Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kebenaran Ilmiah




Written by Pdt. Aldoues Wolter Manginsihi   

 

Kasih dalam Penjelasan Ilmiah

Pertanyaannya apakah kasih itu hanya dapat dipahami dari pandangan rohani saja?

Ada begitu banyak orang yang membahas tentang kasih dan selalu saja tema tentang kasih itu dibahas dalam penjelasan rohani. Banyak pembicara mengkhotbahkan kasih bahkan para penulis menjelaskannya hanya dari aspek rohani saja. Kasih bukan hanya berbicara tentang rohani tetapi juga menyatakan tentang hal ilmiah dan itulah sebabnya pernyataan tentang kasih ditegaskan Allah dalam penjelasan hukum.

Kasih memiliki pernyataan ilmiah yang sangat masuk akal logika pikiran manusia. Persoalannya selama ini Alkitab hanya digunakan sebagai bahan rohani, pada hal didalamnya sangat banyak mengungkapkan tentang hal ilmiah. Tulisan ini memberi penjelasan tentang Kebenaran Ilmiah dengan jelas bahwa kasih juga adalah pernyataan ilmiah dari Tuhan Yesus Kristus.

Jika selama ini dalam memahami Alkitab dan ada yang mengatakan bahwa Alkitab tidak bisa diilmiahkan maka hal itu tidaklah benar. Mempelajari Alkitab jangan mengunakan akal pikiran manusia sebab firman Allah adalah firman kebenaran, firman iman. Dalam penelitian saya hal itu tidaklah benar. Sebenarnya kalau ditelusuri kenapa hal itu diakui sebagai kebenaran? Jawabannya karena kalangan Kristen sering menerima pernyataan dan mengakui sebagai kebenaran dan menyampaikan pernyataan tersebut dalam berbagai bentuk seperti tulisan atau khotbah atau yang lain, yang belum diteliti apakah itu sebagai kebenaran atau bukan. Kebanyakan hanya mempercayai suatu pernyataan yang belum tentu benar.

Kasih bukanlah suatu pernyataan yang hanya memiliki makna rohani saja sebab kasih itu mengacu pada aturan atau peraturan yang sering disebut dengan sepuluh hukum taurat. Keluaran 20:3-17. Ini adalah aturan yang diberlakukan Allah pada bangsa Israel. Ketika pada zaman Tuhan Yesus hal tentang hukum juga diatur-Nya. Dan prinsip dari aturan itu tetap berlaku yang dengan memberlakukan aturan hukum, kasih tetap sama prinsipnya tidak berubah pada saat diberikan pada bangsa Israel. Dalam Markus 12:30, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.”

Penjelasan yang sangat ilmiah tentang hal kasih.

  1. Kasihilah Tuhan Allahmu. – Sebagai perintah
  2. Dengan segenap hati. – Sepenuh hati kita
  3. Dengan segenap jiwamu. – Seluruh jiwa kita
  4. Dengan segenap akal budimu. – Seluruh akal budi
  5. Dengan segenap kekuatanmu. – Seluruh kekuatan

Apa yang membuktikan sehingga masalah kasih menjadi hal ilmiah. Markus 12:31, “Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”

  1. Hukum yang kedua – Ada dua hukum
  2. Kasihilah sesamamu manusia – Mengasihi karena sama-sama manusia
  3. Seperti dirimu sendiri – Sama dengan mengasihi diri sendiri
  4. Tidak ada hukum yang lain – Hanya itu saja hukumnya
  5. Yang lebih utama – Hukum memiliki kelebihan diutamakan
  6. Pada kedua hukum ini – Kedua hukum, yang utama

Alasan yang menjadi dasar membuat kasih itu menjadi ilmiah karena menyangkut dengan masalah hukum. Kita tidak biasa bicara tentang kasih tanpa atau mengabaikan aspek hukum. Karena hukum itu adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat yang dikukuhkan oleh penguasaha atau pemerintah, undang-undang, peraturan dsb untuk mengatur pergaulan masyarakat. Kasih itu diatur oleh landasan hukum maka tidak ada kasih jika tanpa ada landasan hukum yang mengaturnya. Itulah sebabnya dalam semua hukum di bumi ini dimanapun, landasan utamanya adalah kasih. Tidak akan terdapat hukum jika aturannya tanpa kasih. Karena hukum tanpa kasih adalah hukum rimba.

