Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Modal Kehidupan




eBahana.com – Kitab kejadian ditulis oleh Musa, kitab ini disebut sebagai buku tentang asal mula, karena asal mula kehidupan, asal mula alam semesta, asal mula penciptaan manusia, asal mula kejatuhan, dan asal mula pekerjaan penyelamatan oleh Allah dimulai di Kitab Kejadian. Kitab kejadian bukan hanya merupakan permulaan hal-hal tersebut, melainkan juga merupakan pendahuluan dari seluruh Alkitab dan buku yang memperlihatkan sejarah penebusan (Yesaya 46:10;48:3). Kitab Kejadian 1 menggambarkan penciptaan seluruh alam semesta, sebagai bagian dari kisah penciptaan itu kisah pria dan wanita juga dibentuk, diberi perintah dan kuasa untuk mengelola dan mengerjakan bumi (Kejadian 1:26).

Kejadian 1:1, kata “menciptakan “si penulis menggunakan kata “bara”memiliki arti aktivitas penciptaan Allah dari sesuatu ketiadaan. Artinya dari tidak ada diciptakan menjadi ada. Namun dalam Kejadian 2:7 kata “menciptakan” si penulis menggunakan kata “Yasar” kata ini dipakai untuk melukiskan seorang penjunan, seniman yang sedang bekerja, yaitu membentuk bahan di tangannya sesuai dengan kehendaknya (bdg, Yer. 18:3,4). Dalam hal ini Tuhan bekerja membentuk secara langsung manusia dari tanah itu sendiri. Tanah (tanah, bubuk, puing atau abu). Kita dapat melihat dengan jelas bahwa setelah tanah itu dibentuk manusia hanyalah gumpalan tanah yang terbentuk dengan baik dan indah tapi masih dalam keadaan mati. Memang pasal 1 Allah menciptakan dan menyediakan segala sesuatu yang kelak dibutuhkan manusia, mulai hari pertama sampai hari keenam semua yang Allah ciptakan berkaitan erat dengan kebutuhan manusia. Hal itu Allah lakukan supaya, ketika sudah diciptakan, manusia tidak perlu khawatir dan takut tentang sandang, pandan dan papan.

Tetapi apalah artinya semua kebutuhan yang Allah sediakan itu tidak dapat kita nikmati karena kita masih dalam keadaan mati (patung) dapatkah kita menikmatinya? Di sinilah letak pentingnya bahwa tanpa Tuhan kita hanya gumpalan tanah yang baik dan indah tapi tidak bias berbuat apa-apa. Apa yang Tuhan lakukan selanjutnya adalah Allah menyalurkan hidupnya sendiri (menghembuskan nafas) kedalam gumpalan tanah yang mati. Nafas ilahi menyusupi materi tersebut dan mengubahnya menjadi makhluk hidup yaitu makhluk yang diciptakan menurut gambar Allah sendiri. Semua kehidupan berasal dari Tuhan tetapi kehidupan manusia dimulai dengan nafas Pribadi Tuhan. Artinya tanpa Tuhan kita tidak akan hidup. Oleh karena Nafas Pribadi Tuhan itu manusia menjadi mahluk hidup yang memiliki unsur yang sama seperti Allah, itu sebabnya manusia memiliki kuasa untuk mengelola dan mengerjakan bumi yang Allah ciptakan.

Pada 2013 ketika itu penulis baru menyelesaikan Pendidikan Bachelor of Theologi (B.Th) di Bethesda International Seminary Malang-Jawa Timur. Dengan maksud hendak langsung terjun dan merintis pelayanan maka saya pulang ke Riau via Pesawat menuju kota Medan. Di Medan saya bertemu pacar (calon istri) dan mengikuti kegiatan wisudanya. Satu bulan selesai wisuda, calon istri pada waktu itu langsung saya ajak ke Riau tepatnya di Desa Simpang Perak Jaya Kabupaten Siak. Dengan berbekalkan ijazah Sarjana Pendidikan akhirnya saya dan pacar pada waktu itu bersama dengan gembala berhubung beliau ada kenalan di sekolah tersebut maka kami diajak untuk melamar menjadi guru di sebuah sekolah di PT. RAPP (SD, SMP, SMA) hampir kurang lebih dua bulan kami menunggu informasi balasan dari pihak sekolah namun tidak kunjung ada, padahal sertifikat penghargaan, akta IV sudah disertakan.

