Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Menanti Momennya Tuhan (3)




eBahana.com – Di dalam menunggu momennya Tuhan manusia tidak boleh hanya berpangku tangan (diam saja seribu bahasa). Tetapi seseorang harus melakukan kerja dan kerja. Hal yang dimaksudkan dengan kerja di sini adalah kerja buat Tuhan, yaitu bersekutu, berdoa dan melayani. Kerja keras yang dilakukan Maria, pelayan-pelayan dan Yesus sendiri hasilnya tidak mengkianati mereka. Kita akan melihat hasil kolaborasi mereka dalam perkawinan di Kana. Hasilnya dapat kita lihat di bawah ini.

Lalu kata Yesus kepada mereka, “Sekarang cendoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu mereka membawanya.

Perintah Yesus untuk mencedok dan memberikannya kepada pemimpin pesta itu pun dilakukan dengan baik. Apabila mereka berpikir dengan logika duniawi (manusiawi) pelayan-pelayan itu tidak mau memenuhi perintah-Nya untuk mencedok air dan memberikanya kepada pemimpin pesta. Sebab sudah diketahui bersama bahwa yang dicedok itu air yang ada di tempayan lalu diberikan kepada pemimpin pesta. Kita akan melihat reaksi pemimpin pesta ketika ia sudah mencicipi air yang diberikan dari pelayan tersebut. Ada pun reaksinya sebagai berikut.

Setelah pemimpin pesta itu mengecap air yang telah menjadi anggur itu-dan ia tidak tau dari mana datangnya, tetapi pelayan pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya-ia memanggil mempelai laki laki

Setelah ia mengecap air yang diberikan para pelayan, ia lalu terkejut, ia tidak tahu dari mana datangnya dan pemimpin pesta itu juga tidak tahu pelayan-pelayan mencedok air dari mana. Dengan kata lain, ia tidak tahu kalau yang ia kecap itu adalah air dari tempayan. Jika ia tahu bahwa yang ia kecap berasal dari air tempayan yang disediakan untuk mencuci, tangan, kaki dan muka, namun yang mengetahui itu hanya Maria ibu Yesus, pelayan-pelayan, dan Yesus sendiri. Jika pemimpin pesta itu tahu ketika air dikecap berasal dari mana, pasti ia akan  marah karena merasa direndahkan. Setelah mengecap air yang dibawa pelayan justru ia memanggil mempelai laki laki. Apa tujuanya pemimpin pesta memanggil mempelai laki laki? Tujuanya bisa dilihat di bawah ini.

dan berkata kepadanya: ”Setiap orang menghidangkan anggur yang baik terlebih dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.”

Pemimpin pesta ini protes karena mempelai laki-laki itu telah dianggap diskriminasi, sebab anggur yang diberikan  selumnya sudah habis dan kualitasnya tidak sama dengan air yang baru dikecapnya, yang diberikan oleh para pelayanan itu. Kemudian air yang diberikan oleh para pelayan, dari rasa dan kualitasnya ternyata lebih baik dari anggur yang telah habis dihidangkan kepada para tamu. Kemungkinan mempelai laki-laki tidak tahu jika di dalam pesta perkawinannya mengalami peristiwa langka kehabisan air anggur, sementara tamu yang belum meminum anggur masih banyak.

Di dalam ketidaktahuannya dengan peristiwa yang terjadi dalam pestanya itu, mempelai laki-laki menerima tuduhan bahwa ia menyimpan anggur yang kualitasnya lebih dibandingkan dengan anggur yang telah dihidangkan sebelumnya. Mendapat tuduhan yang demikian, bisa jadi ia terkena mentalnya (tidak bisa menyembunyikan rasa malunya di hadapan orang banyak). Bisa jadi para tamu yang datang terlebih dahulu marah apabila anggur yang dihidangkan kepadanya kurang berkualitas dibanding air yang berasal dari tempayan itu. Tetapi yang terpenting bukanlah protes pemimpin  pesta kepada mempelai laki laki karena perbedaan kualitas anggur yang disajikan dalam pesta, tetapi proses dari berubahnya air menjadi anggur yang berkualitas. Di sini, ada hal yang sangat penting untuk dicermati dan ditelaah lebih lanjut. Ada peran besar Maria ibu Yesus dalam peristiwa perkawinan di Kana. Ia sadar bahwa Yesus hanya anak jasmaniah (manusiawi) tetapi secara rohani Dia dikandung dari Roh Kudus seperti yang ditulis oleh tabib Lukas di bawah ini.

Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan  seorang anak laki laki dan hendaknya engkau menamai Dia Yesus. Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus turun atasmu  dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab  itu anak yang akan kau lahirkan  itu akan disebut Kudus, Anak Allah.”

Tujuan ia mengambil peran utama tidak lain dan tidak bukan untuk memproklamirkam bahwa Yesus adalah Allah sendiri. Tindakan Maria selaku ibu-Nya berbuat demikian adalah bentuk tanggungjawabnya selaku orang tua yang menghantarkan anaknya ke pintu gerbang keberhasilan. Di samping itu ia juga selaku hamba Allah, maka wajar jika ia berbuat seperti hal di atas. Terlebih Desa Kana merupakan tempat pertama kali Dia bekerja sebagai Allah dengan mujizatNya tersebut. Seperti firman Tuhan di bawah ini

Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid murid-Nya percaya pada-Nya.

Dengan mujizat yang dibuat Yesus di atas, di samping kerja-kerja eksternal, yaitu menolong  sesama yang sedang ada di dalam kesusahan. Dalam hal ini Dia bekerja untuk menutupi rasa malu dari mempelai laki-laki maupun perempuan karena kekurangan anggur. Tetapi juga memperkuat iman para murid Yesus, sebab keputusan yang diambil untuk mengikut itu sangat tepat.

Sekarang bagaimana dengan kita sebagai pengikut Kristus yang adalah hamba Allah? Sudahkah kita seperti Maria ibu Yesus yang bekerja memperkenalkan eksistensi Yesus sebagai Allah dan juru selamat manusia yang berdosa. Kuasa firman dan kuasa Roh Kudus yang akan mendampingi dan akan menolong kita.

 (Markus Sulag)



Leave a Reply