Pengetahuan dan Iman
“Mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian.”
Di dalam kehidupan manusia pengetahuan itu seberapa penting? Di dalam kehidupan manusia pengetahuan sungguh sangat penting. Jika pengetauan tidak dianggap penting, tentu raja Salomo ketika berdoa kepada Tuhan Allah meminta tahta, harta benda, dan kemewahan, tetapi realitanya ustru meminta hikmat kebijaksanaan. Seperti yang disampaikanya di dalam Amsal:
“Amsal amsal Salomo bin Daud raja Israel, untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata kata yang bermakna, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran.”
Mengapa dia di dalam doanya meminta sesuatu hal yang telah disebutkan di atas? Karena dengan hikmat dan kebijaksanaan yang dia memiliki itulah, ia menjadi raja yang masyhur, disegani para raja di sekitarnya sehingga mereka bersedia menjadi raja taklukannya Salomo. Dengan kata lain kerajaannya di bawah pemerintahan raja Salomo. Konsekuensi menjadi seorang raja taklukan adalah memberi upeti kepada raja yang telah menaklukannya. Raja Salomo disegani oleh raja yang lain, itu bukan hanya karena bala tentaranya yang kuat tetapi mereka kagum karena hikmat kebijaksanaan dan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang dimilikinya menjadikan ia seorang raja yang sangat kaya dan termasyhur. Termasuk ratu Seba pun terkagum dan suka kepadanya.
Peranan pengetahuan atau hikmat kebijaksanaan dalam kehidupan manusia sangat sentral. Oleh karena itu manusia harus berpengetahuan,. Apa pengetahuan itu? Dilansir dari wikipedia, pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari seseorang, tetapi tidak dibatasi deskripsi, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara probalitas bayesien adalah benar atau berguna.
Itulah alasan mengapa manusia harus berpengetahuan. Oleh karena ilmu pengetahuan sangat penting bagi kehidupan manusia maka manusia harus memilikinya. Sebab untuk keberlangsungan hidupnya. Tanpa dia memiliki pengetahuan akan sangat berat untuk menjalaninya. Dan ilmu pengetahuan lebih penting daripada harta, benda kemewahan, dan tahta. Sebab harta benda kemewahan bisa hilang karena dicuri, dimakan ngengat dan karena sebab yang lainya. Ilmu pengetauan itu bisa ditempatkan dan menempatkan diri pada berbagai ruang dan berbagai bidang manapun di dalam kehidupan manusia.
Termasuk dalam bidang peternakan (penggembalaan). Untuk menjadi penggembala yang baik dan benar, ia juga harus berpengetahuan yang luas. Sebab yang dihadapinya bukan hanya soal memberi makan minum kambing domba saja, tetapi banyak hal yang sangat kompleks. Misalnya, menghadapi ancaman baik bagi dirinya sendiri sebagai gembala maupun ancaman bagi kambing dombanya. Karena suatu penyakit, ancaman yang datang dari pencuri, dan yang datang dari binatang buas di padang gurun maupun di padang rumput saat menggembalakan kambing dombanya. Semua yang tertulis di atas selaras dengan apa yang telah disampaikan nabi Yeremia: “Mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian.”
Kalau kita membahas pribadi seorang gembala maka jangan melupakan tentang tanggung-jawab yang dibebankankan kepadanya. Mengapa demikian? Karena seorang gembala harus mengerjakan dua hal:
- Membahas pangan yang harus tersedia secara berkelanjutan, sebab jika tidak kambing domba pasti akan mati.
- Penggembalaan juga berbicara tentang keselamatan baik ketika di dalam kandang maupun ketika di dalam penggembalaan di padang rumput. Tanggung-jawab dari seorang gembala kepada dombanya itu selama 24 jam. Atas dasar itulah maka firman Tuhan melalui Yeremia mengatakan: “Mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan.”
Seorang gembala jika ingin berhasil juga harus mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas. Tanpa memiliki hal tersebut kegagalan dalam penggembalaan pasti terjadi. Nabi Yeremia juga berkata, seorang penggembala harus menggembalakan kambing dombanya dengan pengertian. Apa arti kata dari pengertian? Yang dimaksud dengan pengertian menurut KBBI adalah telah mendapat, telah menangkap (telah memahami, tahu), apa yang dimaksud dari sesuatu.
Jika kita mau menelaah tentang arti kata berpengertian di atas, maka kita akan tahu bahwa menjadi gembala tidak semudah yang dibayangkan. Sangat kompleks. Kalau kita mau memahami apa yang disampaikan nabi Yeremia yang mengatakan: Mereka akan menggembalakan domba dengan pengetauan dan pengertian.”