Akhirnya setelah ditanyakan ke pihak sekolah bahwa saat ini sekolah belum memerlukan tenaga pengajar. Dengan bermodalkan kenalan dan ijazah rencana yang kami susun gagal. Hingga akhirnya kami doa dan puasa meminta kepada Tuhan apa yang harus kami lakukan. Kemudian beberapa bulan kemudian ada seorang ibu yang menjumpai kami meminta supaya kami membuka Yayasan Pendidikan Kristen (PAUD) di desa ini. Kami menangkap kerinduan ibu ini dan gembala tempat dimana pacar saya praktik mensupport dengan baik. Akhirnya kami pun pergi dan berkunjung ke kediaman Pdt. P L Manullang (Gembala GPdI ElShadai yang juga Ketua Majelis Daerah Riau, Pangkalan Kerinci-Kab. Pelalawan) memohon kerja sama dalam bidang pendidikan dan puji Tuhan, pendidikan PAUD yang dimulai 2013-2020 sekarang ini semakin berkembang dan telah  mendidik dan menamatkan anak-anak yang berkarakter Kristus. Maka saya percaya apapun mungkin planning yang sedang kita susun bila kita bermodalkan Tuhan sepenuhnya maka Tuhan akan memberi kita hikmat untuk mengelola apa yang Tuhan siapkan untuk kita kerjakan.

Berapa seringkah kita memulai hal-hal dalam kehidupan kita tanpa Allah? Bukankah kita tidak selalu mengikut sertakan Dia di dalam rencana hidup kita. Kita mungkin selama ini menganggap bahwa manusia, kekuatan, keuangan, ilmu pengetahuan bias menjadi modal dalam hidup kita. Ketika penulis menyelidiki kisah penciptaan manusia ini, penulis menemukan suatu pesan yang dahsyat. Betapa dahsyat dan luar biasanya nafas Allah itu sehingga manusia bias hidup dan mengelola bumi ciptaan Tuhan itu. Dalam Bahasa ibrani napas “n@shamah” memiliki 3 arti yang sering sekali kita lewatnya, padahal sebenarnya ada sesuatu yang luar biasa dari pengertian itu. Penulis mengutip 3 pengertian dari kata napas “n@shamah”

1. Breath artinya nafas atau kehidupan.

Sejak awal penciptaan pada Kejadian 1:2 dikatakan bahwa Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. kejadian 1:2 tidak langsung muncul setelah ayat 1 dituliskan. Sebab antara Kejadian 1:1 dan Kejadian 1:2 memiliki rentang waktu yang tidak dapat dihitung. Kejadian 1:1 melukiskan bahwa Allah telah menciptakan langit dan bumi. Yesaya memberi penjelasan mengenai hal ini dalam Yesaya 45:18 Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit, –Dialah Allah–yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya, –dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami–:”Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain. Jadi dari penjelasan ayat ini bahwa sebenarnya bumi itu telah diciptakan dengan sempurna dan layak untuk ditinggali (Kej. 1:1). Tetapi memasuki ayat kedua ada rentang waktu yang tidak dapat dihitung “jeda”. Nah, dalam jangka waktu ini terjadi pemberontakan Lucifer yang adalah pemimpin pujian di Kerajaan Sorga. Sebagai mana yang dilukiskan Yesaya 14:9-16. Akibat dari pemberontakannya itu Lucifer dilemparkan ke bumi dan dalam kemarahannya Lucifer menghancurkan dan merusakkan bumi yang Tuhan ciptakan itu. Bumi menjadi gelap, tidak berbentuk dan kosong, tidak ada kehidupan.

