Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Yesus dan Politik (Part IV)




eBahana.com – Pendidikan Politik

Setelah Yesus dibaptis Yohanes Pembabtis di sungai Yordan ternyata ada tantangan dan hambatan sungguh sangat berat yang harus Dia lewati, yaitu puasa selama 40 hari empat puluh malam. Bukan hanya itu saja, Ia dibawa oleh iblis ke padang gurun untuk dicobai. Ada hal materi pencobaan yang diberikan iblis kepada Yesus.

Iblis meminta untuk mengubah batu menjadi roti (Jika Engkau Anak Allah perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti) ketika iblis mendatangi-Nya, Yesus dalam kondisi lapar karena baru saja menyelesaikan puasa selama 40 hari 40 malam. Kalau sehabis puasa merasa lapar itu manusiawi demikian pula dengan-Nya. Rupanya iblis memanfaatkan momentum itu untuk mencobahi Dia. Tetapi ternyata asumsi iblis salah total karena Ia tidak bergeming sedikit pun dengan apa yang ditawarkan oleh iblis dengan jawaban yang keras dan tegas, “Ada tertulis, ”Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.” Apa yang menjadi jawaban Yesus atas perintah iblis itu menunjukan bahwa Ia tidak memikirkan keinginan tetapi kebutuhan, kalau Dia memikirkan keinginan kalau kondisi lapar keinginannya adalah makan supaya rasa laparnya hilang. Tetapi Ia memikirkan kebutuhan, bukan kebutuhannya sendiri tetapi kebutuhan manusia yang dikuasai oleh dosa dan keinginan daging supaya bisa terlepas dari cengkraman belenggu iblis.

Jawaban-Nya, “Manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Roti mewakili kebutuhan daging, keinginan atau ambisi untuk memperoleh atau mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Sedangkan Firman adalah untuk memenuhi kebutuhan rohani. Hendaknya manusia itu bisa menyeimbangkannya baik kebutuhan rohani maupun jasmani, sehingga kehidupan manusia bisa damai sejahtera.

“Kemudian iblis membawa-Nya ke kota suci dan menempatkan Dia di bumbungan bait Allah, lalu berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah.”

Untuk bisa terjun dalam sektor atau bidang apa pun seseorang harus mempunyai orientasi atau arah perubahan baik bagi dirinya sendiri maupun kepada orang lain termasuk dalam bidang politik sekalipun. Hal itu sering disebut ideologi. Untuk negara Indonesia sejak tahun 1945 mempunyai idiologi Pancasila dan Pancasila dijadikan pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Ideologi ini  harus dimiliki oleh tiap tiap warga negara Indonesia. Partai politik sebagai soko guru demokrasi harus memberikan pendidikan politik sehingga rakyat juga tahu tentang politik khususnya politik kebangsaan dan pemerintahan sehingga rakyat tidak menjadi obyek kebijakan tetapi menjadi subyek kebijakan.

Seperti Yesus ketika dicoba oleh iblis di padang gurun utuk mengubah batu-batu menjadi roti Ia mampu menjawab dengan tepat dan jelas yang membuat iblis kalah telak. Mengapa Indonesia marak dengan KKN, suap menyuap sogok-menyogok, makelar jabatan, karena memang rakyat tidak diberikan pendidikan politik tersebut. Begitu juga dengan para politisi yang tersebar di berbagai partai politik banyak sekali muncul politisi karbitan yang hanya mengandalkan kekuatan uang dan popularitas semata. Mereka juga tidak memiliki kapabilitas, kapasitas dan integritas sebagai seorang legislator sehingga tidak bisa membawa bangsa ini menjadi lebih baik.

