Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

PEPERANGAN ROHANI




eBahana.com – Ayat Kunci: Efesus 6:12, “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-­pemerintah, melawan penguasa-­penguasa, melawan penghulu-­penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-­roh jahat di udara.”

Dalam Efesus, umat Allah dipresentasikan melalui gambaran berikut: majelis legislatif, keluarga, bait dan
mempelai Kristus. Namun demikian, gambaran akhir umat Allah dalam Efesus adalah bala tentara (pasukan
tentara).

Pasukan tentara yang memiliki komitmen berperang dalam suatu peperangan berskala global, yang
berdampak pada dan termasuk setiap bagian dari dunia dimana kita hidup. Sebetulnya, bahkan kata “global” tidak cukup untuk lingkup konflik ini. Bukan hanya mencakup bumi, namun lebih luas melewati bumi sampai langit-­langit terjauh. Ini bukan konflik “global” namun “universal.” Termasuk alam semesta.

Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, bukan melawan pribadi-­pribadi dengan tubuh,
tetapi melawan pemerintah-­pemerintah atas berbagai daerah dengan urutan tingkat otoritas, melawan
penguasa-­penguasa dunia kegelapan sekarang ini, melawan roh-­roh jahat di udara atau “heavenlies” (jamak).

Dikatakan “pemerintah‐pemerintah atas berbagai daerah dan dengan urutan tingkat otoritas,” karena ini
menggambarkan sebuah kerajaan yang sangat terstruktur dan terorganisasi dengan urutan tingkat otoritas dan pemerintah-­pemerintah dan sub pemerintah-­pemerintah yang bertanggung jawab atas daerah-­daerah teritori mereka. Kata “penguasa-­penguasa” dalam “penguasa-­penguasa kegelapan sekarang ini,” dikarenakan terminologi “menguasai atau mendominasi” dengan jelas menggambarkan cara Satan (Iblis) memperlakukan umat manusia.

Perhatikan, Alkitab menekankan bahwa markas besar kerajaan yang sangat terorganisir ini berada di udara
atau “heavenlies” (jamak).

Beberapa hal yang dapat dipelajari dari Efesus 6:12. Pertama, konflik yang ada melibatkan semua orang
Kristen-bukan hanya sekelompok khusus seperti penginjil, pendeta atau evangelis-tetapi kita semua umat Allah. Banyak orang Kristen belum melihatnya seperti itu.

Ayat 12 mengatakan, ” Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging…” Paulus berkata, “Kita berada dalam perjuangan-dalam bahasa Yunani pertandingan gulat-bukan melawan darah dan daging.” Perhatikan pentingnya kata “perjuangan” atau “pertandingan gulat.” Pertandingan gulat adalah konflik yang paling intens dari semua bentuk konflik antara dua orang. Ini konflik total.

Satan (Iblis) memiliki sebuah kerajaan yang sangat terorganisir. Dalam kerajaan itu ada berbagai daerah
dan tingkat otoritas. Markas besar kerajaan ini berada di wilayah-­wilayah di udara (heavenly). Ini sebuah fakta
yang mengejutkan, namun cukup jelas.

Dalam Matius 12:26 dan 28, insiden ini dicatat dalam pelayanan Yesus.

Ayat 26 “Demikianlah juga kalau Iblis mengusir Iblis, ia pun terbagi-­bagi dan melawan dirinya sendiri;
bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan?”

Ada implikasi yang jelas bahwa, pertama Satan memiliki kerajaan.

Kedua, tidak terbagi-­bagi tetapi sangat terorganisir. Ketiga, masih berdiri dan belum digulingkan.

Ayat 28 ” Tetapi jika Aku mengusir setan dengan Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang
kepadamu.”

Yesus menyebut disini adanya kerajaan lain, kerajaan Allah. Khususnya, Ia menggambarkan satu hal dimana
konflik antara dua kerajaan ini dibawa ke permukaan. Bisa dilihat manusia. Ia katakan, “Tetapi jika Aku
mengusir setan dengan Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” Ia katakan
“implikasinya adalah pelayanan mengusir setan membawa roh-­roh kerajaan setan keluar terbuka ke
permukaan-bisa dilihat dan juga mendemonstrasikan keunggulan Kerajaan Allah, karena roh-­roh jahat diusir
di bawah otoritas Kerajaan Allah. Jadi kesimpulannya, ada dua kerajaan yang berlawanan. Kerajaan Allah dan
kerajaan Satan.

