Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Suami Masturbasi, Istri Harus Bagaimana?




eBahana.com – Pernah memergoki suami melakukan masturbasi? Jangan berpikir bahwa dia sudah tidak mencintai Anda?

Berbagai survei menunjukan, pria dan wanita melakukan masturbasi pada saat tertentu. Presentasi mereka yang melakukan hal tersebut sangat beragam pada kelompok usia tertentu, tetapi cenderung menurun bahkan berhenti pada mereka yang telah menikah.

Karena itu, masturbasi dipandang normal oleh sebagian orang. Dalam pandangan saya sesuatu yang umum dilakukan dan disebut normal tidak serta merta bisa dianggap sehat dan benar. Angka statistik bukan ukuran kebenaran. Sebagai pembanding, di komunitas tertentu di Timur Tengah ada wanita-wanita yang disunat dengan cara dipotong klitorisnya. Meskipun sebagian besar wanita di komunitas tersebut mengalami tindakan tersebut, dan hal itu dianggap normal, namun sunat pada wanita tetap merupakan hal yang tidak sehat dan
berbahaya bagi kehidupan seksual wanita tersebut. Karena itu sunat pada wanita harus dihentikan. Untuk itu perlu ada transformasi perilaku seksual.

Pria atau wanita yang telah menikah sebagian melakukan masturbasi pada saat tertentu. Hal tersebut bisa terjadi bila mereka tidak bersama untuk kurun waktu yang panjang. Hal tersebut bisa dicegah bila pria dan wanita yang sudah menikah tidak berpisah untuk kurun waktu yang lama.

Namun demikian, ada pria atau wanita tertentu yang sudah menikah dan tidak sedang berpisah yang melakukan masturbasi, dan menjadi kebiasaan. Jika hal ini yang terjadi pada suami Ibu, maka Ibu harus membicarakannya secara terbuka pada waktu yang tepat untuk menolong suami Ibu.

Berikut adalah beberapa kemungkinan yang bisa menjadi pemicu perilaku tersebut.

  1. Pertama. Hubungan seksual yang kurang atau tidak memuaskan dibandingkan dengan sensasi masturbasi.
  2. Kedua. Ikatan pornografi, yang menyebabkan dorongan impulsif untuk melakukan masturbasi dengan disertai fantasi seksual dengan pemeran gambar atau film cabul yang ditonton.
  3. Ketiga. Gangguan fungsi seksual pria, yang menyebabkan pria tersebut takut dan atau malu karena tidak bisa memberi kepuasan seksual pada istrinya.
  4. Keempat. Gangguan relasi suami-istri, yang menyebabkan suami kehilangan gairah seksual pada istri.
  5. Kelima. Istri sedang mengalami gangguan kesehatan yang tidak memungkinkan untuk bisa melakukan hubungan seksual.

Membicarakan hal ini secara terbuka, bisa menimbulkan konflik yang tidak menyenangkan. Tetapi tidak
membicarakannya berpotensi merusak keindahan pernikahan. Karena itu, dalam pandangan saya Ibu harus mengambil langkah untuk membicarakannya.

Cara paling mudah yang Ibu bisa pakai untuk memulai pembicaraan adalah, dengan memberikan artikel ini kepada suami Ibu untuk dibaca. Setelah itu, arahkan pembicaraan pada peristiwa ketika Ibu memergoki suami Ibu melakukan masturbasi.

Dengan sikap yang tenang, tidak curiga, tidak menghakimi, Ibu punya peluang untuk masuk membicarakan hal tersebut dari hati ke hati.

Jika ada penyebab yang tidak mungkin bisa Ibu dan suami atasi sendiri, maka Ibu bisa datang kepada orang yang memiliki keahlian untuk menolong Ibu dan suami. Sebagai contoh, kalau suami Ibu melakukan tersebut karena ada gangguan fungsi seksual, sehingga takut tidak bisa memuaskan Ibu, maka Ibu harus mendorong serta mendampinginya untuk berobat ke dokter yang ahli dibidang sexual medicine.

Jika penyebabnya adalah ikatan pornografi, suami Ibu perlu di tolong, melalui pendekatan yang holistik, termasuk mengambil langkah pertobatan.

Amsal 5:18-19, Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu:rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya.

Oleh Dr. Andik Wijaya, M.Rep.Med. Seksolog.



Leave a Reply