Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

DR. Jakoep Ezra, CBA, CPC : PEMIMPI VS PENGKHAYAL




Saya sudah melayani Anda melalui rubrik ini hampir 10 tahun, dan melayani Tuhan sebagai Bapak karakter dalam dunia profesional saya lebih dari 20 tahun. Ketika berada di pengujung dan awal tahun, saya sering menemukan banyak orang membuat resolusi, bahkan membantu beberapa orang untuk menetapkan mimpi mereka yang termuat dalam resolusi tahunan. Sayangnya, saya lebih sering menjumpai banyak orang yang hanya membuat mimpi setiap tahun tanpa menuai hasil pada tahun berikutnya. Mengapa demikian?

Pemimpi vs Pengkhayal
Kita akan menemukan 2 tipe ini ketika berbicara mengenai resolusi tahunan, janji, atau tekad. Pemimpi adalah seseorang yang visioner, mampu melihat ke depan. Seorang pemimpi mampu melihat dengan iman, melihat apa yang belum terlihat oleh kebanyakan orang. Ia tidak puas dengan situasi saat ini dan tidak percaya sungguh-sungguh bahwa
masa depan yang baik telah disediakan Tuhan.

Berbeda dengan pengkhayal. Pengkhayal adalah seseorang yang hanya bermimpi tanpa ada tindakan. Ia memimpikan keadaan yang lebih baik, tetapi tidak lama kemudian tidak menginginkan perubahan. Ia melihat samar-samar apa yang jauh di depan, tetapi sebentar kemudian memalingkan pandangannya ke tempat lain. Dua hal yang membedakan kedua tipe ini adalah fokus dan komitmen.

Asumsi Fokus dan Komitmen
Kebanyakan orang akan mencari dan menetapkan komitmennya pada tujuan pribadi dan kekuatan diri sendiri. Sebagai pengikut Kristus, kita harus ingat ajaran Tuhan Yesus di Yohanes 15:5, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”

Tujuan yang harus kita capai seharusnya bukanlah tujuan pribadi kita, melainkan tujuan Kerajaan Allah. Komitmen kita seharusnya bukan didasarkan pada kemampuan diri kita, melainkan pada kerja sama/partnership antara Tuhan dengan kita sebagai ciptaan-Nya. Bukan berarti kita hanya “duduk dan berdoa.” Tuhan berfirman, “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Mat. 10:38). Ada salib yang harus kita pikul. Ada tanggung jawab yang harus kita kerjakan. Ada peperangan yang harus kita perjuangkan. Ketika kita berusaha mengerjakan yang terbaik, Tuhan akan menolong kita menyelesaikan hal-hal di luar kemampuan kita.

Kedua, yang perlu diwaspadai ketika berbicara mengenai fokus adalah ketidak fokusan. Paulus menganalogikan hidup ini sebagai sebuah pertandingan. Paulus mengatakan: “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! …(tetapi) Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul” (1 Kor. 9: 24, 26).

Jika Anda menemukan 10 titik kritis dalam diri Anda, jangan mulai memperbaiki kesepuluh titik kritis itu sekaligus. Mulailah dengan sebuah titik kritis, perbaiki hal itu hingga tuntas bersama Tuhan. Anda akan melihat bahwa dalam waktu singkat Tuhan telah membantu Anda mengatasi seluruh titik kritis yang Anda miliki.

Jika Anda mempunyai mimpi pada tahun baru, mulailah mengerjakannya satu per satu dengan tekun dan fokus. Berusahalah untuk tidak melenceng ke kiri dan ke kanan sehingga Anda bisa melihat bahwa Allah telah membantu Anda mencapai jauh lebih banyak daripada yang Anda rencanakan pada akhir tahun.

FORMULA KEBENARAN
Mimpi untuk memuliakan Allah + komitmen pada Kerajaan Allah + fokus = Keberhasilan abadi.

Hikmat Tuhan
Jika Anda hidup untuk Allah, Anda akan mendapati Allah membuat hidup Anda
berkembang melampaui perkiraan Anda. Tuhan Yesus memberkati.



Leave a Reply