Pembangunan Kembali Gereja-gereja di Mosul yang Dihancurkan ISIS
Baghdad, eBahana.com – Lonceng, doa, dan liturgi Gereja Katolik Kaldea bergema pada hari Jumat (19/11) kemarin di biara Saint George di kota Mosul, Irak, di mana umat Kristen menandai pemulihan dua gereja yang dihancurkan oleh ISIS di bekas benteng mereka. Puluhan orang berkumpul di salah satu gereja biara yang telah dibangun kembali selama enam tahun setelah ISIS menghancurkan mereka, di sebuah kota yang menjadi rumah bagi salah satu komunitas Kristen tertua di dunia.
Ini adalah tanda terbaru dari kembalinya normalitas yang lambat di kota kedua terbesar di Irak. Mosul ditinggalkan dalam reruntuhan setelah tiga tahun pendudukan ISIS yang berakhir pada 2017 ketika pasukan Irak yang didukung oleh serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat mendorong mereka keluar. “Kami memiliki kenangan lama di biara ini,” kata Maan Bassem Ajjaj, 53 tahun, seorang pegawai negeri yang pindah ke Arbil, ibu kota daerah otonomi tetangga Kurdistan, untuk melarikan diri dari teroris. “Putra dan putri saya dibaptis di sini,” katanya. “Setiap hari Jumat, keluarga Kristen Mosul akan datang ke sini.”
Departemen Luar Negeri AS mendanai proyek tersebut, yang juga mendapat dukungan dari kelompok non pemerintah Kristen, L’Oeuvre d’Orient, menurut Samer Yohanna, seorang pemimpin ordo Antonian dari biarawan Kasdim. Dia mengatakan kepada AFP bahwa para teroris menghancurkan 70 persen biara dalam setahun setelah mereka menduduki Mosul pada tahun 2014 dan mendeklarasikan pendirian “kekhalifahan” Islam.
Serangan ISIS memaksa ratusan ribu orang Kristen di Provinsi Ninewe, di sekitar kota Mosul untuk melarikan diri. Populasi Kristen Irak telah menyusut menjadi kurang dari 400.000 dari sekitar 1,5 juta sebelum invasi pimpinan AS tahun 2003 yang menggulingkan diktator Saddam Hussein. Pada kunjungan ke Irak pada bulan Maret, Paus Fransiskus berdoa di luar gereja lain yang hancur, salah satu dari setidaknya 14 gereja yang dihancurkan ISIS di Provinsi Niniwe.
Meskipun gereja-gereja telah diperbaiki, bagian lain dari biara berusia berabad-abad masih membutuhkan restorasi. “Anda bisa melihat tembok yang masih berdiri tetapi lemah dan perlu diperkuat,” kata Yohanna. Uskup Kasdim Thabet Habib, dari keuskupan Al-Qosh, mengatakan pekerjaan lebih lanjut diperlukan agar seluruh biara “dapat mendapatkan kembali kemegahannya.” Bulan lalu, komunitas Muslim Mosul merayakan dengan upacara untuk menandai hari kelahiran Nabi Muhammad di masjid bersejarah Al-Nuri, yang juga rusak parah oleh ISIS tetapi juga sedang dipugar.
(AFP)