Seorang gembala harus bisa memahami karakter masing-masing kambing domba. Sebab kambing domba juga memiliki karakter dan latar belakang indukan yang berbeda-beda anatar satu dengan yang lainya. Sebab hal itu juga akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas kambing dombanya. Itulah mengapa firman Tuhan mengatakan: “Menggembalakan dengan pengetahuan dan pengertian.” Contoh dari seorang gembala yang berpengetahuan dan berpengertian adalah Yesus itu sendiri. Di mana kita bisa mencermati dan melihat Yesus adalah seorang gembala yang berpengetahuan dan berpengertian?
“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba dombanya.”
Gembala yang berpengetahuan dan berpengertian sama dengan gembala yang baik sehingga ia sampai rela memberikan nyawanya bagi dombanya. Mengapa bisa demikian? Karena faktor geografis di daerah Timur Tengah, termasuk Israel sebagian besar adalah padang gurun, gunung dan lembah. Itu mempengaruhi cara berkehidupan masyarakat di sana, termasuk seorang gembala. Untuk menggembalakan dombanya, ia harus berjalan mencari padang rumput, melewati padang gurun, gunungk dan lembah tersebut. Di dalam perjalanan baik berangkat maupun pulang tidak selalu lancar sampai tujuan tetapi banyak rintangan yang menghadangnya.
Hadangan secara geografis seperti: pada siang hari menghadapi sinar matahari yang sangat terik terutama di padang gurun. Demikian pula pada malam hari para gembala dan kambing dombanya menghadapi udara yang sangat dingin dan itu pasti mengganggu dalam hal kesehatan. Di padang gurun gembala dan kambing domba juga menghadapi binatang buas, seperti harimau, serigala dan yang lainya. Di samping itu masih ada binatang berbisa yang sangat mematikan seperti ular dan yang lainya. Musuh yang paling berbahaya bagi para gembala selain yang sudah disebutkan di atas datang dari para perampok dan pencuri. Inilah yang mendasari bagi para penulis Injil Yohanes: “Akulah gembala yang baik, gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba dombanya.”
Untuk bisa melindungi kambing dombanya, selaku gembala dia harus berpengetaHuan dan berpengertian. Sebab jika hanya mengandalkan otot saja ia tidak akan sanggup menjalankanya. Maka Yesus juga mengatakan: “Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.”
Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati itu sama dengan berpengetahuan dan berpengertian. Kata memberikan nyawanya bagi domba dombanya, jangan hanya dipahami terpisahnya tubuh jasmani dan rohani saja tetapi harus dipahami lebih luas lagi. Misalnya, rela memberikan nyawa itu juga bisa segaris lurus dengan apa yang disampaikan rasul Paulus:
“Karena itu saudara-saudara demikian kemurahan Allah, aku menasehatkan supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Kata supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Ketika kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan, ada harga yang harus dibayar karena kita meninggalkan semua yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Padahal semua itu adalah sesuatu yang kita sayangi dan membuat kita bahagia. Meninggalkan kehidupan yang lama berganti dengan kehiidupan yang baru dan itu amat sangat berat. Di dalam realita kehidupan yang sebenarnya bahwa manusia selalu kalah oleh keinginan daging (hawa nafsu duniawi). Seperti kata firman Tuhan yang mengatakan bahwa: “roh itu kuat daging itu lemah.”
Artinya, supaya tubuh itu kuat perlu ada yang namanya hidup baru dan lahir baru. Bicara hidup baru dan lahir baru berbicara mengenai iman kepada Tuhan Allah yang telah menjelma menjadi manusia Yesus. Setelah posisi hidup kita ada di dalam kehidupan yang baru maka kita lebih mudah berbicara mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Itulah yang disebut ibadahmu yang sejati.
Siapa yang bisa mengetahui ibadah kita adalah ibadah yang sejati atau belum? Kalau kita mau jujur hanya diri kita dan Tuhan Allah saja yang tahu dan mengerti persembahan, lahir baru dan hidup baru. Sebab itu adalah wilayah kerja-kerja iman. Supaya kita bisa mengerti dan memahami kerja-kerja iman maka manusia membutuhkan hikmat pengetahuan dan pengertian. Pengetauan tanpa iman menjadi lumpuh tetapi iman tanpa pengetahuan dan hikmat tidak akan bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik dan benar. Iman dalam kehidupan manusia harus berjalan seiring sejalan dan seia sekata. Kuasa firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus yang akan memampukanya.
(Markus Sulag)