Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

CINTA & EGO




eBahana.com – Cinta yang kita rasakan kadang akan membuat kita melayang tinggi dan melupakan segala hal buruk yang mungkin saja terjadi seiring berjalannya waktu. Semua terasa manis dan indah. Namun, cinta seperti ini akan membuat kita gampang merasa sakit hati dan kehilangan kepercayaan diri ketika cinta yang kita agung-agungkan itu ternyata bisa berubah menyakitkan.

Akan sangat menyedihkan ketika kita bertemu dengan seseorang yang sangat berarti dalam hidup kita, hanya untuk mengetahui bahwa akhirnya dia tidak ditentukan untuk bersama kita, sehingga kita harus dengan berat hati membiarkannya pergi dan berlalu.

Sahabat eBahana, setiap orang tentu pernah merasakan kekecewaan, kegagalan, dan frustrasi. Kadang semuanya datang sekaligus dan kita merasa dunia runtuh. Segera sesudah itu kita melihat semuanya dari sisi negatif. Kita mulai memasang benteng pertahanan dalam diri, dan kemudian kita merasa mandiri dalam mengatasi segala hal. Mungkin masih ada kesempatan untuk orang berikutnya, tapi apakah dia akan menempati posisi terbaik dalam hati kita tanpa cela? Semoga pertanyaan Stevi berikut ini akan menjadi kisah
dan pelajaran berharga bagi kita.

Simak yuk

Pertanyaan Stevi:
Shalom Pak Daniel,
Saya Stevi (26) dari Semarang. Saya adalah gadis yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Mungkin karena terlampau mandiri, saya jadi cepat bosan jika menjalin hubungan dengan lawan jenis. Apalagi kalau cowok yang menjadi pacar saya tanpa sengaja melakukan kesalahan yang memalukan di depan umum. Spontan saya akan menilai dia terlalu biasa dan kemudian meninggalkannya. Sedangkan di satu sisi, usia saya juga semakin bertambah dan saya tahu bahwa sikap seperti itu salah. Pertanyaan saya, bagaimana agar saya bisa lepas dari sikap saya ini? Apa yang harus saya lakukan?
Stevi – 081 328 xxx xxx

Jawaban Papa Daniel:
Stevi yang disayang Tuhan Yesus, Sumber masalahmu bukan karena kemandirianmu, tetapi maaf, itu karena Stevi merasa diri hebat. Segala hal bisa Stevi kerjakan sendiri. Selama ini mungkin Stevi merasa apa yang sudah Stevi capai hingga saat ini karena usaha, perjuangan, dan jerih lelahmu sendiri. Tak seorang pun
membantumu. Stevi juga lupa bahwa Tuhan yang telah memberkatimu dan membuatmu berhasil sehingga
tanpa sadar Stevi memandang rendah orang. Stevi juga merasa pencapaian mereka lebih rendah dari
pencapaianmu. Nah, itu yang Stevi lakukan pada pacar Stevi. Kalau dia tidak bisa setangguh Stevi, maka Stevi
langsung merendahkan dia.

Sadarilah bahwa tanpa Tuhan, kita tidak akan mampu mencapai apa-apa dalam hidup ini. Yoh 15:5 mengatakan, “… sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Jadi, Stevi harus mengakui bahwa
pencapaianmu sampai saat ini bukan karena kemandirianmu semata, tetapi ada bagian yang Tuhan kerjakan,
yang tidak kau sadari. Siapa yang bisa menjaga kesehatan kita kalau bukan karena Tuhan.

Mulai sekarang, jangan merendahkan siapa saja yang Stevi temui. Apalagi Stevi pasti akan menjadi istri yang
harus tunduk pada suami, (Efesus 5:22-24). Renungkanlah Yakobus 6:4, lalu lakukan. Jika dalam beberapa
hari ke depan Tuhan mengirimkan seseorang yang mungkin adalah calon suami Stevi, terimalah dia apa adanya, karena Tuhan juga menerima kita apa adanya. Tuhan Yesus memberkati.

Oleh Daniel Alexander Pendidik, Pembidik.



Leave a Reply