Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kesombongan Rohani (2)




eBahana.com – Sungguh sulit benar-benar berpikir, bertutur kata, dan bersikap adil. Hal yang menyebabkan situasi sulit itu adalah karena manusia juga masih terdiri dari darah dan daging. Pada tataran implementasi kehidupan manusia lebih dominan keinginan daging daripada keinginan roh. Bagaimana supaya kita dapat berperilaku adil? Karena perilaku ketidakadilan bersumber dari dosa dan dari keinginan daging maka kita harus berani mengaku dosa dan meminta pengampunan kepada Allah. Dia adalah setia dan adil. Sebagai pengikut-Nya kita harus meminta supaya bisa berperilaku adil kepada orang lain. Terlebih sebagai seorang pemimpin maka harus kita berlaku adil. Jika tidak berlaku adil maka dampaknya pada stabilitas umat Allah, pasti akan terganggu. Seperti yang tercantum dalam ayat firman Tuhan:

Timbulah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani karena pembagian kepada janda-janda, mereka diabaikan dalam pelayanan dalam kehidupan sehari-hari.

Orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani bersungut-sungut kepada orang Ibrani. Pembagian kepada janda-janda orang Yahudi yang berbahasa Yunani diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Jemaat mula-mula yang dipimpin oleh rasul Petrus memberikan tanggung-jawab pelayanan diakonia kepada orang Ibrani. Tapi rupanya amanat dalam pelayanan diakonia tidak dijalankan sebagaimana mestinya sehingga timbul sungut-sungut dari orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani.

Orang-orang Ibrani menyalahgunakan wewenang sebagai diakonia untuk kepentingan diri sendiri dan kelompoknya dengan mengabaikan golongan yang lain. Padahal dasar pekerjaan Tuhan itu adalah kasih Kristus bukan kepentingan kelompok. Orang Ibrani sebagai umat pilihan Allah yang masih memegang teguh tradisi warisan nenek moyang merasa diri paling hebat, paling pintar, dan paling rohani sementara yang lain berada di bawahnya, termasuk orang Yahudi yang berbahasa Yunani. Sikap sombong rohani itu rupanya sudah mendarahdaging dan turun temurun sampai dengan zaman para rasul tidak berubah. Bahkan mereka yang sudah menjadi pengikut Kristus pun tidak berubah cara hidupnya menjadi seperti Dia

Sombong rohani menjadikan mereka belum kepenuhan Roh Kudus dan belum lahir baru. Karena hal itulah mereka masih berada di dalam hidup lama, dan pada implementasinya mereka tidak menjalankan amanat yang diberikan para rasul kepada orang Ibrani untuk pelayanan diakonia. Terbukti jemaat mula-mula yang berasal dari orang Yahudi yang berbahasa Yunani bersungut-sungut. Menurut KBBI, bersungut-sungut adalah: “Mencomel atau menggerutu.”

Tetapi yang dilakukan orang Ibrani yang berbahasa Yunani lebih dari mencomel atau menggerutu. Sebab mereka sampai mau melakukan unjuk rasa karena ketidakpuasan atas pelayanan kepada para janda yang berasal dari orang Yahudi yang berbahasa Yunani karena diabaikan oleh mereka. Apabila hal itu terjadi maka integritas dan kapabilitas orang Ibrani akan terganggu. Dan jika tidak segera diatasi, orang-orang yang tertarik menjadi pengikut Kristus bisa jadi akan mundur. Bahkan mereka yang belum kuat imanya (belum dewasa dalam iman) akan kembali kepada kepercayaan lama.

Dengan kata lain jika permasalahan itu dibiarkan berlarut-larut akan memecah belah jemaat. Maka dari itu dalam kehidupan jemaat Tuhan, kesombongan rohani jangan sampai dipelihara dan dibiarkan berkembang dalam kehidupan pribadi dan jemaat. Sebab dampaknya juga akan merusak iman dan persekutuan orang Kudus.

Pada masa globalisasi seperti saat ini, potensi perpecahan dalam jemaat semakin tinggi karena dengan dampak negatif digitalisasi manusia semakin individualis dan menggeser kehidupan sosial dan kegotong-royongan. Tidak terkecuali kehidupan bergereja. Oleh karena itu supaya kehidupan kita tetap baik dan benar sesuai dengan kehendak Dia, kita harus selalu mengandalkan kuasa Roh Kudus dan kuasa Firman.

(Markus Sulag)



Leave a Reply