Kemudian iblis membawanya ke kota suci dan menempatkan Dia di bumbungan bait Allah, lalu berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah jatuhkanlah dirimu ke bawah, sebab ada tertulis mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya akan menatang Engkau di atas tanganya supaya kaki-Mu jangan terantuk batu”

Setelah iblis gagal mencobai-Nya dengan makanan ia mencobai-Nya dengan materi yang lain yaitu Dia diperintahkan untuk terjun dari bumbungan bait Allah menuju ke bawah. Iblis mencoba menjebak Dia dengan cara meragukan kemahakuasaan-Nya dan eksistensi-Nya sebagai Allah yang empunya pasukan malaikat dan pasti akan menolong dengan cara menatang supaya kaki-Nya tidak terantuk batu. Tetapi Yesus sudah tahu isi hati dan apa yang ada dalam pikirannya sehingga dengan mudahnya iblis dikalahkan dengan jawaban-Nya yang mematikan lawan, “Ada pula tertulis, “Janganlah engkau mencobai Tuhan Allah-Mu.” Iblis mencobai Yesus dengan menggunakan eksistensi-Nya sebagai manusia sejati tetapi tidak berhasil maka dari itu ia menggunakan eksistensi kealahan-Nya tetapi gagal juga.

Dalam realita sehari-hari untuk mencapai kekuasaan dan mempertahankannya dengan cara  tidak manusiawi dan melanggar semua norma yang ada. Itulah iblis yang rela menggunakan segala cara untuk tetap menguasai umat manusia supaya menjadi pengikutnya.

Cara-cara di atas itu sering ditularkan kepada manusia untuk mencapai semua keinginannya dalam hal ini kekuasaan. Banyak sekali para pengikut Kristus dijatuhkan dengan hal hal yang kelihatannya rohani dan alkitabiah pada hal setelah diteliti dan dicermati dengan kacamata iman bahwa itu berasal dari si jahat.

Dan iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahanya dan berkata kepada-Nya, “Semua itu akan kuberikan kepadamu jika Engkau sujud menyembah aku,” maka berkatalah Yesus.

Iblis tidak sadar alam raya yang indah yang ingin diperlihatkan kepada-Nya ciptaan Bapanya dan bukan kepunyaannya. Bagaimana Yesus bisa dijebak sedangkan alat yang digunakan bukan kepunyaanya tetapi kepunyaan DIA. Oleh karena itu, Ia berkata kepadanya, ”Enyahlah iblis! Sebab ada tertulis, Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dialah engkau berbakti.”

Untuk melawan iblis bapa dari segala hoax, Yesus mengusirnya dengan kata, “Enyalah iblis!” Dia tidak basa-basi untuk si raja tipu tersebut. Maka dari itu kalimat selanjutnya Ia berkata, “Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dialah engkau berbakti.” Ketika dengan Adam dan Hawa ia memutarbalikan fakta sehingga mereka jatuh ke dalam dosa, tapi Adam dan Hawa bukan Yesus yang tidak mungkin termakan tipu muslihat iblis. Segala daya upaya telah diupayakanya untuk mencobai YEesus tetapi gagal juga.

Untuk menjadi seorang pemimpin negara atau pemerintahan serta seorang politisi harus tangguh seperti Yesus ketika menghadapi pencobaan di padang gurun begitu militan mempertahan diri-Nya supaya tidak jatuh ke dalam dosa bahkan.

Bagaimana dengan dunia politik, apakah juga ada iblis yang mencobai seorang politisi dan seorang pemimpin. Ada pepatah yang mengatakan semakin tinggi pohonnya semakin besar anginnya. Semakin tinggi jabatan dan kedudukannya maka cobaanya semakin besar, banyak dan berat. Bagaimana caranya supaya bisa mampu menghadapi pencobaan yang datang harus mau mengundang Yesus untuk mengatur hidup kita. “Hidupku bukannya aku lagi tapi Yesus dalamku.” Demikian pula para politisi dan para pemimpin supaya tidak terkena OTT KPK ya harus menjadi seperti Yesus dan meneladaninya. Markus Sulag



Leave a Reply