Pelantikan Pengurus Baru GAMKI Masa Bakti 2019-2024
Jakarta, eBahana
Dewan Pengurus Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI) menggelar pengukuhan dan serah terima kepengurusan masa bakti 2019-2022 di Grha Oikumene, Jakarta Pusat, pada 11 Oktober 2019. Nampak hadir dalam acara ini antara lain Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Bupati Halmahera Barat Danny Missy, Ketua KNPI Noer Fajriansyah, dan Sekjen GP Ansor Adung A. Rodiman.
Acara dibuka dengan ibadah yang dipimpin oleh Ketua Umum Pusat PGLII Pdt. DR. Ronny Mandang. Dalam khotbahnya, Pdt. DR. Ronny Mandang mengingatkan para pengurus baru agar memahami tugas dan panggilannya secara benar. Demi mewujudkan hal tersebut, pengurus baru harus berani membayar harga. Yaitu dengan berani berkorban, serta bersedia menempatkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan bersama (organisasi).
“GAMKI membangunkan generasi muda Kristen. GAMKI jadi motor penggerak, mercusuar Indonesia dengan memperjuangkan kepentingan-kepentingan bangsa dengan mengorbankan kepentingan pribadi,” katanya.
Setelah penyampaian firman Tuhan, para pengurus baru didoakan oleh Pdt. DR. Ronny Mandang. Kemudian Mantan Ketum GAMKI Michael Wattimena, yang kini menjabat Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO), menyerahkan bendera pataka kepada Willem Wandik selaku Ketua Umum Terpilih GAMKI Periode 2019-2022.
Willem Wandik kemudian memberikan pidato perdananya sebagai Ketua Umum GAMKI. Ia menyoroti bagaimana seharusnya gereja dan umat Kristen menyadari peranannya bagi bangsa dan negara Indonesia. Hal ini sangat penting, karena gereja merupakan pemersatu umat dan pemuda Kristen menjadi tulang punggung pembangunan Indonesia. Bahwa saat ini Indonesia sedang menghadapi ancaman disintegrasi karena berkembangnya paham intoleran, hal tersebut tidak boleh menghambat gereja dan umat Kristen di Indonesia menjalani panggilannya.
Dalam acara itu, Ketua Umum DPP GAMKI, Willem Wandik, S. Sos berkesempatan menyerahkan 13 pokok pikiran kepada Ketua MPR. Ketiga belas pokok pikiran adalah: (1) Gereja Masih menjadi kekuatan pemersatu umat di Indonesia, (2) Pemuda Kristen menjadi tulang punggung pembangunan di Indonesia, (3) Pancasila, NKRI, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dalam pecaturan politik identitas di Indonesia, (4) Konflik di Papua adalah persoalan kemanusiaan yang harus menjadi perhatian gereja dan juga negara secara serius, (5) Gereja masih belum mendapatkan kebebasan di Negara Pancasila, (6) Masyarakat adat masih menjadi korban investasi di Indonesia, (7) Kewajiban mempertahankan demokrasi, kebebasan berpendapat, berkumpul atau berorganisasi, perlindungan HAM di Indonesia, (8) Kewajiban mendorong reformasi birokrasi dan penuntasan agenda korupsi di Indonesia, (9) Penguatan sistem hukum di Indonesia, (10) Indonesia menjadi bagian dari komunitas global, (11) Merawat hutan tropis Indonesia, (12) Tantangan ideologi transnasional di era milenial, dan (13) Dukungan terhadap pemerintahan Jokowi periode kedua. Robby Go