Lalu, dalam Kolose 1:12-­‐14, Paulus berkata: “…mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang di tentukan untuk orang-­orang kudus di dalam ‘kerajaan terang.’

Ia telah melepaskan kita dari ‘kuasa kegelapan’ dan memindahkan kita ke dalam ‘Kerajaan Anak-­Nya’ yang
kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.”

Perhatikan, ada dua kerajaan. Ada kerajaan terang, dimana terdapat warisan kita. Tetapi ada juga kerajaan
kegelapan. Kata “kekuasaan” dalam bahasa Yunani adalah “exusia”, yang berarti “otoritas.” Dengan kata lain Satan (Iblis) memiliki otoritas. Dia pemerintah dari sebuah kerajaan yang diakui Alkitab. Jadi dua kerajaan
ini terlibat dalam peperangan yang tidak abadi dan perang ini mendekati klimaksnya sementara zaman ini
berakhir.

Dalam Efesus 6:12, Paulus menegaskan sebagai orang Kristen, kita terlibat dalam pergulatan antara hidup dan mati dengan sebuah kerajaan yang dihuni oleh roh-­roh jahat makhluk pemberontak dan markas besar kerajaan ini berada di udara atau “heavenly realm.”

Frasa, “udara” (heavenly realm) menciptakan problem di pikiran umat Kristen. Jika Satan sudah lama di usir
dari surga, bagaimana ia masih bisa menduduki tempat di udara (heavenly realm)?

Wahyu 12:10 berkata “Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: “Sekarang telah tiba
keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-­Nya, karena telah
dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-­saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita…”

“Pendakwa saudara-­saudara kita” adalah Satan (Iblis). Perhatikan pada saat ini ia masih mendakwa umat Allah di hadapan Allah siang dan malam.

Wahyu 12:11-­12 berkata “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan
kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.

Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai
bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa
waktunya sudah singkat.”

Nats-­nats diatas mengindikasikan Satan masih memiliki akses ke hadirat Allah, dan ia menggunakan aksesnya
untuk mendakwa (menuduh) umat Allah di hadirat Allah.

Jelas, nats-­nats di atas mengacu pada periode-­periode jauh setelah awal pemberontakan Satan. Jadi apa
jawababnya? Ada lebih dari satu udara (heaven). Ini diindikasikan dalam Kitab Suci. Contohnya, dalam
Kejadian 1:1, dikatakan “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Kata Ibrani untuk langit
(heavens) adalah shamayim. “Im” adalah akhiran jamak. Pertama kali langit (heavens) di sebut dalam
bentuk jamak.

Dalam 2 Korintus 12:2-­4, Paulus lebih spesifik lagi. “Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang
lampau-entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya-orang itu tiba-­tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.

Aku juga tahu tentang orang itu, entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang
mengetahuinya-­ia tiba-­tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-­kata yang tak terkatakan, yang tidak
boleh diucapkan manusia.

Logikanya jika ada surga ketiga, berarti harus ada surga pertama dan kedua. Jadi sedikitnya ada tiga surga.
Tampaknya, surga ketiga adalah Firdaus, lokasi tempat orang-­orang benar yang sudah meninggal beristirahat.
Juga dimana Allah Sendiri tinggal.

Efesus 4:10 berbicara tentang kematian dan kebangkitan Yesus, “Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit (all the heavens ­Alkitab versi King James), untuk memenuhi segala sesuatu (seluruh alam semesta).”

Perhatikan frasa “semua langit”. Kata “semua” hanya bisa dengan benar digunakan paling sedikit tiga. Ini
membawa kita kepada jawaban atas problem bagaimana kerajaan Satan masih berada di udara (heavenly realm).

Apa tiga surga itu? Surga pertama adalah surga alami yang bisa di lihat, matahari bulan dan bintang yang kita
bisa lihat dengan mata kita.

