Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

PGI Menerima Kunjungan Presiden Jokowi di Graha Oikoumene




Jakarta, eBahana

Setelah kunjungan pertama yang berlangsung pada 2014 setelah beliau terpilih sebagai Presiden ke-7 Republik Indonesia. Kini Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menerima kunjungan Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo yang kedua kalinya di Grha Oikoumene, Jumat (24/8/18).

Sebelum menerima kunjungan silaturahmi Presiden Jokowi dan jajarannya, para pemimpin gereja di Grha oikoumene berkumpul untuk menggumuli tantangan yang tengah dihadapi gereja-gereja dan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Hasil pertemuan tersebut menjadi catatan PGI yang akan disampaikan kepada Presiden Jokowi sebagai masukan gereja-gereja bagi Pemerintah Republik Indonesia.

Kunjungan silahturahmi Presiden Jokowi ke Grha Oikoumene disambut baik oleh Ketum PGI, Pdt. Henriette T. Hutabarat-Lebang, dan Sekum PGI, Pdt. Gomar Gultom, bersama jajaran dan utusan gereja-gereja.

Pdt. Gomar Gultom menyampaikan bahwa PGI berusaha menjadi tuan rumah yang baik terkait kunjungan tersebut. Gomar Gultom juga menyampaikan sejumlah catatan PGI ke Presiden Jokowi sebagai masukan kepada Pemerintah Republik Indonesia dalam mengelola kemajemukan, kekayaan alam dan hak-hak dasar manusia agar membawa kebaikan bagi setiap orang di bumi Indonesia.

Pdt. Henriette T. Hutabarat-Lebang, dalam sambutannya, mengapresiasi upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat kecil. “Beberapa hal yang telah dilakukan oleh Pemerintah, seperti mendorong pengadaan sertifikat tanah rakyat, pembangunan infrastruktur di daerah-daerah pinggiran, mengatasi masalah korupsi, narkoba, dan penyalahgunaan kemajuan teknologi informasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Pdt. Henriette menyampaikan beberapa hal mengenai masalah HAM yang masih belum tuntas dan perlu mendapat perhatian pemerintah, khususnya di Papua. “Persoalan lain yang masih menjadi ganjalan kami adalah masalah perdagangan manusia, eksploitasi perempuan dan anak, kebebasan beragama yang masih jauh dari harapan mengingat politisasi agama semakin meningkat, munculnya sejumlah fatwa agama yang tidak menciptakan kesejukan dan marginalisasi kelompok-kelompok minoritas dengan dalil penodaan agama, seperti yang terjadi pada ibu Meiliana di Medan belum lama ini.”

Sumber : https://pgi.or.id/wp-content/uploads/2018/08/JokowiGrha-1.jpg

Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa tidak semua hal dapat dilakukan pemerintah sekaligus. “Pemerintah pada tahap awal berusaha memberi perhatian pada pembangunan infrastruktur untuk menerobos keterpisahan saudara-saudara sebangsa yang selama ini hidup terisoliasi karena tidak tersedia insfrastruktur yang memadai, termasuk dampaknya pada hasil bumi yang tidak bisa dijual ke luar,” tegasnya.

Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa setelah pembangunan infrastruktur, perhatian pemerintah akan diberikan pada upaya penegakan HAM, radikalisme dan intoleransi. Dbs/Naf



Leave a Reply