Ada dua hukum, yang keduanya dapat disimpulkan kasih kepada Allah dan kasih kepada manusia. Di bumi ini hanya ada 2 landasan hukum yang mengatur semua hukum walau dalam bentuk yang berbeda yaitu tentang manusia dan Tuhan, dan kesemuanya itu mengatur Hak Asasi Manusia (HAM). Karena mengasihi itu bukan karena paksaan tetapi perintah yang mengikat manusia di dalamnya diatur dengan hukum.  Jika hukum dibuat tanpa memperhatikan aspek yang utama dan terutama yaitu: Kasih, maka dalam penerapannya tidak bisa berjalan dengan baik. Karena prinsip kasih itu harus berada atau terdapat dalam hukum atau undang-undang tersebut karena itu yang utama dan terutama.

Bila ada peraturan hukum karena kepentingan sekelompok orang atau disebabkan karena iri, benci, dendam yang pada intinya bertentangan dengan kasih, hukum tersebut akan mengalami banyak kendala bahkan penolakan. Konsep dan sistem kasih dalam hukum dibuat Allah dalam bumi ini sehingga semua hukum di dunia yang mengatur manusia mengacu pada kasih sebagai landasan dasarnya. Dengan demikian sepuluh hukum taurat dalam keluararan 20:3-17 adalah bagian dari penjelasan hukum yang terdapat Markus 12:30,31 dan Matius 22:37-40 dan Lukas 10:27. Mengasihi Tuhan dan manusia sama dengan telah melaksanakan seluruh hukum taurat.

Karena hukum berlandaskan kasih secara ilmiah berlaku pada semua manusia tanpa terkecuali. Karena tujuannya adalah untuk mengatur manusia dan bukan hanya manusia orang Kristen saja tetapi semua umat manusia di bumi ini. Semua manusia punya kasih dan semua manusia pelaku dan pelaksana hukum Allah, karena semua manusia mempunyai:

  1. Hati
  2. Jiwa
  3. Akal Budi
  4. Kekuatan

Tidak ada satu orang manusia pun yang tidak memiliki hati, jiwa, akal budi, kekuatan, semua manusia memilikinya, itulah sebabnya hanya kesia-siaan saja kalau engkau mengatakan bahwa hidupmu bukan dari Tuhan. Sepanjang manusia memiliki hati, jiwa, akal budi dan kekuatan selama itu dia punya kasih milik Allah. Dengan demikian maka kasih itu ilmiah karena terdapat pada semua manusia sebab ilmiah itu berlaku sama pada semua manusia. Tidak ada satu orang pun yang mau dikasihi tidak dengan segenap hati dan segenap jiwa itulah yang disebut tulus. Karena jika kasih tidak tulus bukan dengan segenap hati dan jiwa itu munafik. Kasih itu bukan hal yang diluar dari akal budi pikiran manusia, yang pada hakekatnya mengasihi bukan pada atau untuk hal yang tidak masuk akal budi manusia tetapi untuk hal yang masuk dalam akal logika pikiran manusia. Begitu juga dengan kekuatan semua punya kekuatan dalam mengasihi itulah sebabnya kasih itu tidak pernah berkurang atau kuntur ketika mengasihi seseorang karena kasih memiliki kekuatan. Dan jika kasih itu luntur atau berubah bukan berarti kasihnya tidak ada lagi tetapi kekuatan yang dimiliki manusia dalam mengasihi itulah yang menjadi masalahnya. Manusia mengasihi Allah yang masuk akal budi yang bisa diterima dengan akal logika pikiran manusia bukan hal yang tidak masuk akal, sebab apa yang diberikannya pada manusia sebagai perlengkapan untuk mengasihi itu ada dan terbukti. Coba cari manusia yang hidup dalam dalam satu negara yang semua penduduknya tidak memiliki hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan terdapat di manakah negara itu dalam bumi ini? Sampai kapan pun engkau tidak akan menemukannya.

Hati, jiwa, akal budi dan hati, Tuhan adalah pemberinya sebab Dia yang menciptakan manusia (Kejadian 1:27). Tuhan tidak hanya menciptakan manusia, tanpa hati, jiwa, akal budi dan kekuatan. Tuhan melengkapi manusia dengan semuanya itu, karenanya disebut manusia yang serupa dan segambar dengan Allah karena miliknya Allah ada pada manusia. Itulah sebabnya manusia berbeda dengan semua ciptaan Allah karena hanya manusia yang lengkap memiliki milik Allah yaitu, hati, jiwa, akal budi dan kekuatan tetapi bukan Allah karena hanya serupa dan segambar saja. Semua manusia memiliki kasih sebab Allah yang memberikan sama pada semua manusia. Allah memerintah manusia untuk mengasihi dengan apa yang ada padanya yang diberikan Allah, karena manusia mengasihi bukan dengan miliknya sendiri tetapi milik Allah, Allah memerintah manusia untuk mengasihi-Nya dan mengasihi manusia dengan pemberian-Nya sendiri yang ada pada manusia. Amin.

 

 



Leave a Reply