Surga ketiga, kita tahu dari 2 Korintus 12, adalah tempat tinggal Allah. Firdaus, tempat beristirahat orang-orang benar. Tempat dimana seseorang diangkat dan mendengar Allah berbicara dengan kata-­kata yang tidak boleh diucapkan.

Jadi masih ada surga kedua. Jelas, ini harus berada diantara surga yang pertama dan surga yang ketiga. Surga di tengah antara tempat tinggal Allah dan surga yang kelihatan yang kita lihat di bumi. Surga di tengah ini dimana markas besar Satan berlokasi.

Ini menjelaskan kenapa kita sering berada dalam perjuangan atau pergulatan intens ketika kita berdoa.

Kadang-­kadang kita tidak menyadari betapa sulitnya menembus kepada Allah. Kadang-­‐kadang kita berdoa
sesuai kehendak Allah. Kita percaya Allah mendengar, namun jawabannya lambat atau tidak datang. Salah
satu sebab utamanya adalah karena kita sedang terlibat dalam suatu peperangan rohani menembus markas besar kerajaan dari Satan yang berlokasi diantara surga yang kelihatan dan surga tempat dimana Allah tinggal.

Kitab Daniel memberi contoh spesifik mengenai peperangan rohani (spiritual) yang menjelaskan lebih jauh lokasi kerajaan Satan. Bahkan, menggambarkan sebuah pertempuran antar malaikat. Dalam Daniel 10:2-­6 Daniel menggambarkan bagaimana ia mengkhususkan dirinya untuk berdoa dan mencari Allah untuk mendapatkan pewahyuan mengenai masa depan bangsanya Israel. Selama tiga minggu ia mencurahkan dirinya dengan intens untuk berdoa dan menunggu Allah. Pada akhir minggu ketiga seorang malaikat dari surga datang kepada Daniel dengan jawaban atas doanya. Malaikat itu begitu mulia dan penuh kuasa sehingga semua orang bersama Daniel lari berpencar dan ia tinggal seorang diri menerima pewahyuan.

Dalam Daniel 10:12-­13 dikatakan “Lalu katanya kepadaku: ” Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu.

Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-­pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-­raja orang Persia.

Sangat penting untuk diperhatikan bahwa pada hari pertama Daniel mulai berdoa, doa-­doanya sudah
didengar dan seorang malaikat dikirim untuk membawa jawaban. Tetapi, malaikat itu tidak sampai ke bumi menemui Daniel “selama tiga minggu,” atau dua puluh satu hari. Apa yang menahan malaikat itu dalam perjalanan selama tiga minggu? Ia di hadang malaikat-­malaikat di bawah Satan. Pada suatu tempat dalam perjalanan dari surga Allah ke bumi, malaikat itu harus melewati kerajaan Satan di udara (heavenlies). Di sana ia dihadang oleh malaikat-­malaikat jahat yang mencoba menghalanginya membawa pesan kepada Daniel.

Semua ini terjadi di udara (heavenly realm). Pemimpin malaikat-­‐malaikat dibawah Satan disebut “raja Persia,” pemimpin atas Persia-bukan manusia melainkan makhluk spiritual. Dibawahnya, adalah “raja-­raja” atau malaikat-­malaikat lain yang lebih rendah. Sedangkan di pihak Allah, malaikat yang datang untuk menolong malaikat yang pertama adalah Mikhael, salah seorang dari pemimpin terkemuka.

Dampak dari doa-­doa Daniel begitu menakjubkan. Ketika Daniel mulai berdoa di bumi, dampaknya
menggerakkan seluruh surga, malaikat-­malaikat di bawah Allah dan malaikat-­malaikat di bawah Satan. Ini memberi kita pengetahuan penting mengenai apa yang dapat dilakukan dengan doa. Doa adalah senjata rohani terbesar, untuk merubah keadaan, berkomunikasi dengan Allah dan melawan kerajaan Satan (dengan kekuatan menghancurkan).

Dua aspek dari peperangan rohani (spiritual) yang saling berhubungan. Pertama, perlengkapan senjata yang harus kita gunakan. Kedua, medan pertempuran dimana peperangan terjadi.

