Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Injil yang Tersirat




eBahana.com – Agar supaya para pengikut Kristus berhasil melaksanakan amanat agung-Nya disamping berdoa kepada Allah juga harus disertai kerja keras. Setelah mereka menerima pengajaran rasul rasul dan menerima baptisan mereka bekerja keras untuk memberitakan Injil kerajaan Allah. Selain memecah-mecahkan roti, menjual harta lalu membagikan kepada yang membutuhkan sesuai dengan kebutuhan (keperluannya). Tetapi bukan hanya itu saja yang dilakukan oleh jemaat mula-mula. Yaitu: “Sambil memuji Allah dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka yang diselamatkan.”

Ada tiga kalimat yang harus kita cermati, di atas adalah: “Memuji Allah, Dia disukai banyak semua orang dan tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka yang yang diselamatkan.” Memuji Allah adalah bagian dari ibadah kepada-Nya selain mendengar Firman Tuhan. Aktivitas memuji Allah memang suatu keharusan (kewajiban) bagi semua umat-Nya. Sebab Ia sangat berkenan apabila umat-Nya memuji dan menyembah Dia. Ia sangat suka apabila umat-Nya menyanjung Dia dalam bentuk nyanyian syukur, dan bermazmur. Sebab hanya Allah saja yang layak untuk dipuji dan disembah.

Memuji Allah disamping kewajiban dan tanggung-jawab sebagai umat Allah hal itu juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dan merupakan  bentuk dari sebuah kesaksian kepada yang lain yang belum mengenal Tuhan. Salah satu alasan yang membuat Tuhan menambahkan jumlah orang (petobat-petobat baru dan menambah jumlah mereka yang menjadi pengikut Kristus adalah aktivitas memuji Allah.

Mengapa jemaat mula mula sangat disukai semua orang? Oleh karena pola hidup yang selalu memecahkan roti, menjual harta lalu dibagi bagikan kepada semua  yang membutuhkan sesuai dengan kebutuhan (keperluannya) Itu adalah bentuk pelaksanaan kasih kepada Allah dan sesama manusia seperti diri sendiri. Hal itu seperti yang dikatakan rasul Paulus: “Hidupku bukannya aku lagi tapi Yesus dalamku.” Proses mengapa jemaat mula-mula bisa memiliki perilaku yang demikian? Itu semua dimulai dari pencerahan Roh kudus di hari Pentakosta, pengurapan Roh Kudus itulah yang mempengaruhi pola pikir mereka sehingga  mempunyai prinsip prinsip seperti yang Kristus miliki. Itulah yang dinamakan lahir baru.  Oleh karena itu setiap kehidupan yang dijalani harus mencerminkan karakter Kristus.

Pola pikir, dan pola laku yang dilakukan oleh jemaat mula mula yang membuat mereka disukai semua orang. Apa yang diketengahkan dalam hidupnya sehingga banyak orang menjadi suka itu? Yaitu kehidupan yang penuh kasih (lemah lembut, murah, saling peduli antara yang satu dengan yang lainnya, berdiri sama tinggi duduk sama rendah). Menjual harta lalu dibagikan kepada semua sesuai dengan kebutuhan sudah jelas ingin menjelaskan hal itu, dan semua yang tertulis di atas yang disebut Injil yang tersirat. Banyak orang bisa  melihat karakter Kristus di di dalam diri jemaat mula-mula. Semua ini adalah salah satu indikator yang menjadikan Tuhan menambahkan jumlah petobat-petobat baru setiap harinya. Yang menjadi pertanyaan, apakah kehidupan jemaat mula-mula itu masih relevan untuk dilaksanakan di dalam kehidupan pengikut Kristus di era sekarang ini? Prinsip dari Firman Tuhan itu adalah ya dan amin, artinya dari dahulu sekarang dan selamanya firman-Nya tidak akan berubah.

Yang sering kali mengubah segalanya dari masa ke masa (dari waktu ke waktu) adalah manusia itu sendiri yang dipengaruhi oleh keinginan daging dan dosa yang sudah mendarah daging dalam kehidupan manusia. Karena dosa dan keinginan daging itu yang menjadikan gambar Allah dalam diri manusia menjadi rusak bahkan hilang sehingga menyebabkan Injil yang sudah melekat dalam diri manusia tidak bisa terbaca oleh orang lain. Artinya praktik hidup jemaat mula masih relevan untuk kehidupan masa kini bahkan untuk kehidupan di masa yang akan datang.

Mengapa untuk saat ini nyaris tidak ada yang melanjutkan kehidupan seperti yang dilaksanakan jemaat mula mula? Karena banyak pengikut Kristus pada masa kini yang mendegradasi dirinya sendiri sehingga melakukan berkompromi untuk memberi kesempatan kepada keinginan daging (individualistis) untuk bertumbuh dan berkembang dengan subur sehingga kesenjangan ekonomi sosial budaya dan pendidikan di dalam lingkungan gereja pun juga semakin tinggi. Dengan kata lain, gereja di zaman ini tidak menerapkan hidup seperti jemaat mula-mula (seperti panggang jauh dari api). Hanya kuasa Roh Kudus dan firman Allah yang menyanggupkan kita sebagai pengikut Kristus menjadi Injil yang tersirat yang dapat dibaca orang lain dan bertobat kepada Allah seperti yang  jemaat mula-mula terapkan dalam hidup mereka terdahulu.

Oleh Markus Sulag.



Leave a Reply