Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kitab Bilangan Awal Pentingnya Statistik dalam Pembangunan Bangsa




Written by Rinto F S

 

 

Dunia boleh mencatat bahwa perkembangan ilmu statistik mulai berkembang sejak abad ke-17. Dan kisah yang paling kuno tercatat ketika peristiwa kaisar Agustus mendata jumlah seluruh penduduk bumi kala itu. Tapi ternyata jauh lebih dalam lagi, lebih kuno lagi, bahwa Bapak Statistik pertama sekali di dunia adalah Musa dan Harun. Kemudian dibantu dengan 12 orang kepala suku dari masing-masing suku Israel.

Tuhan perintahkan Musa untuk mencatat seluruh jumlah orang Israel yang baru saja keluar dari tanah Mesir. Tepatnya ketika memasuki tahun kedua, bulan kedua pada tanggal satu. Yakni pada bulan Ziw atau Iyar yang kalau dipersamakan pada kalender modern sekarang, pada pertengahan April. Sebab bangsa Israel keluar dari tanah Mesir diperkirakan pada bulan Abib atau Nisan.

Setelah mereka berada di padang Gunung Sinai, dimana sebenarnya mereka sudah tiba di padang tersebut, tepat pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir pada tahun itu juga. Tapi mereka harus berputar kembali karena kesalahan mereka yang tidak mempercayai Allah akan menolong mereka sampai ke tanah kanaan.

Itu adalah pencatatan pertama antara Musa dengan Imam Harun. Tapi orang-orang Israel pada pencatatan pertama tersebut dinyatakan Tuhan, tidak akan ada yang akan menyeberangi sungai Yordan  menuju Yerikho, selain dari pada Yosua dan Kaleb (Bil 26:64).

Dimana pada pencatatan pertama hasil yang didapatkan jumlah orang Israel sebanyak 603.550 jiwa (Bil 1:46). Tapi pada pencatatan kedua bersama Musa dengan Imam Eleazar anaknya Harun sebanyak 601.730 jiwa (Bilangan26:51). Dan jumlah itu diluar dari pada suku Lewi maupun keturunan Musa dan Harun.

Setelah perjalanan tahun pertama bangsa Israel mengalami kegagalan, pada tahun kedua Tuhan berencana untuk melakukan penertiban ulang seluruh orang Israel. Dengan statistik yang didapatkan atau jumlah perhitungan yang didapatkan tentu akan mempermudah bangsa Israel pada waktu itu untuk tahu posisi dan letak mereka dimana. Grup atau rumpun mana masuk mana, siapa yang berangkat duluan, dan akan menuju kemana.

Siapa yang akan berperang, siapa yang akan bertahan di kemah, dengan statistik jumlah orang-orang tersebut, tentu akan mempermudah Musa dan Harun dalam menetapkan strategi peperangan yang akan dihadapi pada masing-masing di perjalanan tersebut.

Bayangkan kalau tidak ada data yang demikian dipegang, bagaimana sulitnya bangsa Israel untuk bisa menaklukkan banyaknya musuh yang akan mereka hadapi. Disamping itu juga, dengan data yang sama, Tuhan sedang mempersiapkan generasi baru yang akan masuk ke Kanaan. Sebab orang yang masuk pada statistik pendataan pertama tidak akan melewati sungai Yordan dan masuk ke Kanaan.

Tuhan berencana menghabiskan mereka di padang gurun selama 40 tahun, sampai muncul generasi baru yang akan memasuki tanah kanaan sesuai dengan yang sudah dijanjikan Tuhan sebelumnya. Dan dengan pendataan statistik yang kedua kalinya, yakni sebelum memasuki dan menyeberangi sungai Yordan, Tuhan kembali perintahkan Musa sebagai tugas terakhir bersama Imam Eleazar untuk bisa mendata. Dimana dengan jumlah pasti yang akan diperoleh, tentu akan mempermudah tugasnya Yosua di dalam membagi tanah-tanah pusaka bangsa Israel yang akan mereka miliki ketika mereka tiba di tanah Kanaan. Sebab sebanyak jumlah jiwa yang dimiliki oleh masing-masing sukulah, sebidang itu juga wilayah atau daerah yang akan mereka dapatkan.

Pada masa kekinian, kita tidak bisa menampik bahwa pentingnya data statistik untuk pembangunan kita. Dengan data-data yang ada akhirnya kita bisa menggambarkan apakah bangsa kita mengalami kemajuan atau mengalami kemunduran. Mengalami stagnasi atau mengalami suatu perkembangan yang luar biasa.

Apalagi di tahun-tahun politik seperti sekarang ini. Dimana dengan saling klaim memiliki data yang paling benar dan paling up to date dengan sumber data yang paling mumpuni, tak jarang memakai data-data yang demikian untuk menyerang lawan-lawan politiknya.

Tapi supaya kita tidak saling klaim, penting untuk menetapkan satu hasil sumber statistik, yakni data-data yang tentunya dipegang oleh BPS (Badan Pusat Statistik) kita.

Dimana BPS baru pada pemerintahan Jokowi merilis data atau jumlah orang miskin di Indonesia persentasenya hanya satu digit, yakni 9,82% yakni berkisar 25,95 juta orang. Dimana porsi terbanyak yang menderita kemiskinan tersebut tepatnya berada di pedesaan. Desa menjadi pusat kemiskinan karena desa mengalami perubahan gaya hidup yang sangat signifikan.

Dimana awalnya desa menjadi pusat atau sumber produksi bahan makanan, sekarang berubah menjadi pusat konsumtif untuk memperoleh bahan pokok makanan. Salah satunya meningkatnya kebutuhan beras. Padahal beras bukan satu-satunya bahan makanan pokok, masih banyak bahan makanan pokok lainnya, sesuai dengan kebudayaan lokal kita yang amat kaya. Seperti sorgum, jagung, maupun umbi-umbian.

Tapi karena gaya hidup yang berbeda, semuanya akhirnya berubah pola konsumtif masyarakat kita. Menjadi penikmat dan akhirnya menggantungkan diri pada objek bahan makanan pokok seperti beras.

Oleh karena itu peran statistik amatlah sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Sebab olehnya kita bisa melakukan banyak strategi percepatan yang akan mungkin bisa kita lakukan di dalam melakukan suatu perubahan yang terukur dan terstruktur.

Seperti yang pernah dilakukan Musa untuk mendata potensi dan kekuatan sebenarnya yang dimiliki oleh bangsa Israel baik di dalam menghadapi fase padang gurun, maupun pada pada perebutan tanah kanan. Kemudian ketika akan mendapatkan jatah tanah warisan bagi masing-masing suku, yang akan mereka peroleh nantinya.

Dengan data yang sama juga, akan mempermudah generasi selanjutnya di dalam melakukan suatu perubahan dan percepatan.

Terakhir, mungkin saran, sebaiknya data-data sejarah tentang statistik kenapa tidak bermuara dan berasal ataupun memperhitungkan Musa sebagai Bapak Statistik zaman purba. Disamping mungkin perkembangan ilmu statistik sekarang memang sudah lebih jauh sangat berkembang. Hanya supaya kita tidak melupakan yang namanya sejarah. Serta mencatatkan bahwa kitab Bilangan adalah kitab statistik pertama di dunia.