Keduanya di ungkapkan dalam 2 Korintus 10:3-­5, “Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak
berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan (pertandingan gulat) ‘bukanlah senjata duniawi,’ melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan ‘benteng-­‐benteng.’

Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala ‘pikiran’ dan menaklukkannya kepada Kristus.”
Perhatikan, Paulus berkata kita hidup dalam kedagingan, terlibat dalam peperangan, namun peperangan kita bukan di alam kedagingan (fisikal). Oleh karena itu, senjata yang kita gunakan harus sesuai dengan kodrat dari peperangan. Jika kodrat dari peperangan dalam kedagingan atau fisikal, kita bisa menggunakan senjata kedagingan atau fisikal. Karena peperangan kita spiritual dan di alam spiritual, perlengkapan senjata kita harus spiritual juga.
Perhatikan, perlengkapan senjata kita sesuai dengan peperangannya, dan kita berhadapan dengan benteng-­
benteng.
Peperangan kita di alam spiritual, oleh karena itu, perlengkapan senjata kita spiritual dan sesuai dengan alam dari peperangannya.

Luar biasa pentingnya kita mengerti dimana peperangan terjadi. Berbicara tentang medan pertempuran dan tujuan kita, Paulus menggunakan berbagai bentuk kata seperti imaginasi, logika, argumentasi, spekulasi, pengetahuan dan pikiran. Perhatikan setiap kata-­kata ini mengacu ke alam yang sama, ‘alam pikiran.’ Kita harus sepenuhnya mengerti medan peperangan berada di dalam alam pikiran. Satan melancarkan perang mati-­matian untuk menawan ‘pikiran umat manusia.’ Ia membangun ‘benteng-­benteng’ di pikiran mereka dan tanggung jawab kita, sebagai wakil resmi Allah di bumi, menggunakan perlengkapan senjata kita untuk
merobohkan benteng-­benteng itu, untuk membebaskan pikiran mereka, dan membawa mereka kepada ketaatan kepada Kristus. Betapa besarnya tugas ini.

Satan secara sistematik membangun benteng-­‐benteng dalam pikiran orang-­orang (umat manusia). Benteng-­
benteng itu melawan dan menolak kebenaran Injil dan Firman Allah dan mencegah dan menghalangi orang-­
orang untuk bisa menerima kabar Injil.

Apa yang Alkitab indikasikan? Ada dua yang agak umum menggambarkan tipe benteng-­benteng dalam pikiran manusia-purbasangka (prejudice) dan pendapat yang diambil sebelumnya (preconception).

Contoh dari purbasangka (prejudice) ada dalam pernyataan, “jangan membingungkan saya dengan fakta-­fakta, pikiran saya tidak bisa dirubah.” Ketika pikiran seseorang sudah bulat, seberapapun banyaknya fakta, kebenaran, bukti atau alasan, tidak dapat merubahnya. Hanya perlengkapan senjata spiritual bisa merobohkan benteng-­benteng itu. Orang-­orang disetir dan didominasi oleh purbasangka (prejudice) dan pendapat yang diambil sebelumnya (preconception), sering membawa mereka sampai kepada kehancuran.

Ada contoh-­‐contoh lain dari purbasangka (prejudice) yang mencengkram pikiran orang-­‐orang seperti sekte
agama, ideologi politik, dan ‘racial prejudice.’ Bahkan di antara orang-­orang Kristen. 2 Korintus 4:4 berkata
“…yaitu orang-­‐orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.”

Sebuah benteng adalah sesuatu yang membutakan pikiran orang-­orang sehingga terang Injil tidak bisa
bercahaya ke dalamnya.

Ketika seseorang berada dalam kondisi ini, tidak ada gunanya berargumentasi dengan mereka. Lebih
berargumentasi, lebih lagi mereka menyatakan kesalahan mereka dan lebih dalam lagi mereka terikat dalam kesalahan itu. Cara satu-­satunya untuk membebaskan orang-­orang itu adalah dengan menggunakan perlengkapan senjata spiritual dan merobohkan benteng-­benteng dalam pikiran mereka.

