tambahan gereja. Melainkan harus dilakukan sungguh-sungguh untuk memperlengkapi jemaat agar memiliki pengetahuan, dewasa dalam iman, sehingga tidak terombang-ambingkan. Hal tersebut ditegaskan Pdt. Alfred Anggui dalam webinar bertajuk Gereja Lawan Hoaks, yang diinisiasi oleh Yakoma PGI pada Rabu (17/11) kemarin.

“Dalam Efesus 4:11-12 jelas sekali dikatakan, dan ini poin penting sehingga menjadi tugas dasar dari gereja, para pendeta, pelayan, juga guru sekolah minggu, supaya jemaat tahu mana yang benar dan salah, terlebih ditengah maraknya hoaks sekarang ini. Ada informasi yang sangat sulit dibedakan benar atau tidak, sehingga mempengaruhi dalam mengambil sikap dan kebijakan,” jelas Ketua Umum BPS Gereja Toraja ini.

Dari perspektif teologis, lanjut Pdt. Alfred, berita hoaks merupakan pekerjaan iblis yang selalu memanipulasi informasi yang sebenarnya. “Juga dalam hoaks, diambil sedikit kebenaran lalu ditambahkan dengan bumbu kebohongan. Kebohongan dalam Perjanjian Lama dan Baru sudah ada dan konsisten, selalu memanipulasi apa yang Tuhan katakan, dengan mengambil sedikit unsur yang benar tapi kemudian dimanipulasi. Ini perilaku iblis,” tandasnya.

Sebab itu, Gereja mau tidak mau harus masuk ke dalam pelayanan digital dan mengembangkan literasi digital, untuk kemudian bisa memberikan info berimbang, serta menyebarkan konten-kontek positif di media sosial.

Hal senada juga disampaikan Denden Sofiudin dari ICT watch. Menurutnya, konten-konten positif harus gencar disampaikan di media sosial. Sebab tren sekarang ini hoaks telah menjadi semacam industri, dan sebarannya masuk ke berbagai komunitas dengan narasi yang berbeda.

Upaya menangkal dan meminimalisir hoaks bukan perkara mudah, namun tidak menjadi sulit jika semua mau bergerak lewat gerakan literasi. “Ini menjadi tantangan bagi seluruh komunitas untuk bagaimana kampanye-kampanye literasi digital, kampanye tentang digital ethics, culture, skill dan safety itu selalu jalan,” ujar Denden.

(Markus Saragih)



Leave a Reply