Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Pekerja Kekal




eBahana.com

Pada dasarnya manusia tidak akan bisa melangsungkan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Apalagi sejak manusia jatuh ke dalam dosa, ketidaksempurnaan menjadikan manusia harus bekerja keras dan membanting tulang untuk mencukupi hidupnya. Demi mengatasinya manusia harus saling membantu, saling bergotong-royong.

Bekerja keras dengan mengeluarkan keringat adalah salah satu hukuman dari Allah bagi Adam supaya hidupnya terus berkelanjutan. Manusia pada dasarnya adalah makluk sosial yang harus saling tolong-menolong termasuk, dalam melakukan usaha pertanian. Untuk mencangkul, membajak ladang, dan yang lainya harus diusahakanya, serta untuk mengusahakanya membutuhkan pekerja. Dengan kata lain, pekerja menjadi bagian sangat penting dalam berbudidaya pertanian.

Karena pekerja dianggap penting maka tidak ada salahnya harus ditelaah dan dianalisis. Sebab  hal itu juga dianggap sangat penting bagi Tuhan Yesus. Sehingga untuk menjelaskan kepada banyak orang dengan perumpamaan, seperti  tertulis di bawah ini:

“Hal kerajaan Sorga sama seperti seorang  tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerjanya untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerjanya mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh ke kebun anggurnya.”

Mari kita pelajari kembali. Anggur di Israel adalah buah yang sangat istimewa karena sanggup menunjang pri kehidupan ekonomi, sosial, dan spiritualitas.

Fungsi anggur untuk menunjang kehidupan berekonomi

Di daerah Israel, anggur adalah pohon buah yang paling banyak dibudidayakan masyarakat. Ada dua alasan pohon buah anggur dibudidayakan di sana. Anggur mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan buah lainnya. Mereka banyak membudidayakan buah tersebut karena tanahnya paling cocok sehingga menghasilkan buah anggur berkualitas nomor satu. Dengan berkebun buah anggur maka perekonomian masyarakat akan meningkat. Di samping itu, dengan berkebun anggur akan menyerap cukup banyak tenaga kerja dari masyarakat menengah ke bawah.

Anggur untuk berkehidupan sosial

Masyarakat Israel pada waktu itu adalah masyarakat menengah ke bawah (masyarakat miskin). Oleh karena itu, apabila mereka ingin membudidayakan anggur harus dikerjakan  secara bergotong-royong, dengan saling membantu antar kelompok masyarakat satu dengan lainnya secara bergantian (berat sama dipikul ringan sama dijinjing). Apabila  hal itu bisa dilakukan maka berbudidaya pertanian kususnya berkebun anggur dapat mengurangi pembiayaanNya. Dengan demikian berkebun anggur bukan hanya bisa dilakukan  masyarakat (petani) kelas menengah ke atas yang mempunyai kapital besar saja (kapitalis). Itulah yang dinamakan memasyarakatkan perkebunan anggur dan atau kebun anggur masyarakat.

Fungsi anggur dalam kehidupan spiritual agama Yahudi

Buah anggur di samping bisa dimakan secara langsung, juga bisa dibuat minuman. Hal itu sudah memasyarakat dan sangat terkenal, baik di kalangan internal maupun eksternal. Atas dasar itulah maka air anggur belum digunakan untuk kegiatan spiritualitas. Tetapi baru bisa digunakan untuk kegiatan dalam kehidupan berekonomi dan sosial. Tetapi berbeda dalam Perjanjian Baru, air anggur sejak zaman Yesus sudah digunakan untuk Perjamuan Kudus. Air anggur diibaratkan darah Kristus yang tertumpah di kayu salib di Golgota. Perjamuan Kudus dengan menggunakan air anggur itu dijadikan ibadah yang sangat penting bahkan sudah menjadi sakramen, artinya menjadi pengajaran pokok gereja.

“Hal kerajaan Sorga sama seperti tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerjanya untuk kebun anggurnya.”

Kalau kita mendasarkan firman Tuhan di atas, berbicara Sorga tidak selalu identik dengan suatu tempat yang dijanjikan Allah kepada pengikut-Nya, paska kedatangan-Nya ke dunia untuk yang kedua kalinya. Tetapi kata kerajaan Sorga juga dimaknai dengan relasi antara tuan pemilik kebun anggur dengan para pekerjanya. Apakah di antara keduanya terjadi saling menguntungkan atau tidak?