Satu fakta terpenting yang harus kita tahu agar memiliki jaminan kemenangan dalam peperangan spiritual (rohani) tertulis dalam Kolose 2:13-15, Paulus menggambarkan apa yang Allah sudah lakukan bagi kita, sebagai orang-­orang percaya, melalui kematian Kristus di kayu salib mewakili kita.

“Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-­sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-­ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-­Nya dengan memakukannya pada kayu salib: Ia telah ‘melucuti pemerintah-­pemerintah dan penguasa-­penguasa’ dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-­Nya atas mereka.”

Satan sangat bertekad agar kita tidak mengerti dan memahami fakta ini. Ia ingin menghalangi semua orang Kristen mengertinya, karena ini kunci untuk mengalahkannya. Fakta yang paling terpenting adalah Kristus sudah mengalahkan Satan dan semua kekuasaan dan otoritasnya secara total selama-­lamanya. Ia melakukan itu melalui kematian-­Nya di kayu salib, melalui darah-­Nya yang dicucurkan, dan melalui kebangkitan-­Nya yang penuh kemenangan.

Untuk mengerti bagaimana ini dicapai, kita harus mengetahui senjata utama Satan melawan kita, dan senjata itu adalah perasaan bersalah (guilt). Wahyu 12:10 berkata “Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-­Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-­saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.”

Siapa “pendakwa saudara-­saudara kita?” Kita tahu itu Satan. Satan memiliki akses ke hadirat Allah dan
pekerjaan utama dia adalah menuduh (mendakwa) kita yang percaya kepada Yesus.

Kenapa Satan menuduh (mendakwa) kita? Apa tujuannya? Bisa dikatakan dalam satu frasa …untuk membuat kita merasa bersalah.

Selama Satan bisa membuat kita merasa bersalah, kita tidak bisa mengalahkan dia. Perasaan bersalah adalah
kunci untuk mengalahkan kita sedangkan kebenaran adalah kunci untuk kemenangan kita.

Allah, melalui salib, sudah menyelesaikan problem perasaan bersalah ini, di masa lalu dan di masa depan. Ia sudah menyediakan pengampunan untuk keduanya. Bagaimana Allah menyelesaikannya dengan masa lalu
kita? Kolose 2:13 berkata, “Ia mengampuni segala pelanggaran kita.”

Melalui kematian Yesus Kristus mewakili kita, sebagai ganti kita, menanggung perasaan bersalah (guilt) kita
dan membayar hukuman kita. Allah mengampuni kita atas semua perbuatan dosa kita. Karena keadilan-­Nya
sudah dijustifikasi dengan kematian Kristus, Dia mengampuni setiap dosa yang pernah kita lakukan tanpa berkompromi dengan keadilan-­Nya Sendiri. Hal pertama yang kita harus mengerti adalah semua dosa kita di masa lalu, berapapun banyaknya atau berapapun seriusnya, sudah di ampuni ketika kita memiliki iman dan percaya kepada Yesus.

Allah juga menyediakan pengampunan untuk masa depan kita, seperti tertulis dalam Kolose 2:14

“…dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-­ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-­Nya dengan memakukannya pada kayu salib.” “Hukum yang tertulis” adalah hukum Musa. Yesus, di kayu salib, menghapuskan hukum Musa sebagai syarat untuk dibenarkan oleh Allah. Selama hukum Musa menjadi syarat, setiap kali kita melanggar, bahkan syarat yang terkecilpun, kita berdosa di
hadapan Allah. Tetapi ketika hukum di hapuskan sebagai syarat untuk dibenarkan, maka Allah menyediakan bagi kita hidup bebas dari perasaan bersalah (guilt) karena iman kita diperhitungkan sebagai kebenaran.

Ada dua nas yang berkaitan. Pertama adalah Roma 10:4 “Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat,
sehingga kebenaran diperoleh tiap-­‐tiap orang yang percaya.”

Ini adalah pernyataan yang penting. Bagi orang Yahudi atau non-­Yahudi, Katolik atau Protestan, tidak ada
bedanya. Kristus bukan akhir dari hukum sebagai bagian dari Firman Allah, atau sebagai bagian dari sejarah Israel, atau dalam aspek lainnya. Yesus akhir dari hukum sebagai cara untuk dibenarkan oleh Allah. Kita tidak dituntut untuk melakukan hukum Musa agar bisa dibenarkan oleh Allah.

