Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Orientasi yang Benar dan Salah (1)




eBahana.com – Tanah bagi dunia ini memang sungguh vital. Bahkan karena terlalu vital, makluk yang hidup tanpa tanah akan menjadi mati. Sebab tanpa adanya tanah dunia ini tidaklah lengkap, tidak ada yang namanya daratan, yang ada hanya lautan dan udara. Tanah adalah sumber kehidupan sebagian dari makluk yang hidup termasuk manusia. Karena di dalam tanah terkandung berbagai macam tambang dan non-tambang yang tersedia bagi kehidupan manusia. Di samping itu tanah juga menjadi sumber pangan untuk keberlangsungan hidup  manusia. Namun tanah karena berbagai alasan sering dijualbelikan. Begitu juga dengan Ananias dan Safira juga menjual tanah miliknya. Seperti yang tertulis di bawah ini:

Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta istrinya Safira menjual sebidang tanah.

Adapun Ananias dan Safira ingin menjual tanahnya. Lalu uangnya diserahkan di hadapan rasul-rasul. Hal yang dilakukan oleh suami istri itu juga dilakukan oleh jemaat Tuhan yang lain. Karena memang itu sudah menjadi budaya dan gaya hidup jemaat mula-mula.

Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.

Ayat di atas adalah yang mendasari mengapa Ananias dan Safira menjual tanah miliknya. Semua orang telah menjadi percaya menjual tanahnya dengan iman dan orientasinya pekerjaan Allah (sarana penginjilan). Dan memang jemaat mula-mula jumlahnya terus bertambah banyak karena pemberitaan rasul-rasul, mujizat Allah yang diperlihatkan oleh para rasul. Tetapi gaya hidup seperti yang diketengahkan ayat di atas yang membuat banyak orang mengikut Kristus. Menjual semua miliknya untuk diserahkan di hadapan para rasul ada dua perkara yang penting yang harus ditelaah:

Untuk persembahan kepada Tuhan,  persembahan yang diserahkan kepada-Nya itu sebagai ucapan syukur atas berkat dan anugerah yang diberikan kepada umat-Nya. Persembahan tersebut dipakai sebagai sarana pemberitaan Injil.

Harta benda yang diserahkan di hadapan rasul untuk membantu kebutuhan hidup sesama. Membantu sesama itu juga bentuk pelayanan kepada Allah. Apabila dikerjakan dengan baik dan benar maka itu bisa menjadi sarana pekabaran Injil. Sebab hal itu adalah bagian dari bentuk kasih, seperti yang diajarkan Kristus kepada umt-Nya. Hal itu juga sudah termaktup di dalam hukum kasih:

Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 

Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri

Jemaat mula-mula menjual semua miliknya termasuk tanah, dengan berorientasi melakukan kasih: “Mengasihi Allah dan mengasihi sesama.”  Dengan kata lain, jika kita mau menjual harta milik kita, khususnya tanah, harus karena kebutuhan bukan keinginan. Terkhusus kebutuhan yang ada benang merahnya dengan dasar hidup manusia: sandang, pangan, dan papan. Di samping itu kalau menjual semua yang kita miliki harus berlandaskan hukum kasih: Kasih kepada Allah dan sesama. (Demi pekerjaan Tuhan  dan membantu sesama manusia yang kekurangan kebutuhan dasar (sandang,pangan  dan papan).

Namun dalam kehidupan yang sesungguhnya penjualan tanah seringkali berdasarkan keinginan saja. Jika orientasi melakukan penjualan didasari oleh keinginan daging (hawa napsu) maka itu dipastikan bukan untuk pekerjaan Tuhan dan membantu sesama. Dalam kehidupan kita, jika mau melakukan penjualan harta benda yang kita miliki maka harus jelas keperuntukanya (tujuan). Sebab pada dasarnya menjual segala yang kita miliki itu menjadi syarat mutlak untuk mengikut Dia seperti yang tertuang di dalam firman Tuhan di bawah ini:

Jika engkau hendak sempurna jualah segala milikmu dan pergilah berikanlah kepada orang miskin maka engkau akan beroleh harta di sorga kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku

Dari dahulu sampai dengan saat ini, harta benda kemewahan menjadi penghalang utama manusia dekat dengan Tuhan. Sering manusia menomersatukan harta benda kekayaan daripada Allah. Itulah alasan Allah mmbuat pernyataan di atas. Orientasi kita di dalam mengikut Kristus sudah baik dan benar atau belum, yang bisa mengetahui hanya diri kita sendiri. Dengan kuasa Roh Kudus dan kuasa Firman Tuhan yang sanggup memurnikan hati dan pikiran kita, termasuk di dalam melakukan aktivitas penjualan tanah harus diperuntukan untuk hormat dan kemuliaan nama  Tuhan.

(Markus Sulag)



Leave a Reply