Doa Menembus Takdir
Oleh Tony Tedjo
Makna kata “takdir” menurut bahasa adalah menjelaskan segala sesuatu, atau menerangkan kadar atau sesuatu. Adapun makna kata takdir menurut istilah agama adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah. Apa yang sudah ditakdirkan oleh Allah, tidak dapat dirubah, kecuali atas kehendak-Nya sendiri. Artinya bahwa ada kedaulatan Allah atas hidup seseorang.
Di kalangan orang Kristen terjadi perdebatan mengenai “takdir”, ada yang pro dan ada yang kontra. Bagi saya, takdir itu tidak ada. Kecenderungan makna dari kata takdir itu condong ke arah negatif. Misalnya seseorang yang ditakdirkan untuk mati muda, menjadi miskin, mengidap sakit yang tidak dapat disembuhkan, mengalami kebangkrutan, terjadi perceraian, anak-anak terkena narkoba, dan sebagainya. Bukankah Tuhan menghendaki semua yang baik terjadi dalam hidup kita. Jadi, meskipun mungkin seseorang itu menurut dokter divonis umurnya tinggal tiga bulan, namun masih ada mukjizat dari Tuhan.
Alkitab mencatat kisah mengenai Raja Hizkia yang sudah divonis oleh Tuhan untuk mati karena sakit yang dideritanya. Tuhan berfirman melalui Nabi Yesaya bin Amos mengenai Hizkia: “Beginilah firman Tuhan: ‘Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi” (2 Raj. 20:1). Bila berbicara mengenai takdir, maka sepertinya Hizkia ditakdirkan oleh Tuhan untuk mati muda.
Namun apa yang terjadi, ternyata Hizkia umurnya diperpanjang oleh Tuhan selama lima belas tahun lagi (Yes. 38:5). Kok bisa ya, padahal Tuhan sudah “mentakdirkan” dia untuk mati, tapi malah usianya diperpanjang lagi. Apa yang diperbuat Hizkia ketika diberitahukan “takdir” hidupnya di usia muda? Hizkia berdoa kepada Tuhan, memohon belas kasihan Tuhan untuk memperpanjang usianya. uhan pun mengabulkan doanya. Sehingga Hizkia masih dapat menikmati kehidupan untuk beberapa tahun ke depan.
Saya memiliki pengalaman bersama Tuhan, bagaimana Dia mengabulkan doa saya menembus “takdir”. Pada 22 Maret 2018 lalu, saya berada di Rumah Sakit mata Cicendo Bandung, untuk mempersiapkan diri menjalani operasi mata pada keesokan paginya. Hal yang tak terduga terjadi. Sepulangnya anak-anak kami dari sekolah, sekitar pukul 15.00 WIB, mereka langsung ke rumah sakit untuk menjenguk saya. Ketika kami bertemu, anak perempuan saya, Angel, mengalami sesak nafas. Rupanya dia sesak nafas sejak dari pagi. Nafasnya sudah terengah-engah. Isteri saya membawa Angel ke ruang UGD di rumah sakit mata tersebut. Angel langsung diberi oksigen sebagai pertolongan pertama dari pihak rumah sakit.
Setelah beberapa menit, rupanya pihak rumah sakit mata tersebut “angkat tangan” dan memberi saran untuk secepatnya membawa anak perempuan kami ke rumah sakit anak. Saya tidak bias berbuat banyak, sebab saya sendiri sedang dikarantina di Rumah Sakit Cicendo, untuk persiapan operasi besok. Istri sayalah yang membawa Angel ke Rumah Sakit Advent Bandung. Bersyukur Angel cepat ditangani, nafasnya sudah terlihat baik, setelah diuap dan diberikan oksigen. Pada pukul 20.00 WIB, pihak rumah sakit mengijinkan Angel pulang ke rumah. Saya hanya bisa mengecek kondisi Angel melalui foto WA. Memang sudah lebih segar kondisinya.