Kedua adalah 2 Korintus 5:21 “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-­Nya (Yesus Kristus) menjadi dosa
karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”

Ini adalah pertukaran ilahi. Yesus dibuat menjadi berdosa dengan dosa kita agar kita dibenarkan dengan
kebenaran-­Nya. Sekali kita mengerti fakta bahwa kita sudah dibenarkan dengan kebenaran Kristus, maka
Satan tidak bisa membuat kita merasa bersalah lagi. Senjata utama Satan diambil darinya. Yesus melucuti
pemerintah-­pemerintah dan penguasa-­penguasa dengan kematian-­‐Nya di kayu salib. Yesus mengambil dari mereka senjata mereka untuk melawan kita.

Pekerjaan kemenangan Kristus adalah melalui kita. Kita sudah melihat penyataan kemenangan Kristus dalam
Kolose 2:15 “Ia telah melucuti pemerintah-­pemerintah dan penguasa-­penguasa (Seluruh kerajaan Satan yang
jahat) dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-­Nya atas mereka.”

Ini berbicara tentang suatu kemenangan yang sebetulnya bukan memenangkan sebuah kemenangan, melainkan merayakan dan mendemonstrasikan sebuah kemenangan yang sudah dimenangkan. Yesus, melalui
kematian-­Nya di kayu salib, mendemonstrasikan kepada seluruh alam semesta kemenangan-­Nya atas seluruh kerajaan Satan. Namun demikian, Yesus tidak memenangkan kemenangan ini untuk diri-­Nya Sendiri-Dia tidak membutuhkannya. Dia memenangkannya untuk kita. Tujuan Allah agar kemenangan itu dikerjakan dan didemonstrasikan melalui kita. Dalam 2 Korintus 2:14 Paulus berkata “Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan ‘kemenangan-­Nya.’ Dengan ‘perantaraan kami.’ Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia (Yesus Kristus) di mana-­mana.”

Allah melalui kita, selalu membagi kemenangan Kristus atas kerajaan Satan. Ada dua frasa kata sifat, “selalu”
dan “di mana-­mana.” Itu artinya tidak ada waktu dan tempat yang kita tidak membagi kemenangan Kristus
atas kerajaan Satan.

Dalam Matius 28:18-­20, Yesus mendeklarasikan “Kepada-­‐Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-­Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.”

KESIMPULAN
Disini Yesus berkata bahwa melalui kematian-­Nya di kayu salib, Dia merebut otoritas dari Satan, untuk diri-­Nya Sendiri, dan Allah telah memberi hak kepada-­Nya semua otoritas di surga dan di bumi. Lalu Ia berkata,
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-­Ku…” Apa implikasi kalimat “karena itu?” Yesus
berkata,”Aku sudah merebut otoritas dari Satan, pergilah dan pergunakanlah. Pergilah dan demonstrasikan kemenangan-­Ku kepada seluruh dunia dan penuhi amanat-­‐Ku.”

Tiga penyataan sederhana mengenai kemenangan Yesus. Pertama, dalam pencobaan di belantara, Yesus
mengalahkan Satan mewakili diri-­Nya Sendiri. Ia bertemu Satan, melawan pencobaan, dan mengalahkannya. Kedua, di kayu salib, Yesus mengalahkan Satan mewakili kita, bukan untuk diri-­Nya, tetapi untuk kita. Ia tidak membutuhkan kemenangan untuk diri-­Nya karena Dia sudah memilikinya. Tetapi Dia memenangkan kemenangan itu untuk kita dan mengalahkan musuh kita. Ia melucuti musuh-­musuh kita, dan menjadikan mereka tontonan umum mewakili kita. Ketiga, sekarang adalah tanggung jawab kita untuk mendemonstrasikan dan menjalankan kemenangan Yesus.

“Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus ‘selalu’ membawa kami di jalan kemenangan-­Nya. Dengan
perantaraan kami. Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di ‘mana-­‐mana'” (2 Korintus 2:14).

Ingat itu “selalu” dan “di mana-­mana” Kristus sudah membuat kemenangan itu ada bagi kita.

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply