Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Iman Terlebih Dahulu




eBahana.com – Sebelum memanggil murid-murid-Nya, Yesus melakukan beberapa mukjizat pada orang-orang yang terkena penyakit, kerasukan, meredakan angin ribut dan sebagainya (Baca, Matius 8–9)

Salah satu cara Gerakan Kristenisasi adalah mempromosikan Yesus sebagai pembuat mujizat. Memang hal tersebut tidak salah karena Yesus adalah pribadi dengan keajaiban tetapi satu hal yang harus dipahami Yesus lebih dari itu. Karena jika pemahaman kita hanya sebatas mujizat yang dibuat Yesus maka orang dengan banyak utang saat mendengar Yesus mampu melunasi utang-utang nya tentu bisa menjadi Kristen dalam sesaat. Atau orang dengan putus asa akan mengakui Yesus sebagai Tuhan karena “diimingi-imingi” dengan mujizat yang dilakukan.

Saya sangat yakin sekali ketika orang-orang tidak lagi mendapatkan apa yang diinginkan, mereka akan merasa tertipu dan meninggalkan Yesus.

Satu hal, Yesus bukan seorang pesulap dengan trik dan bisa gagal. Tetapi Ia adalah Tuhan, Ia melakukan segala sesuatu kepada manusia karena belas kasihan dan hal terpenting untuk diketahui manusia adalah “Iman” manusia.

Ada hal menarik yang saya temukan tentang peran iman untuk melengkapi karya Yesus menyatakan mujizat-Nya. Hal ini tercatat dalam Injil Matius 8 dan 9.

Pada Matius 8:2 menceritakan Iman seorang yang sakit kusta sedang berserah pada Yesus, Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Hal yang dilakukan orang kusta ini tidak rumit, ia hanya berserah dengan imannya pada Tuhan. Ia tidak memaksa Tuhan melakukannya tetapi ia meminta dengan kerendahan hati. Sehingga jawaban terbaik yang didapatkan setelha itu adalah “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya. (Baca : Matius 8:3)

Selain itu, Matius 8:8 juga menulis demikian “ Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” Perwira dalam cerita ini menggambarkan kerendahan hati sebagai kesadaran penuh tentang ketidakberdayaan kita sebagai manusia tetapi ia memiliki iman kepada Tuhan. Sangat menarik saat Tuhan berkata “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel.” (Baca : Matius 8:10) Kutipan ini sebenarnya menjelaskan Yesus terkagum dengan pribadi seperti ini, ia merendah dan percaya sehingga Yesus tak segan-segan “mengangkatnya” di hadapan semua orang. Hasil yang ia peroleh dari kerendahan hati adalah diangkat Tuhan dan hambanya tersebut disembuhkan karena Iman yang dimilikinya.

Cerita tentang Iman juga saya dapati dalam Matius 9:21 tentang perempuan dengan Iman yang berani ia datang pada Yesus dan tanpa takut ia pun berkata dalam hatinya“Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Dan kemudian Tuhan menjawabnya pada ayat 22 “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.”

Dan juga pada kedua orang yang buta yang berseru kepada Yesus saat itu Pada Matius 9:28. Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.” Cerita kedua orang buta menjelaskan Tuhan sedang melihat pengakuan mereka, karena yang didapatinya adalah percaya penuh maka mereka menerima upah sesuai iman mereka yang tercatat pada ayat 29 “ Jadilah kepadamu menurut imanmu.”

Dari setiap kutipan ayat di atas ada sesuatu yang Tuhan sampaikan tentang Iman. Percaya pada Yesus bukan soal saya tahu tetapi seberapa kita membutuhkan dan mengakui bahwa kita tidak berdaya dan kita butuh uluran tangan-Nya. Cerita menarik tentang Yesus meredahkan angin ribut menjadi sebuah ilustrasi orang yang tidak percaya pada kuasa Tuhan (Lihat : Matius 8:23–27). Hal yang paling menggugahkan hati Tuhan jika dilihat dari cerita di atas adalah Iman seseorang. Iman dalam KBBI diartikan sebagai kepercayaan. Artinya kita perlu percaya penuh kepada Tuhan, dan seperti perwira kapernaum mengakui ketidaklayakan, dosa dan ketidakberdayaan kita di hadapan Tuhan. Itu lah yang membuat hati Tuhan tersentuh.

Jangan salah kaprah tentang masalah mu, ia boleh ada tetapi percayalah pada Yesus yang mampu mengatasi setiap masalah mu. Dengan modal Iman dan Kerendahan hati. MS

Artikel asli : https://link.medium.com/9QOqS0anrV



Leave a Reply