Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kongko-kongko Forum Pencerahan Pantekosta




Jakarta, eBahana.com – Sebagaimana yang telah dilakukan selama hampir lima tahun ini, setiap momen natal-tahun baru, atau momen-momen penting lainnya, Forum Pencerahan Pantekosta (FPP) selalu mengadakan acara kongko–kongko. Kongko–kongko dalam rangka Natal 2021 sedianya digelar pada awal Desember 2021 namun baru bisa terlaksana pada 18–20 Januari 2022 karena kesibukan peserta FPP—yang sedang menjabat pimpinan daerah (Majelis Daerah) dari Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI).

Konko–kongko FPP yang diselenggarakan di sebuah hotel di Jakarta Pusat yang menggabungkan perayaan Natal 2021 dan perayaan awal tahun 2022 ini terasa sangat menyentuh hati dan makin mempererat persekutuan serta persahabatan antar semua peserta. Karena adanya penghayatan yang mendalam atas anugerah Allah yang telah menyelamatkan dari bahaya-bahaya maut Covid-19 sejak 2019 sampai saat ini.  Renungan Firman Tuhan disampaikan Pdt. Frangky Rewah, yang menekankan kebersamaan dan kesehatian dalam kasih, semakin meningkatkan spirit persahabatan dan solidaritas antar semua peserta.

Kongko–kongko FPP kali ini makin ramai, dihadiri 40 orang karena dari 23 perwakilan daerah (MD) dan relawan dari Haleluya, yaitu relawan yang sebelumnya perna mendeklarasikan (alm). Pdt, Noch Mandey dan Pdt. Ivon Awuy sebagai Calon Ketua Umum (Caketum) MP GPdI periode 2022–2027. Pada kongko–kongko FPP selama kurang lebih lima tahun ini adalah wadah untuk  saling berbagi pengalaman, informasi dan berbagai masalah yang dihadapi oleh setiap peserta dari daerah pelayanan masing–masing. Selanjutnya, didiskusikan bersama-sama untuk saling menyemangati, saling membantu, dan mencari solusi.

Kongko–kongko pada tahun 2022, karena berdekatan dengan Musyawarah Besar (Mubes) GPdI, sehingga lebih banyak yang dibicarakan seputar persiapan untuk menuju Mubes GPdI yang direncanakan 17 Maret 2022.  Hal–hal penting yang dibicarakan, diantaranya, pertama, kinerja Panitia Nominasi (Panom) yang dikomandani hamba Tuhan berinisial DR. Bagi FPP dan Halleluyah, kinerja DR, inkonsistesi.

Kenapa disebut inkonsistensi? Lewat pernyataan tertulis yang media ini terima adalah adanya formulir yang diterima pimpinan daerah GPdI yang menjelaskan pada tahap pertama  penjaringan nama-nama calon nominasi Ketum MP dan Ketua MPR, bahwa yang ditulis adalah nama-nama putra daerah dari masing-masing MD, yang telah memenuhi ketentuan untuk masuk nominasi. Akan tetapi setelah formulir dikembalikan kepada Panom, ternyata yang dilaporkan oleh Panom hanya jumlah suara untuk Petahana dan calon-calon lainnya.

Hal lain lagi dari kinerja Panom yang dibahas, dan diterima oleh media ini, FPP dan Halleluyah melihat adanya intervensi ke beberapa Ketua Majelis Daerah (MD) GPdI melalui sambungan telepon. Seperti diungkapkan oleh MD Sulawesi Barat (Sulbar), diminta supaya mengisi nama salah satu nama Caketum di dalam formulir yang dibagikan kepada MD.   Kedua, indikasi menaikkan jumlah utusan. Di dalam surat edaran Majelis Pusat (MP) GPdI tentang daftar utusan dari tiap-tiap daerah sudah disebutkan jumlahnya untuk dapat hadir ke Mubes. Tetapi ada “isu” daerah-daerah yang menaikkan jumlah utusannya dengan menggunakan berbagai alasan.

