Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Sepakat Mendidik Anak




Saya sudah berkeluarga selama 9 tahun. Saya dan istri dikaruniai dua anak yang sekarang berumur 8 dan 4 tahun. Dalam mendidik anak, kadang-kadang kami berbeda pendapat. Ketika salah satu dari kami bersikap agak ‘keras’, yang lain tidak mendukung, justru membela anak. Akibatnya anak sering melawan. Saya juga melihat keluarga lain mengeluh tentang hal yang sama. Apa sebaiknya yang harus kami lakukan untuk mengatasi masalah ini?
W di Kota M

Shalom Bapak W,
Isu bagaimana mendidik anak dalam keluarga sering berubah menjadi kontroversi berkepanjangan antara ayah dan ibu (baca: suami dan istri). Sudah tentu ketidaksehatian ayah dan ibu dalam mendidik, mengajari, memberi petunjuk, dan “memarahi” anak bukanlah kesengajaan.Ada sih pasangan yang memang selalu against, melawan pasangannya bila sedang memarahi si anak. Hal yang semata-mata “asal nentang” itu ada background-nya sendiri yang tidak sesuai konteks bila diulas bersanding masalah Bapak saat ini.

Rata-rata ayah dan ibu memang spontan saja; tidak direncana “asal kau marahin anak, aku mesti belain dia”. Tidak. Yang jadi masalah dalam ketidaksinkronan ayah dan ibu sebenarnya didasari rasa kasihan dan sayang kepada si anak yang dimarahi tersebut. Namun apa dan bagaimanapun juga, pertentangan ayah dan ibu di hadapan anak harus segera diakhiri. Cobalah beberapa tindakan berikut:

DEAL
Buat deal agar bila salah seorang sedang memberikan disiplin/didikan “nada tinggi” yang mengarah pada memarahi si anak, yang seorang perlu mendukung didikan tersebut dengan memberi petuah “nada rendah” yang lebih adem. Dengan demikian, si anak benar-benar tahu bahwa di rumah ini ia tidak bisa menyelinap lagi di bawah sayap kiri atau kanan dari salah satu orangtuanya. Dua sayap akan mendekapnya ke arah yang benar dan produktif demi masa depannya.

SESUAI FIRMAN
Harus diingat bahwa ayah dan ibu kristiani mengemban amanat untuk (bahkan) “Memerintahkan Anak-anak di Jalan Tuhan”, sebagaimana diamanatkan Allah kepada Abraham dalam Kejadian 18:19 “Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.” Jadi, bila nasihat dan koreksi yang benar bagi si anak ditentang oleh salah satu pasangan, si penentang adalah
pelanggar firman Allah! Kasihan dong, nanti tidak ada janji Allah yang akan digenapi dalam keluarga ini.

REWARD
Terakhir, tetapi bukan tidak penting, berilah penghargaan kepada si anak bila ia bisa melakukan apa yang ayah dan ibunya disiplinkan tadi. Jangan hanya mengganjar anak dengan didikan, tapi legakan perasaan, stress, dan mentalnya dengan penghargaan. Bila koreksi dan penghargaan selalu diaktifkan (hingga usia sekitar kelas IV SD), maka integritas
anak akan tumbuh. Mengapa hanya sekitar batas usia itu? Sebab setelah usia itu, sewajarnya anak harus open oriented, lebih terbuka, bahwa dalam hidup nyata ini tidak semua kebaikan dan kepatuhan dihadiahi reward, dan mereka sudah bisa menerima hal yang agak pahit sebagai proses untuk menjadi anak yang lebih dewasa, open minded, serta tangguh. Kiranya jawaban ini menjadi solusi bagi banyak kontroversi dalam bidang pendidikan anak dalam rumah tangga kristiani. Tuhan Yesus memberkati.

 

Oleh Pastor Timothy Roy dan Shiny Kartiko.
Melayani sebagai Gembala Jemaat Gereja Kristus Penebus (GKP). Tinggal di Magelang, Jawa Tengah



Leave a Reply