Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Pdt. Kristi, S.Si, M.A : Gereja Bagi Sesama dan Semesta




eBahana.com – Keaktifan dalam kegiatan gereja ternyata mampu membuat Kristi tertarik untuk sekolah Teologi hingga menghantarkannya menjadi pendeta di GKJ Gondokusuman Yogyakarta. Bahkan ia rangkul wanita lintas iman untuk memperkuat toleransi dan kebhinekatunggalikaan.

Lahir dan dibesarkan dalam lingkungan Kristen tidak lantas membuat saya tertarik pada kegiatan gereja. Cita-cita menjadi pendeta pun tidak ada. Pada masa kecil, saya hanya aktif ikut Sekolah Minggu hingga kelas 5 SD. Namun, berkat dorongan sang ibu, menginjak SMP, saya mulai aktif kembali dan terlibat dalam kegiatan di GKJ Kotagede. Saya pernah menjabat sebagai Ketua Persekutuan Remaja dan Koordinator Sekolah Minggu.

Selama saya aktif dalam kegiatan gereja dan kerohanian di sekolah, saya sering berjumpa dengan mahasiswa teologi. Dari situ saya ingin mencoba masuk sekolah teologi. Saat itu saya minta izin kepada orang tua untuk belajar teologi di Universitas Kristen Duta Wacana. Akhirnya ibu mengizinkan saya masuk sekolah teologi.

Ilmu dan pengalaman pelayanan membuat saya memberanikan diri untuk menjadi pendeta. Sebelum lulus, GKJ Gondokusuman meminta saya ikut menjalani proses pencalonan pendeta. Akhirnya saya diterima dan melayani di GKJ Gondokusuman hingga saat ini.

Membimbing Anak Berkarakter Kristus

Saya tidak memiliki keinginan yang sangat tinggi dalam melayani. Saya lebih suka mengalir saja. Yang terpenting adalah saya bisa memberikan dan melayani sesuai kompentensi saya secara maksimal. Jadi, saya tidak memiliki sesuatu yang spektakuler. Namun, apa pun tugas dan tanggung jawab yang Tuhan berikan akan saya kerjakan dengan maksimal.

Di GKJ Gondokusuman, bergantian dengan para pendeta yang lain, Kristi bertanggung jawab sebagai pendamping komisi dan bidang yang ada., seperti di Komisi Remaja, Komisi Wanita, Komisi Anak, Adiyuswo, dan lainnya. Bagi saya, kekuatan gereja terletak bukan hanya pada generasi muda, melainkan semua generasi. Semua lintas generesi harus memiliki keunggulan.

Selama bertanggung jawab memegang komisi anak, saya pernah membuat terobosan untuk anak-anak Sekolah Minggu dalam bentuk live in ke gereja-gereja yang berada di pedesaan. Tujuan kegiatan ini adalah memperkenalkan anak-anak dengan teman-teman dari gereja lain. Selama live in, mereka tinggal di rumah warga. Mereka diajar untuk mencuci piring sendiri, menyapu, dan lainnya.

Kegiatan seperti ini akan meningkatkan kepekaan sosial, kemandirian, dan rasa tanggung jawab mereka. Selain itu, melalui kegaiatan ini mereka juga mendapatkan banyak pengalaman, seperti membuat tempe, membuat abon, dan lainnya. Tidak sedikit dari anak-anak yang begitu asik menikmati kegiatan ini dan tidak mau pulang.

Selain kegiatan di dalam gereja saya juga aktif sebagai pengurus di YMCA, YWCA, dan Srikandi Lintas Iman (SRILI). Kegiatan Srikadi Lintas Iman ini berawal dari Workshop dan berlanjut pada kegiatan aktif seperti kunjungan ke berbagai tempat ibadah, ke tempat ziarah berbagai agama, dan tempat pendidikan berbasis agama, seperti ke pondok pesantren, sekolah teologi, sekolah tinggi agama Hindu, dan lainnya. Tujuannya supaya semua anggota lebih mengenal lebih dalam.

Bukan hanya kunjungan, para anggota Srikandi Lintas Iman juga diberdayakan dengan berbagai pelatihan, seperti pelatihan perdamaian, pelatihan menulis, pelatihan metode kajian. Srikandi Lintas Iman pernah digandeng oleh KPU untuk menyelenggarakan sarasehan warga mengenai pemilu damai. Pada pandemi ini, kami juga melaksanakan banyak program, seperti kesehatan spiritual, kesehatan psikologi, pemberdayaan ekonomi, keberagaman literasi, dan lainnya. Banyak hal yang bisa didapatkan dari kegiatan tersebut, seperti, keberagaman, saling menghargai dan menghormati, keberagaman, dan pemberdayaan wanita.

Keaktifan saya di Srikandi Lintas Iman sedikit banyak juga pasti akan memberikan dampak positif terhadap keberadaan GKJ Gondokusuman. Sejalan dengan visi GKJ Gondokusuman saat ini, saya berharap gereja dapat bermakna dan bermanfaat bagi sesama serta semesta ini. Dengan demikian, kehadiran gereja dapat dirasakan bukan hanya oleh jemaat atau gereja, melainkan juga oleh banyak orang.

 

Saya juga memiliki impian agar GKJ Gondokusuman bisa menjadi rumah bagi para mahasiswa dari berbagai daerah. Saya ingin mereka menetap di gereja, mengingat GKJ cukup dekat dengan kampus. Tidak sekadar dimanfaatkan sebagai tempat persingahan, gereja adalah keluarga. Jadi, gereja yang ideal itu terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa, orangtua yang bersama-sama terus tumbuh dalam iman. Naf

Kristi, S.Si, M.A.

Lahir                                        : Yogyakarta, 29 Juni 1984

Pekerjaan & Pelayanan           : Pendeta di Gereja Kristen Jawa Gondokusuman

Suami                                      : Daniel Krismanto, S.E.

Anak                                        : Abimantrana

Ayah                                        : Kaca Budi Nugroho, S.Si.

Ibu                                           : Rr. Endang Nawangsih, A.Md.



Leave a Reply