Misteri Kota Topeng Angker yang Tidak Angker
Bekasi, eBahana
Akhirnya Pekan Buku yang diselenggarakan oleh Sekolah Dian Harapan Lippo Cikarang — Bekasi berlangsung dengan baik dan meriah. Terlihat setiap warga sekolah sangat antusias untuk mengikuti setiap rangkaian kegiatan yang terselenggara (11-15/02/19).
Pekan Buku (Book Week) adalah program tahunan yang dilakukan Sekolah Dian Harapan (SDH) Lippo Cikarang — Bekasi yang melibatkan seluruh warga sekolah. Mulai dari siswa, guru, staf, office boy hingga security sekolah.
Tahun ini, Misteri Kota Topeng Angker adalah buku yang dipilih oleh panitia penyelenggara dalam Pekan Buku tersebut. Buku ini menceritakan tentang petualangan dua orang anak (Danu dan Ira) untuk menemukan 5 topeng di sekitar Kota Indramayu.
Menariknya, pada acara Pekan Buku kali ini, panitia penyelenggara mendatangkan langsung penulis buku dan menggelar sesi “Temu Penulis” pada hari kamis (14/2) lalu.
Dengan kehadiran penulisnya, diharapkan seluruh siswa dapat mendengarkan langsung pengalaman penulis dan lebih leluasa bertanya seputar buku cerita Misteri Kota Topeng Angker.Yovita Siswati sebagai penulis buku Misteri Kota Topeng Angker, terlihat begitu bersemangat bertemu anak-anak untuk membagikan pengalaman penulis mulai dari prosesnya lahirnya ide hingga tantangan yang dihadapi dalam menulis buku cerita yang berbasis riset tersebut.
Mengingat bahwa buku cerita ini bukan murni fiksi, tetapi perpaduan dari fiksi dan kisah nyata, maka Yovita pun menceritakan tentang pengalaman risetnya di Kota Indramayu sebelum melakukan proses penulisannya.
Diakhir sesi Temu Penulis, tidak lupa Yovita menyampaikan pesan moral dari buku tersebut. Misalnya dari sosok Danu, jangan pernah menyerah dalam setiap permasalahan hidup yang sedang dihadapi.
Sementara dari sosok Ira, walaupun Ira baru mengenal Danu tetapi dengan tulus dan tanpa pamrih memberikan bantuan untuk membantu Danu bahkan hingga terlibat dalam memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi Danu.
Temu Penulis hanyalah salah satu bagian kegiatan dalam acara pekan buku ini. Tetapi sebenarnya ada banyak kegiatan lainnya yang bermuara pada kecintaan pada buku dan budaya lokal serta menumbuhkan berbagai kreativitas seni dan tari seperti Membaca Buku Dalam Hati, Pesan Rahasia untuk Sahabat Pena, Membuat Topeng, Kakak Mengajar Pesan Rahasia, Belajar Tari Topeng, Pameran Buku, hingga pada acara puncak Mencari Harta Karun.
Tentu semua kegiatan yang dimaksud tidak akan melenceng dari tema besar yang telah dibuat oleh panitia sejak awal yakni “Tumuwuhkeun Obrolan Sareng Panyariosan Estu Narasi Gede” (TOPENG) artinya menumbuhkan obrolan melalui bacaan dan narasi besar (Allah).
Kemudian, diharapkan dengan kegiatan Pekan Buku kali ini “SDH akan menumbuhkan rasa bangga akan pentingnya identitas, sejarah, Bahasa, dan budaya Indonesia yang beragam” sebagai Profil Sekolah SDH nomor 21. Dan “SDH akan menunjukkan penghargaan yang mendalam untuk Indonesia, budaya dan bangsa, dengan komitmen untuk melayani dan meningkatkan segalaaspek dalam masyarakat” sebagai Profil Lulusan SDH nomor 8.
Setelah rangkaian acara selesai, seluruh panitia penyelenggara terlihat lega dan puas telah berhasil menyelesaikan tugas dengan baik. Anna Maria, salah seorang penanggung jawab kegiatan ini pun menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh panitia dan seluruh pihak yang mendukung serta bersyukur melalui Pekan Buku ini dapat terbangun kerjasama dari semua warga belajar baik dari TK, SD, SMP dan SMA.
Sampai jumpa pada Pekan Buku tahun mendatang! Thurneysen Simanjuntak
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan penulis di Kompasiana, 16 Feb 2019