Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

LGBT Lesbian, Gay, Biseksual, Transeksual




Eksistensi dan pengaruh kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transeksual dalam semua tataran kehidupan makin hari makin besar. Tak ayal lagi hal tersebut memicu respons yang beragam. Seperti pertanyaan berikut ini:

Dok, baru-baru ini saya membaca di media bahwa di Surabaya akan dilakukan Kongres Regional Asia Pasifik
Kelompok LGBT di bawah naungan ILGA (International Lesbian, Gay, Bisexual, Trans and Intersex Association). Saya jadi bingung, harusnya gimana sih sikap kita sebagai orang percaya terhadap hal-hal semacam ini.

(Dabhol Sijabat, 25 Th, Cilacap.)

Sdr. Dabhol,

memang kita harus bijak dalam merespons hal-hal semacam ini. Saya yakin para pemimpin gereja juga
tahu rencana kongres tersebut, dan saya yakin mereka pasti telah bersungguhsungguh berdoa untuk menggagalkan rencana kongres tersebut. Dan faktanya, doa tersebut efektif, kongres batal diselenggarakan.
Namun, harus disadari oleh pemimpin Kristen, bahwa lesbian, gay, biseksual, transeksual, saat ini bukan sekadar orientasi seksual. LGBT telah menjadi kekuatan sosial, bisnis, akademik, politik, bahkan keagamaan.
Kekuatan sosial, terlihat dari pengorganisasian mereka yang amat baik, dari komunitas lokal sampai nasional
bahkan internasional. Di tingkat nasional mereka memiliki organisasi yang disebut GAYa Nusantara berpusat di Surabaya, Arus Pelangi berpusat di Jakarta. Dari organisasi-organisasi nasional ini, mereka bergerak, mengontrol, menaungi banyak organisasi-komunitas lokal. Dalam level Internasional mereka tergabung dalam
ILGA.

Kekuatan bisnis, terlihat dari infiltrasi mereka terutama dalam dunia hiburan. Ambil contoh tayangan TV Indonesia, bukankah saat ini sulit menemukan TV yang tidak memiliki presenter dan atau acara dengan karakter waria. Dan acara semacam itu sangat digemari. Kekuatan Akademik, dimotori oleh Kinsey Institute yang didirikan oleh Alfred C. Kinsey bapaknya kaum homoseksual. Mereka kini telah menyelusup dalam hampir semua pendidikan kedokteran dan psikologi di seluruh dunia, melalui textbook, seminar, maupun konferensi. Dede Utomo,PhD, bapaknya kaum homoseks di Indonesia, pendiri GAYa Nusantara, sempat merintis program S2 Gender and Sexuality di Unair, meskipun pada akhirnya program yang dibiayai oleh
Ford Foundation tersebut bubar.

Kekuatan politik, di banyak negara liberal banyak tokoh politik dari kelompok ini. Presiden Amerika, Barack Obama jelas pendukung kelompok ini, dan mendorong legalisasi pernikahan sejenis di banyak negara bagian di Amerika. Dede Utomo sendiri, beberapa kali berjuang untuk masuk senayan. Dukungan Komnas HAM pada kongres mereka menunjukkan bahwa kelompok ini telah menancapkan pengaruhnya dalam dunia politik dan birokrasi di Indonesia.

Kekuatan keagamaan, mereka telah berhasil mendirikan gereja homoseks di banyak negara sekuler. Jika pemimpin Kristen tidak waspada, hal seperti ini bisa terjadi di Indonesia. Jika tidak berhati-hati, penggalangan masa besar-besaran oleh gereja untuk menjangkau mereka bisa menjadi bumerang bagi gereja. Penggalangan masa ini berpotensi memfasilitasi mereka untuk berkomunitas dalam jumlah besar, meningkatkan kekuatan, dan mengkristalkan gerakan mereka. Firman Tuhan, telah mengingatkan kita akan hal ini, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya” (Amsal 27:17). Jika LGBT difasilitasi berkumpul dalam masa yang besar, perilaku mereka akan makin ditajamkan.

Dalam prinsip peperangan, sedapat mungkin memecah kekuatan lawan, menghancurkan mereka saat mereka
masih kecil, masih lemah. Bukan memfasilitasi mereka untuk menjadi besar. Saya sungguh-sungguh menghargai dan bersyukur ada rekanrekan pelayanan yang dengan hati penuh belas kasihan habis-habisan menjangkau mereka. Alangkah baiknya, jika belas kasihan itu ditambah dengan strategi perang yang matang.

Saya akan berbagi lebih rinci strategi perang melawan dosa seksual ini, pada XBTMovement Revival-Seminar for Leaders, pada hari Sabtu, 8 Mei 2010 di Integrity Convention Center, MGK, Jakarta. Saya mengajak para pemimpin Kristen memperlengkapi diri agar siap berperang untuk menegakkan kekudusan seksual. Draw

 

Dr. Andik Wijaya, M.Rep.Med. (Seksolog).



Leave a Reply