Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Seminar Parenting GKI Ngupasan: Mengajar Anak Memaknai Hidup




Yogyakarta, eBahana

Pola asuh anak yang keliru tentu akan memberi dampak buruk bagi pertumbuhan, perkembangan dan kepribadian anak. Bertepatan dengan bulan keluarga, Sabtu (27/10), GKI Ngupasan menggelar seminar Parenting untuk membekali para orangtua dalam menerapkan pola asuh yang benar kepada anak-anak.

Pada kesempatan tersebut, Pdt. Riani Joshepine Suhardja menegaskan bahwa banyak orantua yang keliru memaknai Ulangan 6:7. Sudah menasihati, mengingatkan, memerintah, dan melarang secara berulang-ulang. Namun, tetap saja anak tidak berubah. “Sesungguhnya ayat ini bukan untuk anak, melainkan untuk orangtua yang harus terus melakukan berulang-ulang dalam memberi contoh bagaimana mencintai Tuhan,” tegas pendeta yang aktif pelayanan di GKI Pondok Indah, ini.

Mendidik anak untuk mencintai Tuhan merupakan hal yang mudah, yaitu dengan cara bagaimana orangtua mencintai anak-anaknya. “Ada 4 jendela spiritualitas yang dapat dilakukan orangtua supaya anak-anak dapat mencintai Tuhan dengan sepenuh hati mereka. Pertama, buatlah anak dapat menikmati Tuhan. Caranya dengan membiarkan anak dapat menikmati cinta dari orangtuanya. Kedua, mencintai Tuhan. Setiap anak yang dapat menikmati Tuhan, akan mencintai Tuhan. Ketiga, mengikut Tuhan. Jika anak sudah bisa mencintai Tuhan, mereka dapat mengikut Tuhan. Keempat, melayani Tuhan. Jika anak sudah mengikut Tuhan, mereka akan melayani Tuhan.”

Untuk mengajarkan anak-anak agar dapat menikmati cinta, orangtua harus tahu bahasa cinta anak-anaknya. “Sesungguhnya ada 5 bahasa cinta dan ada 2 bahasa cinta yang paling utama yang selalu anak-anak kita ingin dapatkan dari orangtua. Bahasa cinta tersebut yaitu, sentuhan fisik, hadiah, waktu yang berkualitas, pujian/dorongan, dan tindakan melayani,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Pdt. Riani kembali menegaskan kepada para peserta, bahwa mampu atau tidaknya orangtua mengantar anak untuk mengalami setiap pengalaman spiritualitas itu bergantung pada pola asuh orangtua. Ada 4 pola asuh orangtua kepada anak. “Pola asuh helikopter cirinya adalah orangtua tidak mau anaknya salah. Pola asuh sersan pelatih cirinya apabila anak salah, akan di hukum. Jika anak benar anak dipuji. Banyak peraturan dan orangtua berkuasa. Orangtua pantai cirinya primitif, santai, dan siap dengan segala perubahan. Sementara, pola asuh konsultan cirinya orangtua akan memberikan kesepatan kepada anak untuk mengambil keputusan sendiri berdasarkan pilihan terbatas dan konsekuensi yang diberikan oleh orangtua.

Dengan dimoderatori oleh Pdt. Yusak C. Cristianto, sekitar 25 peserta terlihat antusias mengikuti acara yang mengangkat tema Belajar Memaknai Hidup. Dengan seminar ini harapannya anak-anak kelak menjadi seorang yang mampu membalas cinta orangtuanya dan secara mandiri hidup efektif dengan imannya. Naf



Leave a Reply