Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kematian Jasmani dan Rohani (2)




eBahana.comHal yang membuat aneh dalam peristiwa kematian Ananias adalah kematiannya tidak diberitahukan kepada pihak keluarga (istrinya). Padahal kematian yang mendadak itu membuat banyak orang menjadi ketakutan. Hal itu bisa dibuktikan melalui ayat firman Tuhan di bawah ini:

Kira-kira tiga jam kemudian masuklah istri Ananias tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi

Kedatangan istri Ananias ke hadapan para rasul adalah untuk menyusul suaminya. Sebab ia sudah menunggu lama akan tetapi Ananias tidak juga pulang. Hal ini didasarkan pada pernyataan “Kira-kira tiga jam kemudian masuklah istri Ananias.”   Penekanan dalam ayat ini adalah kata ‘kira-kira tiga jam kemudian’. Tiga jam yang dimaksud adalah pasca kematian Ananias, istrinya baru masuk. Saat masuk, ia belum tahu jika Ananias telah mati. Tapi tidak menutup kemungkinan para rasul sengaja memanggil Ananias dan istrinya tidak bersamaan. Hal ini dimaksudkan supaya konspirasi yang mereka berdua lakukan cepat terbongkar dan terselesaikan dengan baik. Strategi menginterogasi yang dilakukan oleh para rasul dilakukan supaya mereka segera mengakui kesalahannya. Sebab hal itu dilihat melalui pertanyaan yang diberikan Petrus kepada suami istri itu sangat berbeda. Pertanyaan Petrus kepada Ananias:

Tetapi Petrus berkata: “Anias mengapa hatimu dikuasai iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian penjualan tanah itu.

Pertanyaan yang diberikan Petrus kepada Ansnias hanya satu pertanyaan tetapi ada dua subtansi perkara, yaitu perkara mendustai Roh Kudus dan perkara menahan sebagian hasil penjualan tanah. Karena Petrus sudah tahu siapa inisiator dari tindakan menahan hasil penjualan tanah itu dilakukan oleh Ananias. Dan menurut budaya Timur Tengah, khususnya bangsa Israel, bahwa seorang perempuan itu tidak terhitung. Sebab yang berkuasa adalah laki laki, segala keputusan berada di tangannya, termasuk merencanakan dan  tindakan  untuk menahan sebagian uang hasil penjualan tanah.

Sedangkan istrinya, Safira, diperhadapkan dengan dua pertanyaan, tetapi ada jeda waktu antara pertanyaan pertama dan kedua. Pertanyaan pertama dilakukan sebelum para pemuda kembali menguburkan mayat Ananias. Adapun pertanyaan Petrus yang pertama kepada Safira adalah sebagai berikut:

Kata Petrus kepadanya: “Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah ini kamu jual?” Jawab perempuan itu: “Betul sekian.”

Pertanyaan pertama kepada Safira istri Ansnias itu langsung pada pokok perkaranya, yaitu “Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah ini kamu jual?” Hal ini membuktikan bahwa ia sebagai perempuan bukan sebagai penentu tetapi hanya alat legitimasi saja. Dengan kata lain, di dalam budaya Israel, perempuan itu dianggap hanya ekor bukan kepala. Indikasi yang kedua, bisa dilihat ketika ia menjawab pertanyaan Petrus: “Betul sekian.” Jawaban yang pendek ini juga menjadi bukti eksistensi seorang perempuan di Israel. Sekalipun jawabanya pendek tetapi jawaban itu adalah dusta. Maka sudah cukup untuk membawanya kepada malapetaka. Seandainya Safira, istri Ananias, mau jujur maka hasil akhirnya akan lain. Safira tidak paham dalam memosisikan diri sebagai seorang istri. Padahal Allah menciptakan Hawa bagi Adam dengan tujuan:

Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia

Perempuan di dalam sebuah keluarga adalah sebagai penolong bagi laki-laki, yaitu penolong yang sepadan. Artinya, apabila suami berbuat yang bertentangan dengan kehendak Allah, istri harus berani meluruskan supaya tetap baik dan benar. Bukan sebaliknya menjadi perempuan yang hanya di dapur, di kasur, dan di sumur saja. Hal itu tidak salah tetapi juga kurang tepat. Seorang perempuan harus berani untuk berbuat kebaikan dan kebenaran. Serta, perempuan harus merasa takut jika berbuat salah. Kuasa Roh Kudus dan kuasa Firman Tuhan yang akan memampukan kita semua.

(Markus Sulag) 



Leave a Reply