Mujizat Kesembuhan yang Membawa Pertobatan dan Keselamatan
Yogyakarta, eBahana
“Waktu itu kalau Paman tidak datang dan memberitahu Papa Mama, mungkin ceritanya akan lain,” kata Mama sambil mencoba mengingat peristiwa tersebut. Ketika itu Paman datang berkunjung ke rumah dan mendapati hal yang tidak wajar pada diri saya. Wajah saya terlihat pucat dan agak demam. Dengan segera Paman menyuruh mama untuk membawa saya ke rumah sakit untuk diperiksa. Dan ternyata benar, setelah diperiksa, dokter mengatakan saya dalam keadaan kritis dan membutuhkan darah putih dengan segera. Papa yang mendampingi Mama terlihat bingung bagaimana cara mencari darah putih. Dalam kekalutan pikirannya, entah bagaimana, Papa teringat kenalannya, seorang pendeta yang selalu menasehati supaya Papa bertobat. Ya, pada saat itu Papa belum mengenal kebenaran, mabuk-mabukan, berjudi dan lain sebagainya. Demikian juga dengan anggota keluarga lainnya. Kami masih berdoa pada arwah para leluhur.
Tiba di tujuan, ternyata Pak Pendeta tidak ada di rumah, belum pulang dari pelayanan di luar kota. Langkah papa semakin gontai, namun tiba-tiba mobil yang membawa Pak Pendeta datang. Tanpa basa-basi lagi, Papa mengajak Pak Pendeta ke rumah sakit untuk mendoakan saya. Segera setelah sampai di kamar perawatan, Pak Pendeta berdoa untuk saya. Tak lama kemudian dokter datang dan kembali memeriksa kondisi saya yang terbaring lemah tak berdaya. “Lho, anak ini tadi diapakan? Dikasih apa? Bapak siapa ?” tanyanya sambil menghadap Pak Pendeta. “ Maaf Pak Dokter, anak ini tadi tidak diberi apa-apa kok. Saya pendeta, tadi saya hanya mendoakan anak ini saja” sahut Pak Pendeta. “Wah, terima kasih banyak Pak Pendeta untuk doanya. Anak ini sudah lewat masa kritisnya, tidak perlu lagi cari darah putih. Kami akan merawat lebih lanjut lagi.” jawab sang dokter dengan senyum lebar dan menjabat erat tangan Pak Pendeta. Papa dan Mama saling berpandangan dan menangis haru atas pertolongan Tuhan Yesus yang tepat pada waktunya.
Setelah mengantar Pak Pendeta keluar dari rumah sakit, Papa mampir di Pasar Blauran dekat rumah untuk membeli gambar diri Tuhan Yesus dan langsung memasang di dinding rumah. “Sejak saat itu Papamu bertobat. Berhenti mabuk-mabukan. Berhenti main judi. Sudah mulai mau ke gereja,” urai Mama. Sejak saat itu seluruh anggota keluarga mulai belajar mengenal Tuhan Yesus.
Saya selalu teringat kisah diatas, bagaimana Tuhan bekerja dengan caraNya yang ajaib, bukan hanya memberikan kesembuhan pada saya, tapi terlebih lagi memberikan keselamatan bagi keluarga kami. Sebuah anugerah yang luar biasa, tak ternilai harganya.
Dan kini, lebih dari 35 tahun berlalu, saya menyadari bahwa Tuhan mempunyai rencana indah dalam diri saya. Tuhan memanggil saya dan memakai hidup saya untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Sony
Tuhan yang sama, yang telah menyembuhkan saya,
juga dapat memberikan kesembuhan pada Anda.
Tuhan yang sama, yang telah menyelamatkan saya,
juga rindu supaya Anda diselamatkan.
Tuhan yang sama, yang memanggil dan memakai hidup saya,
juga rindu untuk memanggil dan memakai hidup Anda.