Seperti salah satu provinsi di Jawa, telah dicatat oleh MP mendapatkan jatah utusan 45 orang. Tetapi lewat rapat pleno daerah itu, pada 14 Januari 2022 jumlah utusan untuk ke Mubes dinaikkan menjadi 62 utusan.  Alasan yang digunakan, utusan yang diedarkan MP berjumlah 45 orang adalah hasil data yang dilaporkan pada Mukerda 2018. Sedangkan data terbaru dan telah dilakukan pleno mencapai 62 utusan.

Akibatnya terjadilah “kegaduhan” di lingkungan GPdI, dan membuat beberapa hamba Tuhan senior sekaligus sebagai Ketua MD, diantaranya Ketua MD Sumatera Selatan (Sumsel), Pdt. Harry S Gultom dan Ketua MD Sulawesi Selatan, Pdt. Joutje Poluan, menulis surat terbuka kepada Ketua Umum Majelis Pusat GPdI, sebagai bentuk keprihatinannya—meminta supaya “penggelembungan” jumlah utusan dari MD segera dihentikan.

Surat–surat yang dikirim oleh Pdt. Harry S Gultom dan Pdt. Joutje Poluan, sampai FPP dan relawan Halleluyah kongko–kongko sudah berakhir belum juga ada tanggapan, baik dari Ketua Umum atau Panom.  Dari kongko–kongko ini, FPP dan relawan Halleluyah berpendapat agar tidak lagi hal–hal di atas terjadi di kemudian hari, maka di Mubes 2022 nanti akan mengusulkan amandemen AD/ART, untuk pasal–pasal yang sudah tidak relevan dan yang ambigu—menimbulkan multitafsir dan berpotensi jadi masalah dalam penerapannya di lapangan.

FPP dan relawan Halleluyah yang sudah sepaket, sepakat mengusung Pdt. Franky Rewah untuk menjadi Ketua Umum, periode 2022–2027. Kemudian pada akhir kongko–kongko mendengarkan visi-misi yang dipandu langsung oleh Caketum Pdt. Frangky Rewah. Secara garis besar, Pdt. Franky Rewah, mengatakan Visi “GPdI Mewujudkan Kerajaan Allah di Bumi” dan misi :

1. Melipatgandakan penanaman dan pembangunan gereja-gereja baru melalui gerakan penginjilan

2. Meningkatkan kesejahteraan Sosial Ekonomi keluarga Pantekosta

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM hamba-hamba Tuhan dan membangun kepemimpinan Pantekosta yang berintegritas.

4. Melakukan penataan organisasi dan sistem Pendidikan GPdI.

5. Memotivasi dan mendukung keterlibatan warga GPdI untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan negara.

Dari visi dan misi tersebut, tampak seluruh peserta optimistis di periode 2022–2027, bila Tuhan berkehendak Pdt. Franky Rewah memimpin GPdI, maka akan terjadi perubahan dan pembaharuan GPdI atau REFORMASI.

Pdt Franky Rewah Melenggang

Forum Pencerahan Pantekosta (FPP) dan Relawan pemenangan Pdt. Franky Rewah—Halleluyah, pada 18–20 Januari 2022, telah menggelar Perayaan Natal 2021 dan Pertemuan Awal Tahun 2022. Acara itu dihadiri kurang lebih 40 orang dari 23 perwakilan Majelis Daerah (MD), Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI).  Banyak hal yang diperbincangkan, di antaranya menghitung dukungan kepada Pdt. Franky Rewah, untuk dicalonkan sebagai Ketua Umum (Ketum) GPdI Periode 2022 – 2027. Dari data yang media ini peroleh, data yang dilaporkan dalam pertemuan FPP–Halleluyah, dukungan kepada Pdt. Franky Rewah, jauh meninggalkan petahana yang disebut–sebut juga akan mencalon Ketum GPdI periode 2022 – 2027.

Dilihat dari Aceh sampai Papua Barat (33 Majelis Daerah) dan Luar Negeri serta Pimpinan Sekolah Alkitab, juga Sekolah Tinggi Teologia yang memiliki hak suara, Pdt. Franky Rewah diperkirakan dalam Musyawarah Besar (Mubes) GPdI pada bulan Maret mendatang akan melenggang untuk duduk di kursi Ketum GPdI, periode 2022–2027.

(Surat)



Leave a Reply