Lucifer yang kemudian disebut iblis, dialah yang menjadi sumber kerusakan banyak anak-anak Tuhan. Iblis membuat hidup kita rusak, keluarga kita rusak, anak-anak kita rusak, bisnis kita rusak, tidak ada masa depan, tidak ada damai dan kehidupan. Tetapi puji Tuhan, Allah dalam bentuk Roh melayang-layang di atas permukaan air. Roh Allah melihat di mana kerusakan itu. Allah ingin merestorasi dan memperbaiki semua kerusakan itu. Allah menciptakan kembali bumi yang telah hancur dan rusak itu, memberi pertumbuhan dan kehidupan di dalamnya. Allah kita sanggup untuk memulihkan dan memperbaiki segala kerusakan di hidup kita bila kita mengizinkan Roh-Nya untuk tinggal dan hidup di dalam kita. Ada kehidupan di dalam Dia.

2. Blast (ledakan)

Pengertian lain dari kata “n@shamah” adalah ledakan (terobosan). Alam semesta dipulihkan ketika Roh Allah melayang-layang melihat kerusakan yang iblis lakukan. Kehidupan manusia dimulai ketika Roh Allah (Nafas Allah) dihembuskan kepada manusia itu. Hal yang luar biasa Alkitab mencatat Gereja dimulai ketika Roh Allah dicurahkan di Loteng Yerusalem pada hari Pentakosta. Dalam Kis. 1-2 ketika rasul-rasul dan orang percaya lainnya berkumpul menantikan janji Allah yaitu Roh Kudus. Ketika Roh Kudus dicurahkan maka murid-murid dan orang-orang percaya penuh dengan Roh Allah. Terjadi ledakan dan terobosan yang luar biasa. Petrus berkhotbah dan 3.000 orang bertobat, tanda-tanda heran menyertai mereka dan jumlah orang-orang percaya semakin ditambahkan. Penulis diingatkan dengan apa yang Yesus katakan dalam Yoh. 14:12, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.

3. Divine Inspiration (Kecerdasan Roh, Inspirasi Ilahi)

Penulis sangat tertarik dengan pengertian yang terakhir ini. Allah adalah Allah yang memiliki Pikiran dan dalam pikiran-Nya Allah merencanakan hal-hal yang baik bagi manusia. Karena Allah itu berpikir dan merencanakan, itu sebabnya ketika manusia diciptakan-Nya sesuai gambar dan rupa-Nya, manusia juga diberikan potensi (rasio, kecerdasan) yang memungkinkan manusia untuk berpikir, menghitung, merencanakan, menganalisa dan lain sebagainya. Kecerdasan Adam dalam memberi nama-nama binatang ciptaan-Nya berasal dari Allah sendiri. ada banyak contoh-contoh yang Alkitab berikan, Daniel dan kawan-kawan lebih bijaksana dari seluruh anak-anak muda pada saat itu (Dan. 1:17,20). Yusuf yang oleh Roh Allah mampu menafsirkan mimpi firaun. Hal yang paling penting untuk di zaman ini adalah bahwa Roh Allah itu memberi hikmat dan kebijaksanaan untuk membedakan dan memilih hal-hal yang baik dengan hal-hal yang tidak baik. hal yang benar dengan hal yang tidak benar. Hal yang kudus dengan hal yang tidak kudus (Roma 12:2).

Sumber segala permulaan adalah Allah. Allah lah yang menjadi modal kehidupan kita dalam memulai banyak hal di hidup ini. Saya berharap agar pembaca bisa percaya bahwa ketika kita akan memulai pekerjaan apapun, terlebih dahulu kita harus bertanya kepada Allah dengan berdoa, mencari jawaban-jawaban dari Alkitab maka Allah akan bertanggung jawab sepenuhnya, memperlengkapi kita dengan hikmat hingga kita mampu menerobos segala kemustahilan, menjadi lebih bijaksana dari orang-orang dunia di tengah persaingan ekonomi, memberi kehidupan di tengah-tengah ketandusan. Allah turut bekerja sampai tujuan akhir kita tercapai.

Oleh Pdt. Wijaya Naibaho B.Th, Gembala GPdI Alhayat, Desa Lubuk Ogung.



Leave a Reply