Pekerja dibayar sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, yaitu satu dinar untuk satu hari. Dan atau para pekerja di dalam melakukan pekerjaanya tidak sesuai dengan perjanjian kerja, yang seharusnya mereka bekerja 12 jam  tetapi mereka bekerja kurang dari itu (salah satu pihak ada yang menyalahi perjanjian kerja). Jika hal itu sampai terjadi maka sudah jelas bahwa di  dalamnya tidak ada Sorga. Begitu juga sebaliknya jika relasi antara pemilik kebun anggur dan para pekerjanya mempunyai relasi yang sangat baik dan benar. Maka dari itu juga bisa disebut berada di dalam kerajaan Surga. Peristiwa ini sama dengan yang terdapat di dalam hukum Tuhan yang kedua:

“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”

Hal kerajaan  Sorga itu di dalamnya harus didasari dengan kasih yang tidak pernah mengharapkan imbalan  apapun dari orang yang kita kasihi (kasih agape). Tuan pemilik kebun adalah gambaran dari Allah, sedangkan para pekerja adalah gambaran dari diri kita sebagai pengikut Kristus. Antara Allah dengan kita sebagai pengikut Kristus juga sudah ada perjanjian dan telah berada di dalam ikatan. Menurut rasul Petrus, isi perjanjianya adalah sebagai berikut:

“kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,

umat kepunyaan Allah sendiri.”

Di dalam Perjanjian Lama pengikat hubungan antara Allah dengan umat pilihan-Nya Israel adalah perjanjian sunat dari bayi umur delapan hari. Sedangkan di masa Perjanjian  Baru, kita sebagi pengikut Kristus juga sudah diikat dan dimeteraikan dengan baptisan air dan baptisan Roh serta baptisan api. Dengan meterai tersebut akan memperkuat eksistensi kita sebagai warga kerajaan Allah, bahkan baptisan yang kita terima dan kita laksanakan juga memperkuat posisi kita sebagai anak Allah yang akan berhak menerima warisan kerajaan-Nya.

Setelah kita mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat serta kita mengaku dosa maka Ia setia dan adil. Kesetiaan dan keadilan-Nya adalah kekal untuk selamanya. Sebab Dia adalah Allah yang empunya kesetiaan dan keadilan. Oleh karena itu Ia tidak bisa diintervensi oleh siapapun dan sampai kapanpun serta dari pihak manapun, baik pribadi, kelompok atau penguasa manapun. Akan tetapi karena kita  sudah menjadi pekerja yang dipanggil oleh Allah sendiri, maka harus bekerja dengan giat dan tidak mengenal lelah, serta tidak bermalas malasan (artinya, kerajinan kendor).

Walaupun kita bekerja sudah disertai perjanjian kerja, tapi jika tidak sesuai dengan ekspektasi dari tuan pemilik kebun anggur, maka status kita sebagai pekerja bisa dicabut. Kita adalah pekerja yang istimewa, bukan pekerja biasa seperti yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Entah sudah disadari atau belum, sudah dimengerti atau belum, pekerjaan yang kita lakukan bersama dengan Tuhan adalah sebagai pekerja kekal. Mengapa demikian?

Karena pekerjaan yang belum kita laksanakan maupun yang akan kita laksanakan, bukan hanya pada saat kita hidup di dunia ini saja. Tetapi kita menjadi pekerja itu dari kekal sampai kekal. Itulah alasan para pengikut Kristus disebut pekerja kekal. Maka dari itu di dalam melakukan pekerjaan harus mempunyai komitmen sangat kuat. Menjadi pekerja kekal bukan mengajukan diri dengean lamaran atau menjalani serangkaian tes tertulis, atau wawancara seperti yang lazim dilakukan pada zaman ini. Tetapi menjadi pekerja kekal adalah panggilan. Setelah dipanggil baru dipilih seperti yang disampaikan-Nya:

“Banyak yang dipanggil tetapi sedikit  yang dipilih”

Hanya kuasa Roh Kudus dan kuasa firman yang memampukan kita dalam melaksanakan pekerjaan kekal bagi Dia. Puji Tuhan, Haleluya!

 

(Markus Sulag)



Leave a Reply