Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Meraih Impian




Wilma Rudolp adalah seorang gadis berkulit hitam yang dilahirkan secara prematur. Ia anak ke-20 dari 22
bersaudara. Ayahnya kuli di stasiun kereta dan ibunya buruh cuci baju. Di usia 4 tahun, ia menderita radang paru-paru dan demam tinggi sehingga kaki kirinya lumpuh akibat polio. Ia harus memakai kruk dan dokter menyatakan bahwa kakinya akan lumpuh selamanya.

Tapi, ketika berusia 9 tahun, Wilma membuang kruk itu. Selama 3 tahun ia belajar berjalan walaupun harus jatuh berkali-kali. Usahanya membuahkan hasil karena akhirnya ia bisa berjalan dengan lancar.

Suatu kali, Wilma minta restu ibunya untuk ikut lomba lari. Meski awalnya ragu, sang ibu tetap memberi dukungan. Ia juga membesarkan hati Wilma ketika berkali-kali anak gadisnya itu selalu menjadi pelari nomor satu dari belakang. Kondisi ini tak sedikitpun menyurutkan semangat Wilma.

Wilma terus berlatih hingga akhirnya mulai meraih juara dalam beberapa kali lomba lari. Olimpiade 1960, Wilma memecahkan rekor dunia dan merebut medali emas untuk lomba lari 100 meter dan 200 meter. Bahkan dalam nomor estafet 400 meter, ia menjadi pelari yang paling akhir menerima tongkat namun melesat paling awal mencapai garis finish. Dengan tambahan medali ini, ia menjadi wanita pertama peraih tiga medali emas dalam sejarah Olimpiade.

Berkaca dari kisah nyata di atas, setidaknya ada dua hal yang perlu kita miliki untuk meraih sukses. Pertama, kegigihan. Fakta telah menunjukkan bahwa para pemenang biasanya menemui hambatan menyakitkan sebelum mereka berhasil. Mereka sukses karena tidak berkecil hati oleh kegagalan mereka.

Martin Luther King, Jr. berkata, “Nilai tertinggi seorang manusia bukanlah di mana ia berpijak pada saat-saat nyaman dan menyenangkan, tetapi di mana ia berpijak pada saat-saat tantangan dan pertentangan.” Di saat yang sulit dan penuh tantangan seperti sekarang, dibutuhkan kegigihan untuk mengatasi masalah. Semangat yang menyala-nyala dan hati yang berkobar-kobar untuk meraih keberhasilan seperti yang dimiliki Wilma, harus kita miliki juga untuk meraih apa yang kita rindukan.

Kedua, maksimalkan potensi diri. Wilma memiliki impian menjadi wanita tercepat di lintasan lari dunia. Untuk itu, dia harus mengatasi kendala yang menghambat dan memaksimalkan potensinya untuk meraih sukses.

Kita harus sadar bahwa manusia diciptakan sebagai ciptaan Allah yang tertinggi dengan potensi luar biasa untuk menaklukkan alam semesta (Kej. 1:28). Potensi otak, misalnya, sangat dahsyat. Otak manusia terdiri dari sekitar 1 triliun sel (sekitar 160 kali lebih banyak dari jumlah penduduk dunia). Jaringan syarafnya sepanjang 9600 km (hampir sama dengan jarak Sabang sampai Merauke). Dan mampu memproses 30 miliar bit informasi per detik.

Prof. Steinburch dari Jerman berkata, “Jika memori otak manusia dibuat dalam bentuk komputer, maka dibutuhkan tempat seluas bumi ini untuk menaruh komputer tersebut.” Sayangnya, kemampuan otak yang dahsyat itu belum dimaksimalkan oleh manusia. Albert Einsten berkata, “Rata-rata manusia hanya memanfaatkan 2% saja dari kemampuan otaknya.” Henry Ford menyatakan, “Banyak manusia yang malas
berpikir.” Padahal banyak penemuan hebat terjadi ketika manusia menggunakan potensi otaknya.

Coba bayangkan : bila Anda menggunakan HP pada zaman Ken Arok, atau naik pesawat terbang pada zaman Gajah Mada, atau menarik uang di ATM pada zaman Hayam Wuruk semua itu akan dianggap sebagai mukjizat.

Bukannya Tuhan tidak mau menyatakan mukjizat untuk menolong Anda keluar dari masalah. Dia telah melakukan mukjizat, yaitu dengan menciptakan Anda dengan potensi begitu besar. Gunakan akal budi dan kekuatan yang telah diberikan Tuhan untuk meraih prestasi. Jangan hanya menunggu mukjizat dari langit, buatlah “mukjizat” dengan menggunakan semua potensi untuk berprestasi. Selamat berjuang meraih impian ! (RA)



Leave a Reply