Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Mengaku di Hadapan Tuhan Sebagai Pasutri, Sahkah?




Shalom, saya janda mati berusia 40 tahun. Saat ini saya pacaran dengan pria lajang berumur 45 tahun. Setahun terakhir ini kita sering berhubungan seks. Akhir tahun ini, kita pemberkatan. Tetapi saat pertama kali melakukan hubungan seks, kita berdoa mengaku menjadi pasangan suami-isteri. Dan, berdoa menyebut sebagai suami-isteri. Bagaimana
status hubungan kami di mata Tuhan? Apa kami zinah. Tolong bantu saya.
(08521355XXXX)

Shalom,
Ibu, kita harus memahami bagaimana pernikahan di mata Allah. Pernikahan merupakan ide Allah. Tubuh kita merupakan produk buatan Allah. Allah memiliki prosedur pernikahan. Apa itu?

Hal ini bisa kita lihat dalam Kej 1:27-28 “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-
Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Apa yang sebenarnya Alkitab ajarkan melalui ayat ini? Allah yang yang berinisiatif mempersatukan manusia: laki-laki dan perempuan dalam pernikahan. Jadi menikah bukan pikiran atau ide manusia.

Sebelum manusia melakukan hubungan seks untuk memiliki keturunan, Allah memberkati mereka terlebih dahulu. Jadi prosesnya diberkati baru menjadi “satu daging” dan kemudian beranak-cucu. Maka akan menjadi keluarga yang berkenan dan diberkati Tuhan untuk hidup bahagia. Apa yang dilakukan oleh Ibu adalah sebuah proses yang tidak prosedural. Demi menghalalkan hubungan seks, Anda berdoa sendiri, lalu menganggap sudah jadi suami-istri. Dari mana Anda berdua mendapat pengajaran seperti itu? Anda berdua telah berdosa, tegasnya berzina di hadapan Tuhan! Mengapa? Karena di hadapan Allah dan gerejanya status Anda berdua tidak menikah! Secara hukum pun, Anda tidak punya legalitas sebagai suami istri. Bagaimana bila nanti 20 tahun lagi, anak Anda berbuat hal sama. Ia mengatakan pada
Anda, ia telah melakukan hubungan intim dengan pacarnya karena sudah berdoa sendiri di hadapan Tuhan? Bisakah sebagai orangtua, Anda menerima hal ini?

Sebaiknya Anda berdua menghentikan aktivitas seksual tersebut. Mohon ampun pada Tuhan, lalu ikut konseling pernikahan. Daftarkan diri segera untuk pemberkatan nikah. Ingatlah bahwa berkat dari Allah untuk pernikahan hanya turun melalui lembaga-Nya yaitu Gereja-Nya.

 

Oleh Pdt. Dr. Hanny Layantara, MA & Pdm. Dr. Agnes Maria Layantara, MA
Gembala GBI Happy Family Centre, konselor, penulis buku



Leave a Reply