Di luar dugaan, sekitar pukul 23.00 WIB Angel sesak nafas lagi. Kali ini, tubuhnya sudah membiru, kakinya dingin, lemas, dan tak berdaya. Angel dengan terbata-bata berpesan kepada mamahnya kalau dia sudah tidak kuat lagi, minta dimaafkan. Dia juga titip pesan untuk saya, bahwa Angel sudah tidak kuat lagi. Saya sendiri yang masih berada di rumah sakit Cicendo, sudah diberitahu Tuhan bahwa Angel akan dipanggil Tuhan. Anehnya, saya tetap tenang, sehingga saya dapat berdoa. Saya berdoa kepada Tuhan Yesus, mematahkan roh maut atas Angel, dan minta kepada Tuhan agar memberikan kehidupan. Saya juga mendoakan isteri saya agar diberikan hikmat dan kekuatan dalam menangani Angel. Isteri saya yang berada di rumah juga berdoa minta pertolongan kepada Tuhan.
Istri saya membawa Angel ke Rumah Sakit Advent kembali, namun ditolak, karena untuk layanan BPJS, tidak boleh dua kali ke tempat yang sama. Akhirnya, Angel dibawa ke Rumah Sakit Immanuel Bandung. Angel diberi oksigen dan langsung ditangani oleh dokter anak. Secara berangsur-angsur nafasnya sudah pulih. Doa kami dijawab Tuhan. Angel sembuh. Kondisi tubuhnya sehat kembali hingga hari ini. Puji Tuhan, “takdir” Angel akan meninggal tidak terjadi. Kuasa maut atas Angel sudah dipatahkan. Angel sudah dibebaskan. Tuhan Yesus memperpanjang usia Angel.
Beberapa waktu kemudian, ketika dalam sebuah ibadah raya, Angel didoakan oleh seorang hamba Tuhan dari Afrika Selatan. Hamba Tuhan ini mengatakan bahwa memang, seharusnya kamu sudah meninggal, namun Tuhan masih mengasihinya. Tuhan punya rencana yang indah atas hidup Angel. Menurut perhitungan manusia, takdir tidak bias berubah. Tapi bagi Tuhan Yesus, segala jenis takdir dapat dilampaui.
“Doa menembus takdir”. Ungkapan tersebut bukan slogan semata. Memang benar-benar dahsyat kuasa doa yang dipanjatkan oleh anak-anak Tuhan yang sungguh-sungguh minta pertolongan-Nya. Melalui doa kita yang sungguh-sungguh, hati Tuhan bisa berubah. Terjadi mukjizat kesembuhan, bahkan yang mati pun bisa dibangkitkan.
Doa yang dikabulkan oleh Tuhan haruslah disampaikan dengan ketulusan, tanpa kepura-puraan. Doa yang disertai dengan iman, percaya sepenuh hati bahwa Tuhan sanggup mengatasi pergumulan kita. Pada waktu kita berdoa, maka Tuhan akan turun tangan untuk mempertontonkan kemahakuasaan-Nya. “Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan Dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni” (Yak. 5:15).
Rasul Paulus berkata bahwa “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku” (Fil. 4:13). Memang benar firman Tuhan tersebut. Bahwa segala perkara yang menyangkut pergumulan hidup kita, apapun itu namanya, dapat ditanggung bersama dengan Tuhan yang sudah memberikan kekuatan kepada kita.
Jangan kecewa dan putus asa pada waktu bergumul dengan sakit penyakit yang kita derita, bahkan ketika dokter memvonis bahwa sakit yang diderita tidak bias disembuhkan lagi, dan usianya sudah divonis hanya tinggal beberapa bulan saja. Tetaplah bersikap tenang. Sebab pada waktu tenang, kita bias berdoa. Pada waktu kita berdoa maka Tuhan campur tangan mengatasi persoalan kita.
Jangan hidup kita dibatasi oleh takdir. Di dalam Tuhan Yesus, ketika kita berdoa, maka kita bias menembus takdir. Sebab Tuhan Yesus mau atas hidup kita semua yang baik. Tuhan memberikan berkat-Nya dengan berlimpah, supaya berkat itu bias disalurkan kepada orang lain. Termasuk apabila kita mengalami pertolongan Tuhan, bagikanlah itu kepada semua orang, ceritakanlah bahwa Tuhan Yesus itu dahsyat. Kuasa-Nya tidak berubah, baik dahulu, sekarang, maupun yang akan datang. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan Yesus.
Tony Tedjo melayani sebagai pengkhotbah, dosen teologi, penulis buku, Ketua School Of Writing (SOW).Buku yang ditulisnya antara lain: Mengalahkan Raksasa Kehidupan, 50 Messages for Wisdom, Church Growth Through Cell Group, Anda Bertanya Saya Menjawab.