Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

“Dari telur retak sampai cicilan rumah, semua bukti kalau Tuhan memelihara…”




eBahana.com – Ketika Tak Ada Dasar Berharap…

Rumah Lunas
Krisis moneter melanda Indonesia. Tahun 1997, rumah kami hampir disita karena nggak sanggup nyicil.
Perusahaan tempat saya bekerja yang bergerak di bidang kontraktor bangkrut. Meskipun kala itu posisi saya sebagai kepala cabang, tetap sama saja saya keluar tanpa pesangon.

Kami sekeluarga cuma bisa berdoa. Mau apa lagi? Itu yang bisa kami lakukan. Mengharap pada Tuhan.
Nilainya sangat besar mencapai 70 juta. Mau cari di mana uang sebanyak itu? Situasi keuangan nasional carut marut. Harga-harga melambung tinggi karena nilai rupiah merosot terhadap dollar.

Suatu kali saya bertemu dengan seorang bapak yang, maaf, saya tidak bisa sebut namanya, karena ini permintaannya. Kami bertemu dua kali, dan perasaan saya, kami berdua seperti sudah lama kenal. Dalam pertemuan itu kami sharing tentang banyak hal. Saya sampaikan pergumulan hidup keluarga dan berharap dia ikut mendoakan.

Tak disangka, bapak yang sederhana itu menawarkan diri membantu melunasi rumah kami. Tentu saja, saya kaget. Tapi juga senang. Percaya bahwa ini adalah pertolongan Tuhan. Dengan rasa syukur kami sekeluarga menerima tawarannya.

Setelah sertifikat di tangan, kami berikan padanya karena kami menganggapnya utang. Namun bapak tersebut menolak dan menyatakan, “Ini milik Tuhan yang memang harus kami berikan padamu,” kata bapak tadi penuh ketulusan. Menurut bapak tersebut ia telah berdoa dan Tuhan menyuruhnya memberikan kepada kami. Padahal uang itu adalah simpanannya. Begitulah, disaat tidak ada dasar berharap, Tuhan menolong kami. Bukan hanya membayar cicilan tapi rumah lunas.

Telor Retak dan Mie Instan
Sebelum keajaiban rumah, dalam keadaan nganggur itu, Tuhan memelihara kami berbulan-bulan dari pemberian orang. Ada yang punya usaha sembako, dia memberi telur sentet (retak) yang nggak bisa dijual
dan mie instan yang seminggu lagi kadaluarsa. Nikmat sekali rasanya. Kami menerimanya dengan sukacita.

Kista dan 5 Juta
Lantas saya bekerja di pengelolaan gedung sebagai manager. Namun dorongan untuk melayani penuh waktu semakin kuat. Di tahun 2001 itu kami membutuhkan 5 Juta rupiah untuk biaya anak kami masuk ke SMA. Namun kami benarbenar tidak punya uang. Mau minta bantuan gereja nggak enak. Mau minta tolong
perusahaan, tetapi saya sudah mengundurkan diri. Dalam kondisi seperti itu istri sakit, kista. Kami doakan,
ditengking-tengking nggak sembuh sembuh. Akhirnya operasi. Banyak orang yang memberikan uang. Keluar dari rumah sakit secara ajaib kami pegang Rp. 5.000. 000. Pas dengan jumlah yang kami butuhkan. Uang itulah yang kami pakai untuk sekolah anak. Tuhan bisa pakai apa saja untuk menolong. Tuhan telah bekerja dalam segala sesuatu bagi kebaikan kami.

Kisah ini saya persembahkan pada Tuhan yang memelihara kami. Dan ucapan terima kasih pada orang-orang
yang telah menjadi tangan-Nya.

Oleh Pdt. Obadja Christian SS, Gembala Jemaat GBI Sungai Yordan Tangerang.



Leave a Reply